Di malam musim panas bulan Juni, terjadi keributan dan kepanikan di manor megah bagai istana, tepatnya Malfoy Manor. Semua orang terlihat sibuk mondar-mandir dan juga berbagai kalimat perintah mengudara. Disebuah kamar terdapat wanita yang berbaring kesakitan di ranjang yang di kelilingi oleh beberapa orang yang disebut healer. Itu adalah sang nyonya besar Malfoy yang akan melahirkan.
"Cepat bawakan ramuan penambah darah, penstabil energy, ramuan penenang, cepat bawakan semua itu" ujar wanita berambut merah sambil mempersiapkan berbagai alat-alat dan kebutuhan lainnya. Setelah itu kembali ia membuka suaranya dan memerintahkan beberapa orang sesama healer.
"Ambilkan air hangat, kain bersih, kalian fokuskan semua energy sihir, detak jantungnya tidak stabil, air ketuban sudah pecah"
"Arrghh Lucius sakit... sakit sekali..." ujar wanita yang berbaring itu, yang diketahui Narcissa Malfoy nee Black.
"Luv, sabar sayang kau pasti bisa bertahan, kau kuat" ujar pria yang dipanggil Lucius tadi yang mana adalah suami dari Narcissa. Pria itu menggemgam tangan Narcissa erat sambil sesekali menciumi punggung tangannya seolah memberi kekuatan.
"Lucius sakit sekali hiks..hiks.."
"Lucius kau terlihat pucat, lebih baik kau keluar son, biarkan para healer ambil alih" Abraxas yang melihat menantu dan anaknya tidak dalam kondisi baik segera memerintahkan Lucius untuk istirahat dulu, karena sudah seharian ia dikamar bersalin.
"Tapi bagaimana dengan istriku?! Aku tidak bisa meninggalkannya yang sedang mempertaruhkan nyawa Father" Protes Lucius setengah putus asa, ia tidak tega melihat istrinya tengah menahan sakit demi melahirkan penerusnya.
"Kalau kau ingin berguna, cepat buat ramuan, minggir, Cissy perlu ruang" kembali wanita rambut merah itu membentak dalam perintahnya. Wanita yang diketahui Lily Potter itu adalah healer yang membantu Narcissa bersalin meski ia sendiri tengah hamil besar, namun demi menolong sahabat dan juga jiwa healer nya yang tinggi ia menyempatkan diri untuk mengurus persalinannya, karena khawatir ada penyusup yang masuk kekediaman Malfoy yang menyamar sebagai healer, karena bukan rahasia umum lagi bahwa Malfoy memiliki banyak musuh terutama dari pihak light.
"Lucius lebih baik kau turuti apa katanya, cepatlah. Disini kau tidak bisa membantu banyak" ujar James Potter yang ikut Lily kekediaman Malfoy.
Lucius pun menurut dan keluar, diikuti Abraxas, dan James. Sementara di dalam yang mengurus persalinan adalah Lily, Severus, dan beberapa healer kepercayaan Lily. Sudah beberapa jam menunggu namun tidak kunjung juga terdengar tangisan bayi atau apapun itu, membuat kalut sang kepala keluarga, namun tepat tengah malam ditanggal lima bulan Juni terdengar suara tangis bayi, namun mereka tetap harus menunggu diluar karena belum diizinkan masuk.
Tiba-tiba Severus keluar dengan panik dan menyuruh Lucius kedalam, begitupun yang lain.
"Severus ada apa? Apa terjadi sesuatu dengan istri dan anakku?"
"Lucius kau bantu Lily mengatasi pendarahannya, Lord Abraxas dan Potter bantu aku membuat ramuan"
Tanpa Severus mengulang kembali perintahnya, semua bergegas. Lucius segera membantu Lily yang sudah kepayahan namun tetap keras kepala mengalirkan energy melalui tongkat sihirnya pada perut Narcissa, agar mengetahui kondisi janin dan menstabilkannya.
"Lily istirahatlah, kau juga perhatikan bayi dikandunganmu" ujar Lucius, Lily yang memang sudah sangat lelah menyerah akan kekeraskepalaannya. Lalu pintu terbuka dan seorang healer datang membantu Lucius mengatasi pendarahannya, saat pendarahannya hampir berhasil dihentikan healer tersebut berteriak panik.
"Masih ada bayi diperut Nyonya Malfoy, semua tolong persiapkan alat dan ramuan" teriak healer wanita tersebut. Lily tidak bisa membantu banyak karena ia terlalu lelah dan sedang hamil besar. Beruntung Severus, Abraxas dan James datang tepat pada waktunya. Lalu Tom pun ternyata ikut datang setelah dihubungi oleh Abraxas melalui Dobby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phoenix Malfoy [Slow Update]
Fiksi PenggemarSeingatnya dia sudahlah mati, terkena kutukan kematian yang dilontarkan Voldemort saat berduel dengannya dihutan kematian. Ia pun bertemu kepala sekolahnya dan menaiki kereta untuk menuju orang-orang yang disayangi yang telah direnggut sang kematian...