Pagi menjelang dan saatnya para manusia bangun untuk beraktivitas meski di hari libur bukan berarti malas-malasan, sama seperti saat ini disalah satu kamar anak laki-laki tepatnya milik Draco Malfoy. Seorang gadis muda bernama Phoenix terbangun dari tidurnya, dan menguap serta merenggangkan otot-ototnya yang kaku sebentar. Netra steel blue, serupa dengan kembarannya itu melirik kakaknya yang masih tertidur dengan damai, namun sepertinya kedamaian itu harus terusik oleh panggilan Phoenix.
"Draco bangun... hei Dray.... Hoii bangun"
"Apasih Nix? Masih pagi tau, sudah tidur lagi" ujar Draco sambil memeluk pinggang Nix dan menyuruhnya untuk kembali tidur.
"Ish bangun sleepyhead atau mau ku siram kau pakai aguamenti?!" ujar Nix dengan tidak sabaran sambil mengguncang-guncang tubuh kakaknya dengan brutal.
"Iya... iya aku bangun nih"
Draco pun bangun dan menguap malas, kelopak matanya terasa lengket karena mengantuk hingga enggan terbuka, namun ketika ia melihat Nix disampingnya dengan wajah kesal yang imut, rambut berantakan dan piyama yang sedikit melorot dibahu nya hingga menampilkan tulang selangka dan bahu mulus seputih susu itu. Seketika kantuknya hilang.
Gulp
Blush
Draco menelan ludah susah payah dan wajah arogannya memerah, membuat Nix kebingungan sedangkan Draco membuang muka, dan menyuruh adiknya membersihkan dirinya duluan. Nix hanya mengangkat bahunya dengan cuek dan segera berlalu darisana, tidak peduli dengan tingkah aneh kakaknya.
'Shit apa yang aku pikirkan? Sadarlah Draco dia adikmu, adik kandungmu masa kau suka sih dengan adikmu yang manis dan lucu itu aarggh sial. Lagipula kami masih dua belas tahun' Draco bermonolog didalam hatinya, lama ia berkutat dengan pikiran dikepalanya sampai tidak sadar kalau Nix sudah selesai mandi dan berpakaian rapi.
"Oi pirang apa yang kau pikirkan? Cepat mandi sana" Suara Nix membuyarkan lamunannya.
"Hei adik tidak sopan, Father dan Grandpa juga pirang, kalau kau sebut begitu lagi didepan keluarga atau orang lain bisa-bisa semua yang berambut pirang menengok" ujar Draco disertai dengusannya, heran dia memiliki adik yang kadang kurang ajarnya sebelas dua belas dengan Potter yang dideklarasikan sebagai saingannya. Bahkan adiknya terkadang terlalu jantan, meski sudah diajari sebagai Lady yang baik dan benar oleh Mother, Grandma Walburga, dan Grandma Druella. Ketahuilah wahai tuan muda, bahwa adikmu itu mantan jelmaan anak laki-laki dikehidupan pertamanya.
Time Skip
Kini kembar Malfoy itu sudah rapih dan bersiap-siap ke aula besar untuk sarapan, ini hari Sabtu banyak yang diantara mereka keluar untuk pergi ke Hogsmeade bagi kakak tingkat mereka. Sedangkan bagi anak tahun ke satu dan dua hanya berada disekitar Hogwarts.
Phoenix Pov
Sepertinya aku melupakan sesuatu, tapi apa yah? Duh kenapa sifat pelupaku tidak hilang juga sih. Uh apa yah sepertinya ada yang kulupakan dan merasa kurang. Saat aku masih sibuk berkutat dengan apa yang aku lupakan. Dan tring seketika bohlam imajinasi menyala terang disamping kepalaku ketika melihat Noir yang anteng tertidur disaku jubah Draco. Aku baru ingat ternyata Izanami, familier-ku itu belum pulang dari kemarin.
"Dray pinjam Noir yah"
"Untuk apa?"
"Mencari Izanami"
"Hah memangnya dia pergi kemana?"
"Entah mungkin kesasar, makanya aku pinjam Noir dulu untuk mencari Izanami"
"Ha~ tidak familier tidak pemilik sama-sama ceroboh kalian" ujar Draco sambil menarik pipi chubby Nix.
"Awwuh swakwit, Dwaacoo" dengan brutal Nix menampar tangan kakaknya itu, bahkan kakinya menendang tulang kering Draco.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phoenix Malfoy [Slow Update]
FanfictionSeingatnya dia sudahlah mati, terkena kutukan kematian yang dilontarkan Voldemort saat berduel dengannya dihutan kematian. Ia pun bertemu kepala sekolahnya dan menaiki kereta untuk menuju orang-orang yang disayangi yang telah direnggut sang kematian...