"Hmm aku hanya mengikuti firasatku, lagipula besok sepertinya ada kejutan lagi untuk kalian semua para ular" Nix memasang seringainya dengan sorot mata jahil.
***Phoenix Malfoy***
Keesokan harinya sesuai dengan apa yang dijanjikan Nix. Dia berhasil masuk tim quidditch bersama Draco hasil bantuan Severus dan rayuan maut dari Nix. Dan tentu saja melalui tes dahulu sebelum liburan akan dimulai. Membuat asrama Slytherin heboh dengan masuknya posisi seeker yang di pegang Nix dan posisi chaser yang dipegang Draco yang terbilang termuda di tim menyamai asrama Gryffindor, namun berita ini hanya untuk kalangan asrama ular tersebut. Bahkan sepupu mereka merayakan hal ini di Manor Lestrange dan para orang tua ikut merayakannya. Mereka menjagokan sikembar Malfoy untuk mengalahkan Gryffindor dipertandingan perdana ditahun kedua.
****
"Ehm Dad... aku...aku boleh minta sesuatu padamu Dad?" Ujar Nix ragu-ragu dan terlihat gugup, karena seumur hidupnya menjadi Harry dan berakhir menjadi Phoenix sekarang ini, ia belum pernah meminta sesuatu yang menurutnya ini sangat mahal dan besar, meski bagi para Malfoy itu hal kecil dan tidak berkeberatan, bahkan kalau Nix minta resort pribadi pun pada hari itu juga akan di belikan."Kau ingin meminta apa my dear? Selama aku bisa memenuhinya akan aku belikan" ujar Lucius lembut, ia memangku anak gadisnya itu meski sudah beranjak remaja, tubuh Nix masihlah seperti anak berusia 9 tahun. Sesekali Lucius mengelus rambut halus dan panjang milik Nix.
"Eh.. itu..ehm...aku minta kau belikan aku dan Draco sapu baru, dan..dan.." Nix ragu melanjutkannya, ia menjatuhkan tatapan memelasnya pada Draco. Sedangkan Lucius masih sabar menunggu.
"Dan juga untuk tim asrama kami Dad. Untuk pertandingan perdana nanti" ujar Draco dengan datar, lalu tangannya mengambil Nix dari pangkuan sang ayah. Dan mendudukan Nix pada pangkuannya.
"Hanya itu saja dear? Baiklah Dad akan belikan" ujar Lucius tenang. Namun karena saat ini mereka tengah berkumpul bersama keluarga besar Regulus buka suara.
"Oh Nix jangan khawatir, pamanmu ini akan belikan apapun itu untuk menunjang kemenangan Slytherin"
"Reg biar aku saja yang belikan. Kalian tenang saja biarkan uang kalian tidur saja. Nah Nix sayang ayo kita pergi sekarang membeli sapu yang kau inginkan" Bellatrix menyela perkataan sepupu dan iparnya itu.
Dan terjadilah adu mulut ala bocah yang dilakoni Lucius, Regulus, dan Bellatrix dengan tema siapa yang akan membelikan sapu untuk Nix dan tim Slytherin. Draco menatap datar, sedangkan sisa dari anak mereka hanya menatap jengah kelakuan orang tua mereka. Nix jadi merasa tidak enak ia pun membuka suaranya untuk menengahi pertengkaran yang konyol itu.
Terkutuklah kau Flint membuatku susah, batin Nix jengkel, karena kapten mereka itu seenaknya meminta untuk menyokong sapu bagi tim Slytherin. Mengingat kembar Malfoy ketahuan menyeledupkan firebolt ke Hogwarts. Akibat mulut ember Theo yang saat itu melihat Nix dan Draco tengah meneteng firebolt sehabis terbang di bagian timur Hogwarts yang jarang dikunjungi.
"Ehm Paman Regulus, Bibi Bellatrix. Biar ayah saja yang membelinya. Dan kalau kalian ingin membantu slytherin cukup datang ke pertandingan kami saja" ujar Nix menggunakan tatapan puppy nya. Membuat mereka luluh.
Omong-omong kumpul keluarga, Black satunya lagi tidak hadir, yang diketahui bernama Sirius Black. Ia dan keluarganya tengah pergi berlibur ke Perancis dahulu dikarenakan Walburga Black memanggil nya untuk mengurus suatu hal. Sehingga Alfa terjebak bosan, dan untuk menghilangkan bosannya ia pergi ke dunia muggle yang berakhir kekacauan dan diseret oleh ibunya Amelia, untuk pulang dan Sirius hanya tertawa melihat kelakuan putra tunggalnya itu. Yang dimana ia hampir saja menghabiskan uang muggle nya untuk berbelanja pakaian untuk Nix dan menggoda gadis-gadis disana sebagai model dadakan untuk baju yang dipilihnya untuk Nix.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phoenix Malfoy [Slow Update]
FanficSeingatnya dia sudahlah mati, terkena kutukan kematian yang dilontarkan Voldemort saat berduel dengannya dihutan kematian. Ia pun bertemu kepala sekolahnya dan menaiki kereta untuk menuju orang-orang yang disayangi yang telah direnggut sang kematian...