Chapter 3

79 11 1
                                    

selamat membaca.

Ceritanya kepanjangan😔😅

✍✍✍✍

Dunia ini mirip dengan eropa abad pertengahan,tetapi lebih berbahaya karena adanya monster,iblis dan reruntuhan. Juga orang-orang disini membawa segala jenis senjata tajam dengan bebas.

Setelah masalah di meja makan terselesaikan,Lea meminta kepada ayahnya agar di ijinkan belajar pedang guna melindungi dirinya dari hal-hal berbahaya yang mungkin akan terjadi selama ia hidup di dunia ini.

Rutinitas kegiatan lea pun di mulai.
Setiap hari ia di ajari berpedang oleh ayahnya sang Marquis sendiri.

Sebelum memegang pedang lea di ajari untuk menguatkan tubuhnya terlebih dahulu dengan latihan berlari keliling lapangan.
"Tinggal dua putaran lagi. "
Keringat mengalir deras dari tubuhnya
Lea mengeraskan tekadnya dengan napas yang tersengal ia akhirnya melewati putaran dan jatuh terduduk kelelahan.

" Diakah putri Marquis yang dirumorkan itu?"ucap salah satu kesatria yang menyaksikan pelatihan lea.

"Betul,dia adalah putri dari wanita itu. "

PLAKK...

" Dasar tidak sopan."kesatria yang berdiri di samping nya seketika memukul kepala kesatria itu " Dia adalah putri pahlawan yang pernah menyelamatkan Kekaisaran tidak...mungkin saja seluruh dunia."

"Aduh, iya,iya hentikan pukulan mu itu."ucap kesatria itu mengangkat tangannya untuk melindungi kepalanya dari pukulan temannya itu.

Setelah Lea beristirahat sejenak ia kemudian bangkit sambil mengelap keringatnya.

" Bagaimana? Apa kau baik-baik saja? ingin istirahat sebentar? Tanya sang Marquis khawatir.

Lea menggeleng "Tidak ayah,lanjutkan saja pelatihannya."

Melihat keyakinan putrinya Marquis pun melanjutkan pelatihan Lea.
Sang Marquis mengajarkan sikap-sikap tubuh yang menjadi dasar berpedang dan cara memegang pedang dengan benar serta gerakan-gerakan bertahan dan menyerang ketika menggunakan pedang.

"Hosh... Hosh... Hosh...
keringat berjatuhan dari dahi Lea ke tanah. Setelah dua jam pelatihan Lea melepaskan pedang kayunya dan jatuh terduduk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.

" Baik...latihan hari ini cukup sampai disini."kata Marquis kemudian ikut duduk di samping Lea.

"Kerja bagus Lea! Kau anak yang berbakat! Sudah sejak dulu ayah ingin sekali mengajari mu saat kau bilang ingin menjadi master pedang seperti ayah. Sekarang ayah sangat senang impian itu bisa tercapai."
Marquis tersenyum kepada Lea.

"Dan juga maaf...ayah baru sekarang berani meminta maaf karena tidak bisa melindungimu saat itu dan membuat hidupmu menderita."

Menatap di kejauhan Marquis berkata.
" Aku seharusnya menjelaskan saat itu bahwa ibumu bukan wanita jahat seperti yang di katakan orang-orang itu."

Lea merasa aneh ia menekankan dadanya ia seakan merasakan perasaan sedih dan senang di suatu tempat "apakah ini perasaan pemilik asli?"

Angin berhembus meniup rambut pendek Lea ia menggelengkan kepalanya " Aku tidak menyalahkan ayah. Aku juga yakin bahwa ibu merupakan orang yang baik,aku hanya merasa sedih dan marah saat orang-orang berbicara hal buruk tentang ibu, padahal bibi Meri mengatakan bahwa ibu adalah pahlawan yang telah menyelamatkan Kekaisaran."

"Bukankah itu sudah membuktikan kalau ibu bukan orang yang jahat?" Ucap Lea tersenyum. "Bagaimana kalau ayah menceritakan alasan orang-orang itu memanggil ibu wanita jahat?"

The Story Of The Missing Hero (Hero Of The Thirteen Ancient Ruins) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang