Chapter 8

32 7 1
                                    

Selamat membaca.
🎯🎯🎯🎯


"Selamat siang wakil Komandan. "

"Selamat siang wakil komandan."

Berjalan menyusuri koridor, para kesatria sihir yang berpapasan khususnya kesatria sihir Divisi Merah memberikan salam kepadanya dan Sibad yang melihat itu hanya mengangguk sebagai balasan.

Divisi kesatria sihir sebenarnya terbagi menjadi empat bagian lagi yaitu kesatria sihir Divisi Emas, Perak, Ungu,dan, Merah yang memiliki masing-masing komandan. Dan Sibad adalah wakil Komandan dari Divisi Merah.

Menaiki beberapa anak tangga sibad akhirnya ampai pada sebuah pintu berdesain mewah.

Tok...

Tok...

Tok...

"Tuan...,apa anda berada di dalam? Sibad beberapa kali mengetuk pintu tetapi ia tak kunjung mendapatkan balasan dan pintu itu juga tidak kunjung terbuka. Melihat itu Sibad seketika memiliki perasaan yang buruk. Ia pun langsung membuka pintu itu dan benar saja ia mendapati ruangan itu kosong dengan buku-buku yang berserakan.

" Sudah kuduga! Dia pasti tidak berada disini. Aduh komandan, sebenarnya anda pergi kemana lagi? Sekarang rapat akan segera dimulai. Jangan katakan dia ingin melarikan diri lagi dan malah membuat ku mengikuti rapat itu lagi? Ahhh...,sudah cukup, aku akan mencarinya dan menyeretnya ke tempat rapat itu."

Kemudian Sibad mencarinya kesana-kemari tetapi ia tak kunjung menemukannya, berdiri melihat sekitarnya matanya kemudian tertuju pada arena bertarung tempat yang belum di carinya.
"Benar juga, tuan pasti ada di sini."

Sibad kemudian masuk ke arena dan melihat orang yang di carinya itu sedang duduk dengan santai ikut bersorak bersama para penonton di tribun hal itu membuat sibad seketika frustasi.

"KO...MAN...DAN...,apa yang anda lakukan di sini?
Tanya sibad dengan ekspresi senyum paksa dengan penekanan pada kata Komandan.

" Oh sibad, duduk lah disni! Ayo kita tonton duel para calon kesatria sihir ini! Aku sedang mencari target berbakat yang akan kumasukkan ke Divisi Merah kita." katanya sambil menepuk-nepuk kursi di sampingnya.

"Hhh, komandan...,apa anda tidak bosan menonton duel yang sama setiap tahun?"

"Oh, tentu saja tidak...,Lihatlah pertandingan ini! Ini benar-benar sangat menarik, lebih menarik daripada duel calon kesatria sihir tahun lalu."

"Apanya yang menarik Komandan? Anda selalu mengatakan hal yang sama setiap kali menonton duel." ucap Sibad jengah.

"Tidak,tidak sibad. Kali ini benar-benar menarik! Coba lihat gadis berambut perak itu, aku penasaran hal manarik apa yang di sembunyikannya."

Sibad kemudian melihat ke arah gadis yang dikatakan Komandan itu dan mendapati kalau gadis itu tidak pandai bertarung bahkan gerakannya sangat canggung.
"Bukankah dia hanya gadis canggung yang tidak bisa bertarung? Apa lagi yang ingin dilakukannya?"khawatir Sibad soalnya tuannya memiliki rasa penasaran yang sangat tinggi hingga ia sering kali mengusik orang yang dianggapnya menarik.

Sibad menarik napas dalam-dalam karena kesal.
"Komandan...,apakah ada tidak melupakan sesuatu?"

" Apa?" tanya pria itu tanpa mengalihkan perhatiannya dari arena.

"Rapat para Divisi kesatria sihir Komandan, rapat itu sekarang akan segera dimulai anda harus pergi untuk menghadiri rapat itu."

"Oh, rapat itu ya? kalau itu kau saja yang pergi." ucapnya santai.

"Wah...,hebat sekali! lihat gadis itu! Dia bibit yang berbakat aku ingin memasukkannya ke divisi merah kita. Yah walaupun aku sepertinya harus mengajarkan cara mengaktifkan sihirnya secara sadar." kata pria berambut merah itu kagum saat melihat pedang yang penuh sihir angin itu patah karena tebasan yang sangat kuat.

The Story Of The Missing Hero (Hero Of The Thirteen Ancient Ruins) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang