Chapter 28

12 0 0
                                    

Marquis dan keluarganya tinggal di ibu kota selama empat hari dan selama itu juga Lea sering berkunjung jika sedang bebas untuk menemani Martha minum teh dan mengajak Mathew dan kedua adik kembarnya berjalan-jalan mengunjungi tempat-tempat yang pernah ia kunjungi bersama teman-temannya sebelumnya.

Lea mengajak mereka menaiki perahu wisata. Juli dan Jelo sangat senang, mata mereka berbinar melihat kapal indah dan pemandangan di atas sungai.

"Syukurlah, kau baik-baik saja! Saat mendengar kau bertarung dengan seorang yang sihirnya tidak terkendali itu membuat ku khawatir." ucap Mathew.

" Kakak tenang saja! Aku sekarang sudah sangat kuat! Sekarang aku bahkan bisa langsung mengalahkan musuh dengan sekali tebasan pedang."ucap Lea enteng.

"Bagus!" ucap Mathew tersenyum sambil menepuk kepala Lea.

"Beginikah rasanya punya kakak? Sangat menyenangkan!"

"Tapi jangan pernah meremehkan musuh mu!" lanjut Mathew menasehati.

"Baik, akan ku ingat itu."

"Oh iya, bagaimana keadaan di Rundel? Bagaimana kabar para pelayan dan kesatria? "

"Rundel masih sama seperti biasanya. Mereka juga baik-baik saja hanya saja mereka merindukan mu, apalagi Anie, dia mengatakan untuk menyuruhmu sesekali pulang mengunjungi mereka."

" Ah, Aku jadi merindukan mereka."

"Tapi, kenapa kalian terburu-buru sekali pulang? "

"Ah, itu karena, hanya saja akhir-akhir ini monster sering keluar jadi ayah tidak bisa meninggalkan Rundel terlalu lama."

"Apakah itu berbahaya? Bagaimana dengan orang-orang Rundel? "

" Ya, situasinya masih baik-baik saja. Lagi pula, jika terjadi serangan, menara lonceng akan berbunyi dan kami akan segera membasmi monster-monster itu." ucap Mathew menenangkan Lea yang khawatir.

"Huhh...,baiklah." ucap Lea tetapi ia memiliki perasaan yang entah kenapa tidak enak.
"Apakah sihir pemanggilan iblis itu sudah aktif?"

Empat hari kemudian Marquis pun pulang kembali ke wilayah Rundel.

Di cafetaria Lea sedang makan siang bersama kesatria Divisi Merah.
Sambil membicarakan gosip-gosip yang tersebar di Kekaisaran.

"Apa kalian sudah dengar?...,Katanya putri Duke Cello akan menikah dengan Duke Koby Nego. Duke wilayah Tusha. Dan kalian tahu apa yang paling romantis?...,katanya mereka jatuh cinta pada pandangan pertama saat bertemu di pesta perayaan pembentukan Kekaisaran."

"Kaykk...,sangat romantis." ucap Monia memerah gemas membayangkan adegan yang hanya bisa di bacanya di dalam novel kini terjadi di dunia nyata.

Aku bisa mengerti kegembiraan Monia karena aku juga pembaca novel.

Beatrice kemudian berkata.
"Aku bahkan melihat interaksi mereka secara nyata saat di pesta. Saat itu mereka berdansa dengan sangat indah. Pria tampan dan wanita cantik sangatlah cocok benarkan Lea? " ucap Beatrice bangga.

"Ya."

" Apakah itu seperti dansa Lea dan komandan?"tanya Monia bersemangat menatap Lea.

"Hei Monia. berhenti menatap ku dengan tatapan bersemangat mu itu! " tegur Lea.

Beatrice mengangguk.
"Ya, benar sekali Monia. Lea dan komandan sama-sama cantik dan tampan." ucap Beatrice bangga setuju dengan komentar Monia.

"Hah, Kenapa lagi dengan gadis ini? mengapa dia terlihat begitu bangga dengan hal itu." heran Lea pada perilaku aneh Beatrice.

The Story Of The Missing Hero (Hero Of The Thirteen Ancient Ruins) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang