Bagian 14

19 6 1
                                    

Selamat membaca.

🍁🍁🍁🍁

SWOSHHH...

SWOSHHH...

SWOSHHH...

Hanya suara angin yang mengisi kesunyian yang terjadi akibat perkataan sosok itu.

"HAHH...,COBA KAU KATAKAN  SEKALI LAGI!

" Menghancurkan Kekaisaran! "

"HAH...,APA KAU SEDANG BERCANDA?" kaget Lea.

" Apa aku terlihat seperti orang yang sedang bercanda?"

"Yah...,itu,..sepertinya tidak?"ragu Lea
" Huh, aku sebenarnya juga tidak tau apa kau sedang bercanda atau tidak, karena aku tidak bisa melihat ekspresi mu. "

Menghela napasnya, Lea kemudian berkata.
"Sepertinya aku tidak bisa bekerjasama dengan mu!"
" Jangan melakukan hal yang merepotkan! Aku tidak ingin terseret ke dalam masalah yang rumit, apalagi hal ini berurusan dengan Kekaisaran yang jelas-jelas pusat dari cerita dan para tokoh novel. Aku tidak mau melakukan itu, aku hanya ingin pulang jangan mengajakku."batin Lea menolak dengan keras.

"Hm...,Begitukah? Sayang sekali! Berarti kau tidak akan pernah tau siapa dalang yang akan melakukan pemanggilan itu."

"Aku memang ingin pulang, tetapi aku juga tidak ingin keluarga yang pernah kutinggali selama empat tahun di dunia ini musnah. " dilema Lea.

Melihat Lea yang masih berkutat dengan pikirannya, sosok itu memutuskan untuk pergi.
"Sepertinya kau sulit memutuskannya sekarang, aku akan memberikanmu waktu untuk berpikir."

KRIIETSSS...

DUAR...

Terkejut atas penyerangan yang diterimanya, sosok itu menghindar kemudian melirik kesamping pada kilatan petir yang hampir mengenainya.

Lingkaran sihir kemudian menghilang dari tangan Lea, mengerjapkan matanya ia menatap bingung.
" Eh, kenapa aku malah menyerangnya? Aduh, apakah kebiasaan buruk ku sekarang akhirnya terealisasikan?" ucap Lea. Ketika menjadi Mira, ia adalah pekerja kantor dengan image rajin dan suka membantu. Karena terlalu baik, ia menjadi orang yang sering di suruh untuk mengerjakan pekerjaan orang lain atau atasan yang malas, karena reputasi rajinnya itu, ia pun dengan terpaksa menerimanya walaupun itu terkadang  sangat membuatnya stress, sehingga ia biasanya sering menyumpahi mereka dalam hati dan sering menghayal memukul mereka dan memaki mereka hingga menangis.

"Eh, bagaimana ini? batin Lea gugup.

Sosok itu dengan sigap kemudian mengeluarkan dua belatinya dan kemudian berbalik menyerang Lea.

Lea yang tersadar segera memblokir serang itu, tetapi sosok itu menyerangnya lagi. Pertarungan pun terjadi, Lea yang tidak membawa pedangnya cukup kesulitan dan hanya bisa memblokir belati itu dengan pelindung sihir yang di bentuknya.

"Dia sangat lincah dan gesit! Hampir seperti gerakan seorang pembunuh." ucap Lea setelah melihat gaya bertarung sosok itu.

Lea menjauh dan kemudian menembakkan sihir petir yang lagi-lagi berhasil di hindari oleh sosok itu. Sosok itu dengan kecepatan dan kelincahannya tiba-tiba muncul di depan Lea dan berhasil melukai legannya.

SRINGGG....

SRAKKK....

"Kekuatannya sangat berbeda denganku, jelas sekali bahwa dia sudah terlatih dan banyak bertarung dengan orang lain. Tidak seperti ku, yang hanya pernah bertarung membunuh monster."

Lea memegang lengannya yang berdarah menatap waspada pada sosok itu.

Tanpa membiarkan Lea beristirahat. Sosok itu kembali menyerangnya, tetapi kali ini ia sudah siap. Tanpa sadar rune kemudian muncul pada tangannya, ia kemudian meninju sosok itu. Sosok itu dengan refleks menyilangkan kedua tangan di depannya menerima serangan Lea. Petir kemudian meledak membuatnya mundur. Hal itu membuat Lea menyangka bahwa ia telah melukai sosok itu cukup parah, tetapi sosok itu masih sempat membentuk pelindung sihir berbentuk kepingan salju yang seketika hancur setelah terkena sihirnya, bahkan topeng yang dikenakannya sedikit retak.

The Story Of The Missing Hero (Hero Of The Thirteen Ancient Ruins) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang