Chapter 4

69 6 4
                                    

Selamat membaca.

🐣🐣🐣

Sebulan telah berlalu,Lea sudah mulai terbiasa dengan kehidupannya di dunia novel. Latihan pedangnya juga berjalan dengan lancar.

TAK...

TAK...

WUSH...

WUSH....

Lea mengayunkan pedang kayunya ke sasaran latihan berulang kali menerapkan latihan yang telah di ajarkan Marquis.

"Wah...hebat,nona sudah semakin mahir!"
Kata salah satu kesatria.

"Spertinya nona sangat cocok menjadi kesatria."

"Benar,nona seorang jenius! Padahal baru sebulan tapi dia sudah mahir berpedang." Kata kesatria berambut coklat sambil mengangguk.

Di lapangan seorang gadis berusia empat belas tahun mengayunkan pedangnya dengan gerakan gesit dan fokus.
Teriknya sinar matahari tidak menggoyahkan semangatnya walaupun seluruh tubuhnya bermandikan keringat.

TAK...

TAK...

WUSH...

WUSH...

TAK...

TAK...

Tatapan tajamnya mengarah ke sasaran latihan seperti menatap mangsa. Memegang pedang kayunya,ia mengayunkan pedangnya dengan sekuat tenaga dan hal yang tidak terduga pun terjadi,pada ayunan pedangnya itu muncul percikan berwarna biru seperti listrik yang kemudian menghancurkan sasaran latihan itu.

BOOOMMM......

Suara ledakan yang keras membuat para penghuni kediaman Marquis terkejut. Para kesatria yang sibuk berlatih seketika berpaling ke arah suara ledakan dan hanya melihat kumpulan asap dan debu yang berterbangan.

Bahkan Marquis, Mathew dan Edward berlari keluar mencari sumber ledakan itu.

"Apa yang terjadi? Mungkinkah sebuah serangan."panik seorang kesatria.

Setelah asap dan debu mulai menghilang para kesatria terbengong melihat seorang gadis ternoda asap dan debu berdiri kebingungan menatap sekitarnya.

Lea berdiri ternganga masih bingung dengan apa yang baru saja terjadi.

"Apa kau baik-baik saja?"
Suara Mathew menyadarkan pikiran linglung Lea.

" Ya? Eh... Iya,aku baik-baik saja."

"Woy...apa yang baru saja terjadi,kenapa lapangan ini meledak?"tanya Edward menatap sasaran latihan dan tembok yang hancur sambil mengibas-ngibaskan tangannya mengusir debu.

Lea menggaruk tengkuknya kebingungan
" Itu...,aku juga tidak tau apa yang terjadi. Tiba-tiba saja sasaran latihannya meledak."

Mathew melihat Lea bolak-balik dan bertanya.
"Sebelum ledakan terjadi apa ada yang aneh?

" Yang aneh....lea mengingat sejenak. Hm...sepertinya ada, tiba-tiba muncul cahaya berwarna biru pada pedang ku. "

"Mungkinkah itu sihir?"pikir Mathew.

" Sihir?"gumam lea.
"Ya itu pasti jawabannya karena Lea merupakan putri dari selina."

"Itu pasti sihir yang dikatakan si kembar,mereka kan pernah melihat mu melakukan sihir."ucap Edward yang berdiri mengamati tanah yang berlubang.

"Itu memang benar sihir,sihir yang sama persis seperti milik ibumu."
Suara sang Marquis membuat ketiganya berpaling dan melihat pria berambut coklat dengan badan tinggi dan tegap berjalan kearah mereka.
"Petir biru, sebutan pahlawan petir biru merupakan nama panggilan ibumu dan tentu saja itu sebelum insiden itu terjadi."

The Story Of The Missing Hero (Hero Of The Thirteen Ancient Ruins) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang