Di meja Cafetaria kecanggungan terjadi akibat kecurigaan adanya penghianat diantara anggota Divisi Merah. Lea dan teman-temannya makan dalam diam.
Wajah Ruka berkerut menatap bolak-balik pada teman-temannya itu."BRAKK... Ah Sial, aku sudah tidak tahan lagi dengan situasi ini."ucap Ruka kesal menepuk meja. " Aku masih tidak mau percaya kalau ada penghianat diantara kita."
"Hahhh...aku juga inginnya begitu. Tapi, bagaimana kau menjelaskan rencana yang bocor itu kalau tidak ada penghianat?" tanya Philippe menghela nafas.
Perkataan Philippe sekali lagi membuat mereka terdiam.
Dan makan siang hari itu akhirnya berakhir dengan suasana yang tidak nyaman.Kenzo membalik lembar demi lembar kertas yang dipegangnya dan tangan lainnya sesekali memperbaiki letak kacamatanya dan mengangguk seakan akhirnya ia mengerti sesuatu.
"Kenzo apa yang kau lakukan?"
" Ah, aku membawa lembaran reward misi untuk di tandatangani Lea. Aku mencarinya tadi tapi aku tidak menemukannya. Akan ku letakkan di mejanya kalau kau bertemu dengannya tolong katakan ya?"
Lea berjalan menaiki tangga menuju perpustakaan untuk menenangkan diri di tempat yang nyaman itu. Ia duduk di jendela memandang aktivitas kota di sore hari.
"Hahh... Helaan nafas Lea yang terasa berat.
" Ah, Kepala ku sakit memikirkan semuanya. Apalagi keberadaan Shila, Aku harus menyelamatkan nya untuk mencegah kematian nya sesuai suruhan penyihir Agung itu."Sinar matahari sore merambat memasuki perpustakaan menyoroti sosok Lea yang duduk termenung.
"Hm... Alis Lea berkerut. " Aku sepertinya melupakan sesuatu. Lea mencoba mengingat apa yang telah terlupakan olehnya. "AHHH... BUKU CATATAN PENYIHIR AGUNG ITU!" teriak Lea. "Aku meninggalkannya di meja. Aku harus cepat mengambilnya! Buku itu tidak bisa jatuh ke tangan musuh." Lea yang panik seketika bergegas kembali ke kantor Kesatria Divisi Merah.Hosh... Hosh... Hosh...
"Untung saja masih ada." ucap Lea lega sambil mengelap keringat di dahinya melihat buku itu masih ada di mejanya.
"Ah, itu dia. Aku baru saja mau mencari mu."
Lea berbalik mendengar suara itu.
" Ya, kenapa kau mencari ku?"Sebenarnya bukan aku, tapi si Kenzo. Beatrice mengambil lembaran kertas di meja dan menyerahkannya pada Lea.
" Ini, kau harus menandatangani ini untuk mendapat reward misi."Lea mengangguk mengerti mengambil lembaran kertas itu dan menandatanganinya.
"Oke akan ku antar ke bagian administrasi.""Ah, itu tidak perlu Lea. Aku yang akan mengantarnya, semuanya sudah terkumpul." ucap Kenzo yang tiba-tiba datang memperlihatkan lembaran-lembaran kertas di tangannya.
"Baiklah, kalau begitu Terima kasih."ucap Lea menyerahkan kertas itu kepada Kenzo. Kenzo mengambilnya dan segera pergi, matanya sekali lagi melirik buku kecil yang di pegang Lea membuat Beatrice mengernyit curiga.
" Ada apa dengan pria pendiam itu? Ucap Beatrice menatap kepergian Kenzo.
"Apa? " bingung Lea menatap Beatrice.
"Aneh saja, dia hari ini sedikit membuat ku penasaran."
" Aneh, apanya yang aneh."
Lea masih kebingungan dengan apa maksud Beatrice itu.
"Hah, Ada apa dengan gadis ini? Apa benih-benih cinta gadis ini sudah mulai mekar? Tidak biasanya gadis bangsawan ini memperdulikan orang lain selain dirinya."Beatrice berbalik menatap Lea.
"Apa kau tahu Lea? Akhir-akhir ini Dia sepertinya tertarik pada buku yang sering kau bawa itu.Lea seketika terkejut.
" Apa maksud mu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of The Missing Hero (Hero Of The Thirteen Ancient Ruins)
RandomBukan terjemahan. Novel ini 1000 %punya gw. Kisah mira yang tiba-tiba masuk ke dunia novel. Saksikan petualangannya untuk memecahkan misteri dan mencari jalan pulang kembali ke dunia nyata. DILARANG KERAS MEMPLAGIATI CERITA INI⚠️⚠️⚠️⚠️ 🚨🚨🚨🚨😐😐...