Cruel world!

62K 3.7K 17
                                    

Sesuai perkataan nya, Violence sekarang tengah duduk di dalam kelas bersama dengan Naura dan beberapa siswa lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai perkataan nya, Violence sekarang tengah duduk di dalam kelas bersama dengan Naura dan beberapa siswa lainnya. Tanpa pembicaraan sedikit pun, Violence malah fokus membaca buku yang ada ditangannya.

Tiba-tiba handphone Naura berbunyi, hal itu benar-benar menarik perhatian Violence. Bukan tentang siapa yang menelepon tapi ekspresi takut dari wajah Naura yang membuat Violence heran.

Dengan tangan gemetar Naura mengangkat panggilan itu, "I-iya?"jawab Naura ketakutan.

Violence tidak bisa mendengar jelas apa yang menjadi topik pembicaraan itu, karena Naura dengan cepat meninggalkan ruangan kelas itu. Namun, wajah penuh kekhawatiran itu bisa ditangkap jelas oleh Violence.
"Ada sesuatu yang lo sembunyiin dari gue Ra."gumam Violence.

Ia bertekad akan mencari tau apa yang menjadi alasan ketakutan Naura itu, Violence yakin ada yang tidak beres dengan gerak-gerik Naura.

Tak lama kemudian, Naura kembali memasuki kelas. Namun, ekspresi nya tidak seperti tadi, ia seolah menyembunyikan semuanya lewat senyumannya.
"Siapa yang nelpon lo Ra?"tanya Violence to the point.

Naura mendadak gelagapan karena pertanyaan itu, "Bukan siapa-siapa kok, nggak penting juga."jawab Naura dengan tawa yang ia paksakan.

Violence menatap tajam ke arah Naura, "Enggak penting tapi kok lo sampai ketakutan banget."jawab Violence santai sambil kembali menatap bukunya agar Naura tidak merasa tertekan dengan pertanyaan nya barusan.

Naura meremas kuat tangannya sendiri, "Gue gak takut kok, cuman kaget aja."jawab Naura ragu-ragu.

"Ga usah di remas terlalu kuat, tangan lo bisa sakit Ra."tegur Violence membuat Naura kaget. Bagaimana Violence bisa tahu sedangkan tangannya tertutupi oleh meja.

Violence selalu saja bisa mengendalikan segala sesuatu disekitarnya. Seperti sekarang contohnya, berpura-pura membaca buku padahal ia berusaha mengintimidasi Naura.
"Lo sekolah naik apa Ra?"tanya Violence mengubah topik pembicaraan, Naura yang tadinya terdiam sambil menunduk akhirnya kembali menatap Violence.

"Gue naik taksi."jawab Naura cepat. Namun Violence curiga, mata Naura tak bisa berbohong, ia berusaha mencari jawaban agar Violence tidak mencurigainya. Sayangnya ia lupa siapa Violence, tidak semudah itu untuk membodohi nya.

"Lo pulang bareng gue nanti, gue akan anterin lo sampai rumah."putus Violence.

"J-jangan Violence, gue udah ada janji. Gue pulang sendiri aja."elak Naura ketakutan.

"Ada janji sama siapa? Masa gue gak boleh tau. Lo ada janji kemana, gue anterin kok."ucap Violence sedikit memaksa.

"Ga ada kok, yaudah lo boleh anterin gue pulang kok Violence."jawab Naura dengan senyum penuh paksaan.

"Kenapa tiba-tiba dibatalin? gue bisa kok nganterin lo ketemu sama orang yang ada janji sama lo."tatap Violence tajam.

"Gak papa kok, oh iya tadi pas gue keluar, Doni nyari lo Violence, lo gak mau nyamperin dulu? Takut ada yang penting."ucap Naura yang jelas sekali mengubah topik pembicaraan mereka, sungguh Violence benci itu.

VIOLENCE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang