(SUDAH TERBIT DI TEORI KATA PUBLISHING)
(BISA DI ORDER VIA SHOPEE)
(LINK CO? BISA DM IG : LSNAALUNA_)
__________
MATURE CONTENT (18+)
🦋Novel by LsnaaLuna_🦋
[BEBERAPA PART AKAN DI PRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA🤗]
PLAGIAT PERGI JAU...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Diruangan serba putih dengan aroma obat-obatan yang cukup menyengat indra penciuman, Brayen menggenggam erat tangan Violence penuh akan kekhawatiran. Semenjak Violence sadar Brayen tak mau melepaskan tangan Violence sedikitpun, hal itu membuat Daniel rasanya ingin menertawakan keposesifan Brayen yang begitu berlebihan.
Keadaan Violence sudah jauh lebih baik setelah diberikan perawatan oleh dokter, ia juga diberikan resep obat-obatan untuk dikonsumsi. Setidaknya alergi nya sudah mereda. Nafasnya juga sudah tak sesak lagi.
"Violence gak akan hilang walaupun gak lo pegang, erat banget megangnya, pasti tangan Violence sakit tuh."ucap Daniel sengaja.
Brayen menatap malas kearah Daniel, "Suka-suka gue, pacar-pacar gue, bilang aja lo iri sama gue kan? Karena gak bisa jadi pacar Violence."ketus Brayen.
Daniel mendekat dan meraih satu tangan Violence yang tidak Brayen genggam. "Nih gue juga bisa, ngapain iri sama lo, najis banget anjir."jawab Daniel tak mau kalah.
Brayen bangkit dan menepis kasar tangan Daniel, "Jangan pegang-pegang, lagian lo ngapain sih disini, lebih baik lo pulang saja sana, ganggu aja."kesal Brayen.
"Terserah gue dong, gue mau dimana kek, apa urusannya sama lo?"tantang Daniel.
"Oh lo cari masalah sama gue nih, berantem lo sama gue, jangan mentang-mentang lo sahabat pacar gue, gue akan diam aja."tantang Brayen kesal.
"Oh ayo, sini lawan gue, si goblok, ayo lawan gue."ucap Daniel bangkit berdiri juga dengan wajah meledek.
Namun tarikan tangan Violence berhasil menghentikan Brayen, "Udah dong, ini rumah sakit, jangan buat keributan."lerai Violence pelan.
"Harusnya lo biarin aja Violence, palingan juga tuh berdua guling-guling dilantai, udah kaya babi njir."ledek Alex.
"Jangan kaya orang bodoh gini dong bos, gimana sih."kesal Farhan tak henti-hentinya.
Tiba-tiba Rifki masuk ke dalam ruangan itu bersama David, tadinya mereka kembali ke tempat makan itu untuk memeriksa kejanggalan juga membayar mie ayam yang telah mereka makan. "Ibu penjual itu bilang kalau dia gak pernah masukin udang ke dalam mie ayam itu, lagian juga gak mungkin banget kan tiba-tiba ada udang disana, kan aneh."simpul Rifki.
"Gue pikir juga gitu, ngapain juga ibu itu masukin udang ke dalam mie ayam ini, gak mungkin kan?"ucap David juga.
"Kalau gini mah berarti emang ada yang mau main-main sama Violence, itu aja sih kesimpulan nya."ucap Alex final.
"Gue bukan nuduh ya, tapi siapa lagi coba yang suka cari masalah, ya kalau gak Selena palingan si Clara, gue rasa ini kerjaan mereka sih."ucap Farhan mengutamakan pendapatnya.
"Gue yakin sih ini kelakuan Clara, sejak penolakan Brayen ke dia gue yakin tuh anak masih gila."jelas David lagi.
"Kayanya gue harus kasih pelajaran sama Clara."lirih Brayen pelan.