Wrong choice of opponent!

38.6K 2.5K 28
                                    


"Saya sudah menemukan beberapa bukti yang memberatkan dia, nyonya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya sudah menemukan beberapa bukti yang memberatkan dia, nyonya. Tapi saya perlu beberapa bukti lagi untuk menyatakan jika dia memanglah orang yang anda cari selama ini, ada beberapa hal yang mungkin mengejutkan anda nyonya, saya akan melengkapi informasi itu secepatnya."ucap seorang pria diseberang telepon.

"Baik, saya tunggu kabar itu secepatnya. Saya rasa ini cukup berat, saya mencurigai satu orang yang dekat dengan saya sekarang, selesaikan tugas itu dengan cepat, saya ingin benar-benar memastikan kebenarannya."jawabnya tegas.

"Tentu nyonya, saya akan selesaikan dengan cepat, perintah nyonya sudah kami lakukan, penghianat itu sudah kami bawa ke ruang bawah tanah, sisanya tuan Johannes ingin anda yang mengatasinya."jawabnya lagi.

"Saya sudah menunggu ini sejak lama, rasanya pasti akan sangat menyenangkan. Tunggu saya pulang, dan jangan sampai Naura mengetahui soal ini, saya takut pada mentalnya yang mungkin belum siap mendengar semua ini."

"Violence, lo ngapain disitu?"panggilan yang keluar dari mulut Naura membuat Violence kaget dan langsung memutuskan panggilannya secara sepihak. Ia dengan cepat menyimpan ponsel nya.

"Nggak ngapa-ngapain, lo kenapa? Sakit ya?"tanya Violence menghela nafasnya yang belum teratur.

"Enggak kok, itu Doni jemput lo didepan kelas. Lo samperin deh, gue mau makan dikelas aja, lo pergi aja."ucap Naura dengan senyuman manisnya.

"Yaudah kalau gitu gue ke kantin dulu ya. Lo mau nitip nggak?"tawar Violence.

Naura menggeleng lesu, "Enggak deh, pergi sana, dia nungguin lo tuh."ucap Naura sambil mendorong pelan punggung Violence keluar kelas.

Violence mendengus kesal, ia terpaksa harus meladeni pria didepannya ini, sungguh menyebalkan.
"Hai Doni, maaf ya lama, gue lagi sibuk tadi."ucap Violence kikuk.

"Gak masalah kali, yuk ke kantin."ajak Doni seraya meraih tangan kiri Violence untuk ia genggam, namun Violence dengan cepat melepas genggaman itu.

"Gue bisa sendiri."ucap Violence membuat Doni bungkam karenanya.

Ada yang aneh disini, siswa siswi tidak terlihat makan ke kantin hari ini, hanya membeli makanan kemudian kembali ke kelas mereka masing-masing. Itu sukses membuat Violence bingung, ada apa dengan kantin.

Benar saja dugaan Violence, memang ada yang tidak beres. Seluruh kantin dipenuhi dengan anggota Raystrack. Bahkan hampir tak ada meja yang kosong lagi untuk orang lain tempati. Hanya ada satu meja yang masih bisa ditempati, namun ada Brayen yang duduk dengan tenang disana.

Violence tersenyum singkat, ini sangat lucu baginya, ia tau ini rencana Brayen untuk mengganggu makan siangnya dengan Doni.
"Mejanya udah penuh nih, kita makan dimana Violence?"tanya Doni bingung.

Tanpa menjawab Violence berjalan tenang menuju ke kursi kosong yang ada disamping Brayen. Saat Violence tiba disamping Brayen, pria itu dengan cepat meraih pinggang ramping Violence untuk duduk tepat dipangkuan nya.
"Mau makan apa sayang?"tanya Brayen keras hingga hampir didengar seluruh anggota Raystrack yang berada di kantin itu.

VIOLENCE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang