Evil plan

34.4K 2.1K 36
                                        

Kamar yang berantakan dengan pecahan vas bunga yang berserakan begitu saja diatas lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar yang berantakan dengan pecahan vas bunga yang berserakan begitu saja diatas lantai. Tangan yang penuh dengan luka-luka sayatan dan keadaan yang begitu mengenaskan. Arsen tertunduk lesu, merusak dirinya sendiri kala ia merasa mulai kehilangan Naura, satu-satunya semangatnya namun ia sia-sia kan dan ia sakiti begitu saja.
"ARGHHHHHH!"teriakan frustasi lagi-lagi keluar dari mulut Arsen bersamaan dengan tangannya yang mengacak kasar rambutnya.

Semenjak kejadian hari itu, Arsen lebih sering mengurung diri di kamarnya, jarang makan, jangan keluar rumah, bahkan ia tak melatih basket walaupun itu sudah menjadi hobi dan kewajibannya.

Seperti yang Violence katakan, ia benar-benar nekat memberikan video tentang Arsen yang sering tidur dengan bergonta-ganti pasangan, hal itu membuat ayah Arsen sangat marah dan menghapus nama Arsen dari nama ahli waris atas semua kekayaannya.

Itu tentu saja membuat Arsen terpukul begitu dalam, namun nyatanya luka itu tak sebanding dengan rasa sakitnya kala ia tak bisa bertegur sapa bahkan memeluk gadisnya lagi, ia kehilangan Naura, atas kesalahannya sendiri.

Bersamaan dengan Aldi dan Bian yang baru saja datang karena permintaan dari ibu Arsen agar sang anak mau berbicara lebih banyak. Apapun masalah yang Arsen hadapi ia tetaplah seorang ibu yang penuh akan kekhawatiran.

Dengan tatapan prihatin juga kasihan Bian dan Aldi hanya bisa duduk didekat Arsen sambil menepuk-nepuk pelan pundak sahabat nya itu.
"Gue udah duga suatu saat Naura akan tetap pergi dari lo. Harusnya lo sadar, lo udah keterlaluan sama dia Sen, biarin dia bebas dan cari kebahagiaan nya sendiri, gak harus sama lo terus kan? Dia berhak bahagia Sen. Ikhlasin dia."nasehat Aldi mendalam.

"Apa yang Aldi bilang itu bener Sen, udah cukup lo buat dia tersiksa dan menderita selama ini, sekarang waktunya dia ngejar bahagia dia sendiri tanpa lo."sambung Bian.

Bukannya mendengarkan Arsen malah menatap tajam kearah kedua sahabatnya itu.
"KALAU LO BERDUA DATANG KESINI CUMAN BUAT NASEHATIN GUE, MENDING LO BERDUA PULANG! KARENA SAMPAI KAPANPUN GUE GAK AKAN BIARIN NAURA PERGI DARI GUE! BAHAGIA DIA CUMAN GUE! GAK ADA YANG LAIN!"teriak Arsen keras hingga membuat Aldi berusaha sekeras mungkin untuk tidak tersulut emosi atas sifat keras kepala Arsen ini.

"Lo itu egois Sen, liat sekarang, Naura bahkan lebih tertawa lepas semenjak gak sama lo lagi dan dijaga sama anak-anak Raystrack, dia ngerasa aman sama mereka. Lo tau kenapa? Karena lo adalah ancaman terbesar dan rasa sakit paling sempurna bagi Naura."ucap Bian sambil menunjuk ke arah Arsen dengan emosi yang mulai memuncak.

Aldi memegang bahu Bian, memberi isyarat untuk tetap menahan emosinya, di saat seperti ini mereka tak bisa melawan Arsen dengan emosi yang sama, perkelahian bisa saja terjadi jika mereka tak bisa menahan emosi.

Namun sayangnya Aldi gagal, Bian adalah tipikal orang yang emosian, ia tak bisa menahan emosinya jika sesuatu itu sudah sangat salah dimatanya.
"Bisa gak sih lo tuh sadar Sen, bagus dong sekarang Naura udah bebas, dia lebih bahagia sekarang. Dari pada dia harus sama orang bego kaya lo."kesal Bian dengan emosi yang menggebu-gebu.

VIOLENCE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang