Dangerous kiss.

131K 4.2K 27
                                    


Perjalanan yang harusnya dilewati dalam waktu 20 menit lebih, Brayen tiba dalam waktu kurang dari 10 menit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perjalanan yang harusnya dilewati dalam waktu 20 menit lebih, Brayen tiba dalam waktu kurang dari 10 menit. Bayangkan saja betapa khawatir nya pria ini melihat keadaan Violence terluka. Bersyukurlah Violence sudah terbiasa dengan kecepatan setinggi itu.
"Gue gendong mau?"tanya Brayen bermaksud meminta izin agar dirinya tak dianggap lancang.

Violence masih sangat kuat untuk sekedar berjalan saja, namun kali ini rasanya ia malas sekali, biarkan Brayen saja yang membawanya masuk.
"Hm."Violence bergumam seraya mengangguk pelan, wanita itu menyetujui nya.

Brayen tersenyum kecil, sedikit salah tingkah hanya karena Violence mengizinkan nya untuk menggendong dirinya.

Dengan cepat Brayen membopong tubuh Violence dan membawanya masuk ke kamarnya.
"Gak harus dikamar lo juga kali bro."tegur Alex merasa takut jika Brayen malah bertindak semaunya, sementara ia tau Brayen begitu menggilai Violence.

Brayen meletakkan pelan tubuh Violence diatas ranjang nya kemudian menatap kearah Alex, "Terus lo pikir Violence harus tidur dimana? Diluar?"tanya Brayen nampak tak suka.

"Lo gak ada niat tidur satu kamar kan?"tanya Farhan ragu-ragu, ia takut Brayen membunuhnya hanya karena pertanyaan nya barusan.

"Heh, lo berdua mikir apaan sih? Gue tidur diluar sama lo berdua nanti! Gak usah mikir aneh-aneh!"jawaban Brayen itu sukses membuat Alex dan Farhan mengembuskan nafasnya lega. Ternyata bos mereka masih waras.

"Syukur deh kalau gitu, kita kira..."belum sempat Farhan menyelesaikan perkataannya Brayen sudah lebih dulu mengangkat suara.

"Lo ngira apa?"tanya Brayen dengan tatapan tajam seolah ingin memakan Farhan hidup-hidup.

Farhan menggeleng cepat sambil tertawa kecil mengurangi rasa takutnya, entahlah ketua mereka ini sangat menyeramkan.
"Han lo ambil air hangat, gue mau bersihin lukanya dulu, takut infeksi. Dan lo Lex, beliin obat luka deh. Terserah lo di mana, yang jelas 10 menit lo udah harus ada dihadapan gue."perintah Brayen adalah satu hal yang tidak bisa dibantah oleh siapapun termasuk anggota inti Raystrack itu.

Bahkan dengan rasa takut Alex mengangguk cepat menyanggupi perintah Brayen barusan, karena jika ia gagal tubuhnya bisa saja babak belur karena Brayen.

Brayen mengecek jam tangannya, "Dimulai dari sekarang."sambungnya lagi membuat Alex berlari cepat keluar rumah, sedangkan Farhan sudah lebih dulu berlari ke dapur.

Tanpa menghiraukan apa yang dibicarakan oleh ketiga pria itu, Violence lebih memilih melepas pelan jaketnya yang terdapat robekan di bagian lengannya. Kini ia hanya memakai celana jeans dan kaos polos lengan pendek berwarna hitam.
"Shh,"Violence meringis pelan kala jaket itu mengenai lengannya yang terluka.

Dengan sigap Brayen membantunya melepas jaket itu, bahkan kini Brayen sudah berada diatas ranjang yang sama. Duduk tepat disamping Violence yang menyandarkan punggungnya disisi ranjang.
"Brayen."panggil Violence lembut sekali.

VIOLENCE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang