Deadly question.

25.3K 2K 238
                                    


Ruangan bernuansa abu-abu gelap dengan kombinasi putih di beberapa bagian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan bernuansa abu-abu gelap dengan kombinasi putih di beberapa bagian. Sebuah meja besar yang tertata rapi di ruangan itu, juga sofa king size yang tengah Brayen duduki sekarang.

Hawa malam yang sebenarnya tak terlalu dingin, namun mampu membuat Brayen hampir mati rasa. Rasanya saat dirinya menghadapi para investor yang banyak sekali maunya, ia tak segugup ini. Apa ada yang lebih mengerikan dari memperjuangkan kisah cinta sendiri?

Johannes berjalan mendekat sambil terus menatap tajam ke arah Brayen yang duduk dengan sopan disana. Demi Tuhan jantung Brayen rasanya ingin keluar dari tempatnya. Jika bisa memilih, Brayen lebih baik menghadap investor luar negeri atau mungkin yang lainnya dari pada harus menghadapi ayah Violence seperti sekarang. Ini lebih mengerikan dari interview kerja sepertinya.

"Brayen Ackerley."lirih Johannes sambil memainkan pisau ditangannya. Melihat hal itu saja sudah membuat nyali Brayen menciut, apa mungkin ia akan dibunuh atau dimutilasi.

Suasana semakin mencekam kala Johannes menyebutkan namanya cukup mengerikan, rasanya Brayen ingin pulang saja.

"I-iya om."jawab Brayen terbata.

"Kenapa kamu mau menjadi ketua geng motor Brayen? Bukankah diusia seperti sekarang kamu harus lebih fokus sekolah dan fokus pada perusahaan mu itu."tegas Johannes seraya duduk di sofa yang sama seperti yang Brayen duduki saat ini. Tangannya masih terus mengusap-usap pisau tajam itu tanpa berniat melepaskannya sedikitpun.

Brayen menghela nafasnya berkali-kali sembari menghilangkan kegugupan nya. Ia harus siap dengan pertanyaan apapun jika ia memang benar-benar ingin berada di samping Violence.
"Saya menjadi ketua geng motor itu sejak 4 tahun yang lalu om, bahkan jauh sebelum saya bertemu dengan putri om. Jika ditanya kenapa saya mau menjadi seorang ketua yang memang tanggung jawab saya sangat besar,  maka itu atas kemauan saya sendiri juga kepercayaan dari teman-teman saya om. Banyak dari mereka yang kehilangan orang tua, putus sekolah, tawuran di jalanan, hidup tanpa arah dan tujuan."helaan nafas terdengar lirih namun Johannes masih diam mendengarkan penjelasan Brayen.

"Sebenarnya tujuan saya membangun geng motor ini karena saya nggak mau hidup mereka jadi hancur karena masalah hidup yang berat. Jadi saya menjadikan apartemen saya sebagai basecamp Raystrack supaya temen-temen saya yang gak punya tempat tinggal bisa tidur dengan nyaman disana. Saya membiayai beberapa anggota saya yang putus sekolah karena kendala biaya om. Bukan berarti saya merasa bahwa saya adalah orang yang baik, setidaknya saya ingin mereka hidup lebih layak dan lebih terkontrol. Saya mengawasi mereka supaya enggak tawuran dijalanan, saya juga pastiin temen-temen saya gak kelaparan karena gak punya uang. Sebagian mereka mungkin memilih kerja paruh waktu sambil sekolah. Setidaknya mereka nggak perlu cari tempat tinggal dulu om, apartemen saya cukup untuk mereka tempati."jawab Brayen tegas.

Johannes mengangguk pelan, "Bagaimana jika keselamatan putri saya terancam karena musuh kamu Brayen? Seorang ketua geng motor pasti mempunyai banyak musuh, apa kamu bisa memastikan keselamatan putri saya?"tanya Johannes lagi.

VIOLENCE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang