Akhirnya Brayen dan Alex berhenti tepat didepan rumah Violence.
"Mau langsung balik ya?"tanya Violence lagi."Iya sayang, kenapa?"tanya Brayen lagi.
"Ra lo masuk deh istirahat, gue mau balik ke rumah sakit."suruh Alex.
"Ra lo masuk duluan aja, gue masih pengen ngomong sama Brayen bentar."perintah Violence membuat Naura mengangguk patuh.
"Lex lo duluan aja ke rumah sakit, nanti gue nyusul."suruh Brayen.
"Yaudah kalau gitu, gue duluan bos, Violence."pamit Alex lalu menyalakan motornya meninggalkan kediaman Violence.
Violence menatap sayu ke arah Brayen, ia tak tau harus mengeluh seperti apa pada pria ini. Ia ingin berteriak dan mengatakan jika ia lelah tapi mulutnya kelu untuk berucap. Ia hanya ingin melihat Brayen lebih lama malam ini.
Brayen yang merasa ada yang tak beres akhirnya menuruni motornya dan melepas helm full face miliknya, ia meletakkan nya diatas motor.
"Sini sayang peluk."ucap Brayen lembut sembari merentangkan tangannya kearah Violence.
Violence terkekeh pelan, namun tetap memeluk tubuh Brayen erat. Menyembunyikan wajahnya di dada bidang Brayen. Pria ini selalu saja bisa memberinya kenyamanan juga ketenangan.
Brayen terus mengecup pelan puncak kepala Violence, "Gue tau lo lagi ada masalah Violence, tapi lo gak bisa cerita ke gue. Gak papa kok sayang, gue ada disini, buat lo."lirih Brayen lembut.
Violence tersenyum didalam dekapan hangat Brayen. Pria ini benar-benar mampu memahami segala hal tentangnya.
"Sayang capek."rengek Violence manja.Brayen terkekeh pelan, "Kerjaan nya masih banyak?"tanya Brayen pelan.
Violence tak menjawab hanya mengangguk saja. "Lo kurang tidur kan akhir-akhir ini? Gue juga sebenarnya tau lo gak tidur semalaman waktu video call sama gue malam itu. Gue gak marah kok, tapi khawatir aja sama kesehatan lo. Gue gak tau sepenting apa pekerjaan ini, tapi gue mohon tetap sempet-sempetin buat tidur ya sayang. Kalau capek banget, telpon gue. Nanti gue temenin. Mau gue bantuin enggak?"tawar Brayen lembut.
Violence lagi-lagi tak menjawab, ia hanya menggeleng kecil dalam dekapan Brayen.
"Gak papa kalau gak mau jawab dulu, dengerin gue aja."ucap Brayen sambil mengelus pelan punggung Violence."Gini sayang, kalau seandainya lo sampai gak tidur gini gara-gara bokap lo marah karena lo pacaran sama gue, gue mohon bilang sama gue. Gue gak bisa biarin orang yang sangat gue sayangi harus berkorban buat gue."jelas Brayen.
"Dikit aja kok, gak banyak."lirih Violence pelan, padahal Brayen tau itu pasti sangat banyak, karena tidak mungkin Violence tidak tidur jika itu hanya sedikit.
"Gimana kalau malam ini nginep di basecamp aja. Gue temenin ya ngerjain nya. Siapa tau gue bisa bantu."usul Brayen lagi.
"Gak boleh, nanti daddy marah. Hukumannya nambah lagi."kekeh Violence melerai pelan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLENCE (SUDAH TERBIT)
Azione(SUDAH TERBIT DI TEORI KATA PUBLISHING) (BISA DI ORDER VIA SHOPEE) (LINK CO? BISA DM IG : LSNAALUNA_) __________ MATURE CONTENT (18+) 🦋Novel by LsnaaLuna_🦋 [BEBERAPA PART AKAN DI PRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA🤗] PLAGIAT PERGI JAU...