(SUDAH TERBIT DI TEORI KATA PUBLISHING)
(BISA DI ORDER VIA SHOPEE)
(LINK CO? BISA DM IG : LSNAALUNA_)
__________
MATURE CONTENT (18+)
🦋Novel by LsnaaLuna_🦋
[BEBERAPA PART AKAN DI PRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA🤗]
PLAGIAT PERGI JAU...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi menyambut dengan cerah, matahari bersinar dengan terangnya. Violence terbangun kala cahaya matahari mulai masuk dan menyilaukan matanya. Ia bergerak pelan, matanya menyapu sekeliling ruangan yang begitu asing baginya. Otaknya berusaha keras mengingat apa yang terjadi padanya, dimana yang lainnya, ah dimana Brayen.
Violence dengan cepat bangkit dari tidurnya, ia duduk dan bersandar disisi ranjang, hingga ia dibuat kaget saat menyadari ia hanya memakai jubah mandi saja, dimana pakaiannya, siapa yang menggantikan pakaiannya. Bukan hanya itu, Violence dibuat syok karena banyaknya tanda kemerahan yang memenuhi leher dan bagian dadanya, ini gila.
Violence terdiam, ia mencoba mengingat segala hal yang terjadi, sampai ia perlahan mulai mengingat segalanya. Ia sontak mengecek pakaiannya sebelum menghela nafas lega.
Brayen memang menggantikan pakaiannya, tapi hanya baju dan rok mininya saja, sedangkan pakaian dalam Violence masih lengkap.
Pandangan Violence tertuju pada pintu kamar yang baru saja terbuka, memperlihatkan Brayen yang tengah berjalan dengan beberapa bingkisan ditangan nya.
Melihat Violence sudah bangun membuat Brayen bergegas menghampiri wanita itu. Ia naik keatas ranjang dan duduk disamping Violence. "Sayang, kepalanya pusing ya?"tanya Brayen khawatir sambil mengelus rambut Violence perlahan.
Violence tersenyum lalu menggeleng pelan. Brayen meringis kala menyadari banyaknya tanda kepemilikan dileher dan dada Violence akibat ulahnya sendiri. "Sayang, maafin gue ya. Gue kelepasan tadi malam, tapi gue gak ngambil kehormatan lo kok, percaya sama gue."jelas Brayen panik sendiri, ia takut Violence akan marah besar padanya.
Bukannya marah Violence malah terkekeh kecil dan itu membuat Brayen heran. "Malah ketawa sih, gue serius tau, maafin gue ya."mohon Brayen.
Tangan Violence terangkat, memeluk tubuh Brayen dengan cepat. "Gue percaya kok, gue ingat semua yang terjadi, thanks karena lo masih jaga kehormatan gue."bisik Violence pelan.
Brayen yang tadinya bungkam, sontak membalas pelukan Violence lebih erat lagi. "Gue gak mungkin ngambil kehormatan cewek yang gue cintai ini, maafin gue soal tanda merah itu ya sayang."ucap Brayen canggung.
Violence melerai pelukannya, "Terus gimana ngilanginnya, kan hari ini sekolah Brayen, anak-anak pada kemana sih?"tanya Violence heran, karena hanya ada mereka berdua didalam kamar itu.
Brayen dengan cepat mengambil bingkisan disampingnya, "Ini gue beliin foundation, salep juga sih biar cepet ngilangin bekasnya. Ayo mandi dulu, gue juga beliin lo pakaian sekolah dan makanan juga. Anak-anak pada tidur di base camp, sama Naura juga, lo gak perlu khawatir."jelas Brayen.
Brayen dibuat merengek karenanya, pria ia mendengus kesal, gadis ini selalu saja menggodanya. "Sayang, gue udah mati-matian nahan diri gue biar gak kurang ajar sama lo, lo malah mancing gue."kesal Brayen.