Broken trust.

31.2K 2K 27
                                    


Keadaan rumah terlihat begitu sepi, tumben sekali ayahnya tak terlihat hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keadaan rumah terlihat begitu sepi, tumben sekali ayahnya tak terlihat hari ini. Violence berjalan masuk diiringi oleh Naura dibelakangnya.
"Ra, kok sepi banget ya? Daddy mana sih?"tanya Violence heran.

"Gue juga bingung, pada kemana sih?"heran Naura juga.

Hingga tangan kekar yang tiba-tiba melingkar diperut Violence, seorang pria yang tiba-tiba memeluknya dari belakang membuat Violence kaget bukan main.

Daniel hanya tersenyum tanpa rasa bersalah sedikitpun, "Hi little sister."sapa Daniel seraya mengecup singkat puncak kepala Violence.

Mata Violence berbinar-binar dibuatnya, "Daniel, lo udah balik?"tanya Violence masih syok dan tak percaya.

"As you can see. I'm here."jawab Daniel santai.

Violence menghambur pelukan ke arah Daniel, sosok yang sudah lama ia rindukan, "Gue kangen banget gila. Aaa gue seneng banget."ucap Violence histeris.

"Ayo bicara dikamar."ajak Daniel lembut.

"Ra, lo masuk ke kamar gue aja duluan, gue mau ke kamar Daniel dulu."perintah Violence yang langsung disetujui oleh Naura.

Daniel menarik pelan tangan Violence memasuki kamarnya, kamar yang sudah lama sekali tak ia tempati namun suasananya tidak berubah sama sekali. Daniel mengajak Violence untuk duduk di sofa yang ada dalam kamar itu.
"Daniel, jangan lakuin hal kaya dulu lagi, gue gak mau kebebasan lo terenggut lagi."mohon Violence.

Daniel terkekeh pelan seraya mengusap rambut Violence. "Gue ngelakuin itu buat kita semua Rose, lo jangan khawatir, gue akan lebih hati-hati nanti."jawab Daniel tenang.

"Tapi gue bisa bantu lo, jangan bertindak sendiri."protes Violence.

"Gue gak mau lo terseret dalam bahaya karena gue, lo adik perempuan gue satu-satunya, lagi pula semua orang tau lo putri kandung dari daddy, semuanya akan ngincer lo karena berpikir lo yang akan menjadi pewaris tunggal perusahaan kita."jelas Daniel menunjukkan kekhawatirannya.

"Lo bener juga sih, tapi bukan berarti lo harus ngorbanin diri lo sendiri untuk tujuan kita."jawab Violence.

"Tapi gue berhasil kan? Gue yakin istri William itu udah cacat sekarang."ledek Daniel.

Violence tertawa kecil, "Itu belum seberapa, gue gak akan tenang kalau mereka gak mati ditangan gue."jawab Violence.

Daniel ikut tertawa kecil, ia terus mengusap kepala Violence. "Mulai besok, gue akan masuk sekolah yang sama kaya lo. Seperti biasa, lo harus sembunyiin identitas gue, bilang aja kalau gue sahabat lo, jadi gue bisa lebih leluasa jagain lo."ucap Daniel senang.

"Gue sebenarnya pengen cerita sesuatu sama lo, tapi gue gak mau daddy tau soal ini, gue akan kasih tau daddy, tapi gak sekarang."lirih Violence berubah sendu.

VIOLENCE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang