(SUDAH TERBIT DI TEORI KATA PUBLISHING)
(BISA DI ORDER VIA SHOPEE)
(LINK CO? BISA DM IG : LSNAALUNA_)
__________
MATURE CONTENT (18+)
🦋Novel by LsnaaLuna_🦋
[BEBERAPA PART AKAN DI PRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA🤗]
PLAGIAT PERGI JAU...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brayen berdiri tegap disamping mobil sport miliknya, dengan perasaan kesal yang menyeruak dalam dirinya, kenapa anggotanya lambat sekali hari ini. "Woy gue hitung sampai 3 kalau lo semua gak keluar, habis lo semua!"teriak Brayen kencang. Ia ingin semuanya berangkat dengan satu mobil yang sama hari ini.
Farhan berlari terbirit-birit dengan wajah ketakutan, sebelah tangannya memegang tas nya, sebelah lagi membenarkan dasinya yang masih tidak rapi. Sama halnya dengan Rifki yang berlari kencang membawa sepatu dikedua tangannya, bahkan untuk memakai sepatu saja ia tak sempat.
Alex dan David yang mandi lebih awal sudah siap dengan seragamnya, dengan wajah mengejek ia memasuki mobil Brayen lebih dulu. "Gue masih muda bos, gamau mati muda gue!"teriak Farhan lalu masuk kedalam mobil Brayen disusul oleh Rifki.
Mobil Brayen laju melintasi jalanan yang sudah mulai ramai, pikirannya hanya tertuju pada Violence, apakah gadis itu sudah tiba disekolah atau belum, apakah gadis itu sudah makan atau belum, Brayen memikirkan segala hal tentangnya. Segala hal tentang Violence, Brayen menyukainya, sangat suka sekali.
***
"Gila lo bro, terus gimana rasanya?"tanya Aldi yang kini duduk bersama dengan Bian dan Arsen di samping lapangan basket yang tak jauh dari kelasnya.
"Katanya sih baru pertama kali, tapi gue gak yakin sih, dia jago bro."jawab Arsen tertawa meledek.
Bian tertawa cukup keras,"Mudah banget ya dapetin Selena, murah banget tuh cewek, tapi body nya boleh juga sih."sahut Bian enteng.
"Kalau anak orang hamil gimana Sen, gak mikir lo mah."tanya Aldi gusar, tak suka melihat kebiasaan buruk temannya itu.
"Gak bakalan hamil lah, kalau hamil tinggal gugurin aja, apa susahnya."jawab Arsen santai seolah apa yang ia ucapkan barusan adalah hal yang tak ada artinya sama sekali baginya.
"Gila lo Sen, kalau sampai bokap lo tau, lo suka main sama cewek, warisan lo bakal dicabut."peringat Bian.
"Lagian juga gak akan ada yang ngasih tau, santai aja lo berdua."elak Arsen.
Bian bergerak sedikit mendekat pada Arsen, "Soal Naura gimana Sen?"tanya Bian pelan.
Aldi juga ikut mendekat, melihat sekeliling untuk memastikan tak ada orang lain yang mendengarkan pembicaraan mereka. Arsen mendengus frustasi kala nama itu menggema di telinganya. "Dia susah banget gue hubungin sekarang, semenjak dia tinggal satu atap sama Violence gue gak bisa temuin dia lagi."tutur Arsen sendu.
"Lo kan punya video itu Sen, lo sebar saja. Biar tau rasa tuh anak udah berani macam-macam sama lo."usul Bian.
Ia tak menyadari hal itu malah membangkitkan emosi Arsen. Arsen menarik kerah baju Bian, "Maksud lo nyuruh gue gitu apa?"tanya Arsen dengan suara meninggi.
Aldi dengan cepat melerai keduanya, "Tenang Sen, jangan kepancing emosi gini dong."kesal Aldi melihat perdebatan itu.
"Bukannya lo ngambil video itu buat ngancem dia, terus lo kenapa sekarang Sen?"tanya Bian heran sekaligus kesal secara bersamaan.