Incredible sadness.

19.6K 1.5K 71
                                    


Sebuah taksi melaju melintasi jalanan yang cukup sepi sore ini, jika di ingat-ingat ini pertama kalinya Violence menangis setelah kematian sang ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah taksi melaju melintasi jalanan yang cukup sepi sore ini, jika di ingat-ingat ini pertama kalinya Violence menangis setelah kematian sang ibu. Ia benar-benar ingat waktu ibunya meninggal dulu, Violence rasanya kehabisan air matanya untuk menangisi kepergian ibunya. Semenjak kejadian itu ia tak pernah menangis lagi.

Namun, lihatlah sekarang. Violence menatap kosong ke arah luar dengan air mata yang terus menetes di pipinya. Setelah keluar dari perusahaan ayahnya Brayen, Violence langsung menaiki taksi untuk pulang ke rumahnya.

Violence tak tau apa yang ia rasakan sekarang, hatinya sakit sekali, kekecewaan, ketidakpercayaan, juga trauma nya menyatu menjadi satu. Perasaan nya menjadi campur aduk. Ia bahkan tak tau harus melakukan apa selain terus menangis bersamaan dengan dadanya yang kian sesak.

Seperti biasanya, dunia selalu saja jahat padanya. Violence tak pernah keberatan pada apapun, entah hukuman dari sang ayah atau tanggung jawab yang berat, ia siap menerima semuanya, asalkan Brayen ada di sampingnya. Sekarang rumahnya sudah hancur, kemana ia mencari kenyamanan itu.

Violence mengusap kasar air matanya, bagaimana ia harus memberi keputusan pada hal semacam ini. Kenapa harus Brayen orang yang ia cari. Apa yang harus ia lakukan pada anak dari pembunuh ibunya sendiri sekaligus orang yang begitu ia cintai.

Rasanya berat sekali, bahkan Violence tak bisa menghentikan tangisnya. Brayen adalah satu-satunya orang yang berhasil meruntuhkan tembok tinggi yang Violence bangun di hatinya selama ini, tapi sekarang rasanya semuanya hilang begitu saja. Kebahagiaan yang Violence nikmati sesaat kini hilang entah kemana.
"Gue harus gimana Brayen hiks hiks, gue sayang banget sama lo, tapi gue gak akan pernah mau berhubungan sama orang yang ada hubungan darah sama pembunuh nyokap gue, lo keturunan nya Brayen. Gue harus apa?"lirih Violence terdengar memilukan.

Violence menepuk dadanya berkali-kali, ia khawatir nafasnya semakin sesak jika ia tak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

Kini taksi itu sudah berhenti tepat di depan rumah Violence, tanpa memperdulikan tatapan bingung dari supir taksi itu karena melihat Violence menangis, Violence langsung membayarnya dan berlari memasuki rumah dengan cepat.

Daniel melempar asal berkas yang tadinya Johannes serahkan padanya, emosinya benar-benar memuncak. Matanya memancarkan kemarahan yang teramat dalam.

Berkas itu tergeletak begitu saja diatas lantai, dengan Johannes yang duduk tepat dihadapan Daniel.

Brayen Ackerley William adalah putra tunggal dari pasangan William Pratama dan Elyna William.

Semua keterangan juga bukti-bukti lengkap tercantum dalam berkas itu.

Bersamaan dengan itu Violence tiba-tiba masuk dengan air mata yang memenuhi pipinya.
"Daddy."lirihnya pelan menghamburkan pelukan pada sang ayah.

Hati Johannes rasanya sakit sekali melihat putrinya menangis seperti ini, ia tahu putrinya begitu tangguh tapi lihatlah sekarang, Violence menangis tersedu-sedu di pelukan sang ayah.
"Kau pasti sudah tau kebenarannya Rose, aku melarang mu terlibat dalam percintaan karena alasan ini. Kau akan menyakiti dirimu sendiri dan menghalangi tujuan utama mu. Ini lah yang aku takutkan terjadi Rose."lirih Johannes sambil memeluk erat putrinya.

VIOLENCE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang