6 || Jalan-jalan - [산책하다]

54 11 9
                                    

Taehyung menghempaskan tubuhnya ke atas sofa sembari menghela nafas lega. Dengan senyuman yang menghiasi wajah tampannya, pria itu memejamkan matanya mencoba untuk mengulang kejadian hari ini. Lebih tepatnya saat meeting tadi.

Pria Kim itu tidak menyangka dirinya bisa dengan sangat lancar berbicara tanpa adanya sedikit pun yang kurang atau salah. Rasa bangga pun mengelilingi hatinya saat ini.

"Aeri-ya!" Panggil Taehyung setelah meneggakkan tubuhnya lagi.

Aeri yang saat itu berada di dapur segera berlari menghampiri Taehyung dengan tergopoh-gopoh.

"Ada apa tuan?"

Mendengar panggilan itu, Taehyung sontak memandang Aeri dengan kesal.

"Tuan, lagi huh? Harus berapa kali aku katakan padamu jangan memanggilku dengan sebutan itu saat bukan jam kerja? Kau itu punya dua jabatan jika kau lupa. Sekertaris pribadi dan temanku." Celoteh Taehyung dengan nada kesal dan- jangan lupakan bibirnya yang sedang manyun itu.

Aeri pun seketika tertawa melihat wajah atasannya itu yang sangat menggemaskan. Andai saja Taehyung itu adiknya, mungkin Aeri sudah mencubit gemas pipinya sampai merah seperti tomat!

"Maafkan aku, Tae. Aku masih terbawa suasana di rapat tadi jadi karena itulah aku memanggilmu seperti itu lagi." Jelas gadis itu setelah menghentikan tawanya.

"Ck tau ah! Oh ya? Kau sedang apa sih? Kenapa sejak tiba disini kau- astaagaa bahkan kau juga belum berganti pakaian?! Ck, cepat ganti pakaian mu. Kita harus pergi menikmati suasana Jepang sebelum kembali ke Seoul."

"Eh? Tapi, aku sedang menyiapkan makan-"

Taehyung tersenyum kemudian terkekeh geli. "Kau ini sudah seperti istriku saja ya? Rajin sekali menyiapkan makanan. Hm, nanti saja ya kalau kita sudah punya rumah, setiap pulang kau harus menyiapkan aku makanan. Bagaimana?" Goda Taehyung sambil menaik turunkan alisnya.

Aeri merotasikan matanya malas. Taehyung kembali berulah menggodanya. "Kembali lah ke dunia nyata Tae. Sekarang diamlah dan aku akan menyelesaikan masakanku!"

"Hey ayolah Aeri! Kita bisa makan di restoran saja sekarang. Apa kau mau melewatkan semua tempat yang ada di Jepang ini, huh? Ayolah! Batalkan saja masakanmu itu. Hari ini kita akan makan di luar. Ok? Mau ya?" Bujuk Taehyung dengan mata memohon.

Lagi, Aeri kembali merotasikan matanya kemudian beranjak hendak meninggalkan Taehyung untuk kembali fokus di dapurnya.

Namun belum sempat melangkahkan kakinya, pergelangan tangannyan dengan cepat langsung ditahan Taehyung membuat gadis itu kembali berbalik menatap bosnya.

"Kenapa?"

"Setidaknya kita harus membuat kenangan yang indah disini. Tidak tau kan siapa tau nanti kita akan kembali kesini lagi? Dan mungkin dengan status yang berbeda?"

DEG!!!

"A-ahh aku tau kau terkejut. Tapi kumohon jangan di pikirkan. Abaikan saja ucapanku tadi. Mau ya? Kita harus cari oleh-oleh untuk keluarga di Seoul. Bagaimana?"

Perlahan Aeri pun mengulum bibirnya tersenyum manis menatap Taehyung.

"Baiklah. Aku juga harus membelikan ponakan ku oleh-oleh dari Jepang." Ucap Aeri.

"Benarkah? Kalau begitu, aku juga akan membelikan untuk ponakanmu juga!"

"Eh? Tidak usah Tae. Kau belikan saja untuk keluargamu. Aku tidak mau-"

"Tidak, tidak, tidak. Aku tetap harus membelikan keponakan mu oleh-oleh disini. Hitung-hitung, balasanku karena sudah mau menjadi temanku, heheheh..."

Aeri terkekeh sembari menggelengkan kepalanya. Sepertinya bila mendapatkan tawaran dari Taehyung, Aeri tidak pernah bisa menolak. Sebab Sepertinya, pria itu memiliki banyak cara untuk membuat dirinya harus menuruti apapun yang pria itu inginkan.

𝐊 𝐀 𝐑 𝐌 𝐀 - ᴋᴛʜ (COMPLETED✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang