23 || Terbongkar - [발견]

60 7 5
                                    

Hari-hari terus berlalu sebagaimana biasanya. Taehyung pun mulai fokus dengan pekerjaannya. Lebih tepatnya, berpura-pura fokus agar Somi tidak mencurigainya.

Seperti pagi ini, Somi berada di dalam ruangannya berperan sebagai pengganti Aeri yang sampai hari ini belum ditemukan. Tanpa sepengetahuan Somi, Taehyung diam-diam terus memantau pergerakan Somi.

Beberap kali Taehyung mendapati Somi menyunggingkan senyum miring layakya seorang penjahat yang berhasil menemukan targernya. Oh astaga! Ingatkan Taehyung bahwa Somi memanglah seorang penjahat yang telah menculik calon istrinya.

Tiba-tiba suara deringan ponsel Taehyung terdengar membuat pandangan Somi langsung tersorot kearah Taehyung yang kini tengah menerima panggilan tersebut.

"Ada apa ayah?" Tanya Taehyung dengan nada serius.

Somi sedikit melebarkan matanya saat mengetahui siapa yang saat ini tengah berbicara pada Taehyung ditelfon.

"Apa? Somi?" Taehyung berbalik menghadap Somi. "Dia sedang bersamaku karna selama Aeri masih dalam pencarian aku tidak bisa mengerjakan beberapa laporan sendirian, jadi aku memintanya untuk sementara menggantikan Aeri. Memangnya ada apa, yah?"

Tanpa melepaskan tatapannya dari Somi, Taehyung terus berbicara dengan sang ayah sesekali menyunggingkan smirik yang terlihat menyeramkan bagi Somi.

Entah apa yang sedang dibicarakan oleh Taehyung dan ayahnya, tapi tak bisa Somi pungkiri kalau saat ini dirinya sedikit takut. Belum lagi tatapan mata Taehyung tak lepas darinya membuat bulu kuduknya meremang sempurna.

"Baik ayah. Aku sedang menyelidikinya saat ini. Ku mohon tetap bantu aku mencari Aeri ayah..."

Taehyung mematikan ponselnya setelah sang ayah memutuskan sepihak sambungan telefon mereka.

"Han Somi-ssi?"

"I-iya tuan muda?" Gugup Somi.

Taehyung tersenyum manis. "Mari pulang bersama? Aku ingin mengajakmu makan saat pulang nanti. Ada yang ingin aku bicarakan padamu."

"A-aahh... Se-sepertinya saya tidak bisa tuan muda. Saya—"

"Sayangnya aku tidak menerima penolakan nona. Pulang nanti kita akan bersama. Paham?"

Somi tersenyum canggung lalu mengangguk kaku.

Setelah mendapat jawban, Taehyung beranjak dari ruangannya.

"Aku harus menemui Jungkook sekarang!" -Kim Taehyung.

•••

Jungkook baru saja selesai dengan lukisannya, memandang sebuah kanvas yang sebelumnya polos kini terisi dengan pemandangan taman yang dua bulan lalu sebelum Aeri menghilang dirinya dan gadis itu duduk bersama.

Sejujurnya, Jungkook tidak memiliki pekerjaan tetap. Selama berada di Seoul, pria tampan bergigi kelinci itu hanya akan memiliki pekerjaan saat seseorang membutuhkan jasanya sebagai seorang fotografer atau mungkin sebagian seorang pelukis seperti ini.

Walaupun hanya dengan pekerjaan datang-datangan saja, Jungkook tentu selalu mendapat bayaran yang fantastis. Bahkan karena pekerjaannya itu, Jungkook mampu membiayai hidupnya sendiri. Membeli seluruh kebutuhannya—termasuk dengan mobil mewah yang saat ini selalu menjadi kendaraannya untuk bepergian kemana saja.

Saat sedang asik memandangi hasil karyanya yang akan ia lelangkan di pameran seni lukis nanti, seseorang dengan cukup kuat menepuk bahunya membuat pria Jeon itu tersentak kaget.

Jungkook menoleh menatap orang yang sudah membuatnya terkejut itu dengan tajam.

"Tae hyung?! Aishhh! Astagaahh jantungku! Kau mengagetkanku alien bodoh!" Maki Jungkook sembari mengelus dada kirinya guna menetralkan denyut jantungnya.

𝐊 𝐀 𝐑 𝐌 𝐀 - ᴋᴛʜ (COMPLETED✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang