Disebuah rumah besar, dua orang anak laki-laki tengah bermain bola bersama. Keduanya terlihat sangat bahagia. Senyuman cerah itu tak pernah luntur dari wajah tampan keduanya.
"Jimin-a ayo kita istirahat dulu. Hyung capek!" Ujar sang kakak dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Ok hyung!" Balas anak bernama Jimin itu.
"Hey, apa kau tau alasan kenapa ibu dan ayah memberimu nama Park Jimin? Park itu bukan marga dari ayahkan?" Tanya sang kakak pada adiknya.
"Entahlah hyung. Aku juga tidak tau. Apa jangan-jangan aku anak pungut ya?" Tanya Jimin dengan wajah polosnya.
Baru saja hendak membalas ucapan sang adik, suara seseorang tiba-tiba membuat kedua anak kecil itu menoleh.
"Jangan berbicara seperti itu Jimin. Ayah memberimu nama Park Jimin bukan karena kau anak pungut." Hoseok tertawa sejenak sebelum akhirnya duduk di antara kedua anaknya.
"Lalu mengapa namaku berbeda? Jiwon hyung menggunakan marga ayah, sedangkan aku?" Gerutu Jimin merasa tidak terima dengan nama yang diberikan oleh sang ayah.
"Sshhhtt jangan berisik. Nanti kalau ibu tau, ayah bisa dimarahi." Hoseok memperingati anak keduanya itu.
"Lalu mengapa nama Jimin harus menggunakan marga Park bukan Jung?" Kini Jiwon yang bertanya.
"Baiklah. Ayah akan menceritakannya sedikit agar kalian paham. Jadi begini, nama Park Jimin merupakan nama sahabat ayah saat masa kuliah dulu. Park Jimin sudah ayah anggap seperti adik ayah sendiri." Jelas Hoseok membuat kedua putranya itu mengangguk paham.
"Lalu dimana Jimin ahjussi sekarang?" Tanya Jimin.
Hoseok tersenyum senduh mengusap lembut surai Jimin anaknya. "Jimin ahjussi sudah berada di surga sayang. Dia sudah tenang disana."
Jiwon dan Jimin sontak terkejut. Kedua mata mereka membulat setelah mendengar jawaban sang ayah.
"Jimin ahjussi dulu adalah kekasih ibu kalian. Namun karena dahulu ada masalah yang rumit, Jimin ahjussi meminta ayah untuk menggantikan posisinya menjaga ibu." Jelas Hoseok lagi.
"Apa Jimin ahjussi itu baik ayah? Andai dia masih ada, aku ingin mengajak dia bermain bola bersamaku dan Jimin kecil." Ujar Jiwon sambil melirik Jimin dengan senyuman.
"Iya, Jiwon hyung benar. Tapi sayang sekali, Tuhan lebih menyayangi Jimin ahjussi makanya dia pergi ke Surga sekarang. Iyakan ayah?" Celetuk Jimin lagi-lagi dengan wajah polosnya membuat Hoseok terkekeh.
"Kalian berdua benar. Jimin itu baik. Sangat baik. Dia seperti malaikat. Maka dari itu, Tuhan memanggil Jimin ahjussi ke surganya karena dia baik." Jawab Hoseok.
"Wah Jimin-a, kau beruntung karena ayah memberikanmu nama Jimin ahjussi." Jiwon berdecak kagum.
"Dan kau juga beruntung memiliki adik bernama Park Jimin sepertiku hyung! Hahahaha..."
Hoseok, Jiwon, dan Jimin pun tertawa bersama. Sungguh melihat kehangatan antara Jiwon dan Jimin membuat Hoseok merasa bahagia. Dirinya sengaja memberi nama Park Jimin pada anak keduanya karena ia ingin Jimin hidup dalam diri anaknya.
Hoseok pun sudah meminta izin pada kedua orang tua Jimin untuk menggunakan nama Jimin pada anaknya. Usia Jiwon dan Jimin pun hanya berbeda dua tahun.
Jung Jiwon berusia 8 tahun dan Park Jimin 6 tahun. Diumur keduanya yang masih terbilang sangat muda, Jiwon dan Jimin sudah dapat berfikiran dewasa. Sungguh berbeda dengan anak-anak yang seumuran dengan mereka berdua. Kadang kala, dua kakak beradik itu turut membantu Hoseok untuk mengetik laporan di laptop atau bahkan komputer sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊 𝐀 𝐑 𝐌 𝐀 - ᴋᴛʜ (COMPLETED✓)
Romance[Squel of "360° Devil to Angel - PJM"] ••• Dalam kehidupan ini, setiap perbuatan manusia pasti akan mendapatkan balasan sesuai dengan perbuatan apa yang telah dilakukannya. Entah itu baik atau pun buruk, yang namanya KARMA pasti akan datang. "𝐓𝐮𝐡...