Prolog

414 20 4
                                    

"Ayah sudah membebaskanmu, sekarang kau harus menggantikan posisi ayah menjadi direktur di Kim Corp." Ujar seorang pria paruh baya dengan nada tegas.

"Lalu bagaimana dengan Soobin? Kenapa ayah tidak membebaskannya juga?" Tanya pria muda itu menatap sang ayah.

"Adikmu itu melakukan kesalahan besar Taehyung-a. Dia yang menembak Jimin saat itu. Jadi sulit untuk meringankan hukumannya." Balas sang ayah.

Pria bernama asli Kim Taehyung itu pun menghela nafasnya berat. Benar. Ia menyesal sekarang. Karena terlalu mengikuti egonya, Taehyung mengambil langkah yang berlebihan hingga Jimin lah yang menjadi korbannya.

Setelah kejadian tragis 10 tahun itu, Taehyung sempat mendekam di penjara bersama Soobin. Akan tetapi, karena Tn. Kim- alias ayah Taehyung ingin anak pertamanya itu menggantikan posisinya menjadi kepala direketur di perusahaan, dengan uang yang dimiliki sang ayah Taehyung akhirnya dibebaskan.

Berbeda dengan Soobin yang harus mendekam dipenjara selama 25 tahun karena tindakannya yang telah melakukan pembunuhan secara sengaja.

"Seharusnya ayah juga harus membebaskan Soobin. Aku yang memintanya membunuh Jimin, harusnya dia mendapatkan keringanan!" Ucap Taehyung mulai tersulut emosi.

Tn. Kim memijat pangkal hidung. "Ingatlah satu hal Taehyung. 25 tahun masa tahanan Soobin itu sudah ringan. Kau bahkan tau sendiri jika orang tua Jimin yang memintanya untuk mengurangi masa tahanan Soobin. Seharusnya kau tidak protes banyak lagi, nak!" Tegas Tn. Kim.

Taehyung menghela nafas kasar. "Mereka tidak adil!"

"Kim Taehyung. Ini adalah karmamu! Kau sendiri yang membuat rencana bodoh itu demi mendapatkan gadis yang kau cintai. Sekarang lihat? Choi Seora menjadi pasien rumah sakit jiwa. Dan Jimin? Dia sudah kembali pada Tuhan! Sekarang apa lagi yang ingin kau keluhkan?"

Taehyung terdiam sempurna setelah mendengar ucapan sang ayah. Semua yang ayahnya katakan memang benar. Saat kematian Jimin, Seora terkena depresi berat hingga akhirnya dinyatakan gila. Kini gadis itu menjadi pasien rumah sakit jiwa di Korea Selatan.

Jika boleh jujur, Taehyung teramat sangat menyesali perbuatannya kemarin. Akibat cintanya yang terlalu berlebihan, ia sampai melupakan Jimin dan berakhir seperti saat ini. Jimin pergi karena Taehyung terlalu mengikuti egonya.

"Taehyung-a? Kemasi semua barang-barangmu. Lusa kau harus pulang ke Korea untuk mengurusi perusahan ayah yang ada disana. Kau ingat?"

Taehyung mengangguk pelan. "Aku sudah menyiapkannya ayah. Besok aku akan mengirim barang-barangku disana agar lusa aku tidak perlu membawa tas lagi."

Sang ayah pun mengangguk. "Terserah padamu nak. Ayah dan ibu akan menetap disini untuk mengurus perusahaan. Ibumu juga harus mengurusi butiknya."

"Iya ayah. Aku akan tinggal di rumah kita yang dulu." Balas Taehyung.

"Kau yakin?"

Taehyung mengangguk. "Tentu saja. Tidak ada yang salah dari rumah itu."

"Hm ya sudah. Kalau begitu ayah pergi dulu. Ayah harus kembali ke kantor. Ada berkas ajakan kerja sama dari perusahaan ayah Jimin."

"Iya ayah. Maaf aku merepotkanmu..."

Tn. Kim tersenyum menepuk pundak sang anak. "Ayah harap dari kejadian dulu, kau bisa banyak belajar nak. Belajarlah untuk tidak selalu menuruti egomu. Itu akan membawamu ke penyesalan berikutnya."

"Iya ayah. Terimakasih."

Pembicaraan antara ayah dan anak itu pun berakhir. Tn. Kim akhirnya pergi meninggalkan apartemen Taehyung dan kembali ke kantor.

Ruangan apartemen itu pun menjadi hening. Dengan gontai Taehyung berjalan menuju balkon apartemennya yang menyugukan pemandangan menara eiffel yang diterangi oleh cahaya senja yang kian mulai meredup.

Kembali ke Korea. Itu tandanya ia akan kembali ke masalalunya. Entahlah apa yang akan terjadi saat Taehyung kembali menginjakkan kakinya di negara itu.

"Apa mereka masih membenciku?" -Kim Taehyung.

•••

Bagaimana? Suka?
Aku harap begitu🤭

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak manis kalian untuk cerita pertama ini😽💜

Sampai bertemu di next part!

-Kim Melody•

𝐊 𝐀 𝐑 𝐌 𝐀 - ᴋᴛʜ (COMPLETED✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang