FOL - 2

13.5K 731 48
                                    

Happy reading (っ˘з(˘⌣˘ )

-

-

-

Eren termenung di dalam kamarnya, duduk di depan jendela dengan tatapan bosan memandangi luar. Perkataan Armin sebagai asistennya sekaligus sahabatnya tidak digubris, membuat pria berambut pirang itu berhenti berbicara dan bertanya kepada Putra mahkota.

" Kau baik-baik saja, Eren? "

" Aa..."

" Lalu mengapa kau tidak memperhatikan apa yang kubicarakan."

" Suaramu sangat membosankan."

Wajah Armin berkedut, " Ma-maafkan aku! "

" Yayaya itu tidak penting, sekarang kau pergilah temui mamaku. Katakan jika aku menyayanginya."

" Kenapa tidak kau sendiri saja? Ratu Carla ingin bertemu denganmu."

" Saat ini aku ada urusan penting."

Armin membawa buku laporannya, " Apa itu?"

" Rahasia."

Karena Armin tidak segera keluar jadi Eren berinisiatif keluar terlebih dahulu. Ia berlari menuju halaman belakang istananya, kepalanya menoleh ke kanan dan kekiri, setelah dirasa aman Eren mengucapkan sebuah mantra. Tubuhnya seketika berubah menjadi monster ber-abs. Porco-pengurus kuda - terkejut melihat Putra mahkota yang berubah secara tiba-tiba.

" Gyaaaa jangan injak aku."

Eren tak peduli, ia berlari melewatinya. Tujuannya adalah Kerajaan Maria, sesampainya ditempat Eren bersembunyi dimana pun yang terpenting tidak ketahuan. Seperti berkamuflase menyatu dengan pepohonan lebat.

" Mikasa berhenti mengejekku cebol! "

" Kenapa? Memang benarkan? Dasar cebol."

Suara tak asing terdengar di kamar Istana, Eren melihat Levi yang sedang berdiri di depan jendela dengan saudarinya. Keduanya terlihat saling cekcok hingga berakhir Levi mengancam Mikasa menggunakan vas bunga.

" Pergi dari kamarku! "

" Iya iya, pemarah."

" Jangan terlihat di depan mataku lagi, wajahmu membuatku muak! "

Mikasa berdecak kesal, " Jika kau terus-menerus marah kau bisa saja diculik oleh monster mengerikan."

" Diam brengsek."

Blam!

Mikasa menutup pintu kamar cukup kencang. Levi mendengus kesal, ia segera duduk di jendela, kakinya menggantung udara. Setiap kali Levi merasa kesal ia akan duduk dijendela sambil melihat pemandangan tumbuhan Bougenville.

" Cih memangnya ada monster di dunia sempit ini."

Krusak krusuk

Levi menajamkan indera pendengarannya. Bunyi itu berasal dari pohon tak jauh darinya, matanya menyipit tajam.

" Graurrrrrr! "

Sesosok monster setinggi kurang lebih lima belas meter berlari menghampirinya. Saking kagetnya Levi kehilangan keseimbangannya, ia terjatuh dari jendela.

" Gawat, aku bisa mati." gumamnya

Grep

Monster itu menangkap tubuh Levi menggunakan tangannya yang besar. Merasa dirinya tidak membentur tanah Levi membuka matanya, ia tersentak kebelakang ketika wajah monster itu sangat dekat dengannya.

Full Of Lust [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang