FOL - 3

9K 464 53
                                    

Happy reading (⊃ • ʖ̫ • )⊃

-

-

-

Ceklek

" Levi, aku membawakanmu teh favoritmu." ucap Mikasa seraya masuk ke dalam kamar saudaranya, dahinya mengernyit heran melihat kamar sangat sepi. Matanya menatap jendela yang terbuka lebar.

" Levi?! Dimana kau? "

Mikasa menaruh segelas teh di meja, ia mengecek jendela itu. Rasa paniknya meluap karena tak menemukan keberadaan Levi. Dengan tergesa-gesa ia berlari ke lantai bawah dan mengadu pada ayahnya.

" Prajurit, cari putraku sampai ketemu! "

" Baik Yang mulia Raja."

" Sayang ada apa?" Kuchel menghampiri Mikasa dan juga Kenny.

" Levi tidak ada di dalam kamar, bu."

Kuchel tersentak kaget, " Apa kau sudah mencarinya di seluruh istana?"

Kenny mengelus punggung istrinya agar tidak terlalu khawatir, " Tenanglah aku sudah menyuruh prajurit untuk mencarinya."

Sementara disisi lain...

" Maaf Pangeran, saya hanya bisa mengantarkan anda sampai sini." Armin menghentikan laju kudanya, lalu turun terlebih dahulu.

" Memangnya kenapa?" Levi membalas uluran tangan yang membantunya turun dari atas kuda.

" Err begini Yang mulia, saya hanya takut Raja Kenny akan marah mendengar bahwa anda telah dibawa oleh Putra mahkota Eren. Tolong maafkan kelakuan Putra mahkota kami, Pangeran Levi..."

Levi menggerucutkan bibirnya, " Ternyata dia seorang pangeran juga, huh. Baiklah aku akan memaafkan dia."

Raut wajah Armin berubah ceria," Terimakasih atas kebaikan anda, Yang mulia! "

-----------------------------------

" Ibu! Levi telah kembali!"

Kenny menatap putrinya lalu ke istrinya lagi, " Temuilah dia."

Kuchel segera berlari ke pintu, ia langsung memeluk putranya dengan erat. Hatinya merasa lega putranya masih dalam keadaan baik-baik saja, namun saudari kembarnya melihat adanya satu keganjalan.

" Levi, ada apa dengan bibirmu?"

" Eh memangnya kenapa dengan bibirnya Levi?" Kenny ikut penasaran, lalu melihat bibir putranya yang bengkak dan merah.

" Kau habis berciuman dengan siapa Levi?! " ucap Kuchel tak percaya, jarinya menyentuh bibir putranya dan membuat sang empu memerah malu.

" Apa...CIUMAN?! " Pekik Mikasa dan Kenny bersamaan, hingga para prajurit menghampiri mereka mengira ada sesuatu yang berbahaya.

" Er...win."

Terpaksa. Levi harus berbohong karena tak ingin orang tuanya marah jika dirinya telah berciuman dengan pria lain bukan pria yang telah dijodohkan.

" Aah baguslah, hubungan kalian memang harus mengalami perkembangan."

" Ck sebegitu tidak sabaran bertemu dengan Erwin hingga kau meloncat dari jendela."

Levi menatap Mikasa, " Itu karena aku tidak ingin berpapasan atau bahkan melihatmu."

" Levi jendela kamarmu berada di lantai tiga, bagaimana kau bisa turun?" ucap Kenny sambil menyuruh mereka berjalan menuju ruang makan.

Full Of Lust [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang