FOL - 23

5.6K 210 15
                                    

Happy reading ⟵⁠(⁠๑⁠¯⁠◡⁠¯⁠๑⁠)





Levi mengernyitkan dahinya ketika mendengar bunyi ketukan berulangkali. Bunyi itu berasal dari jendela, pria raven segera membuka matanya. Beranjak turun dari kasur lalu menyibak korden yang menutupinya.

Seekor burung elang terlihat menunggunya. Dalam hati ia sudah menebak bahwa itu adalah Eren. Sebelum membuka jendela ia melirik lagi kearah Mikasa, memastikan jika dia masih tidur.

Jendela terbuka. Burung elang itu berubah menjadi pria brunette bertubuh tinggi, Eren menarik tangan Levi membawanya keluar melewati jendela.

" Eren kau gila?! " pekik Levi seraya menatap bawah, terlalu tinggi.

" Tenang saja. Kau selalu aman bersamaku." ucap Eren lalu melingkarkan tangannya di sekitar pinggang si raven.

" Kita mau kemana? Ini sudah tengah malam, aku mengantuk."

Eren mengecup bibirnya cepat.

" Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu ke tempat yang tidak pernah kau kunjungi di wilayah ini."

Pria tan itu membawa Levi terbang menjauh dari penginapan. Cukup lama terbang akhirnya Eren memutuskan turun ke bawah setelah tempat tujuan telah sampai. Kakinya memapaki tanah dengan lembut lalu disusul Levi.

" Sudah sampai? "

" Ya... lihatlah ke belakang." Eren menuntun tubuh Levi agar berbalik menghadap belakang.

Kedua manik abu-abu melebar penuh kekaguman. Mulutnya tak bisa berkata-kata lagi melihat keindahan pemandangan hamparan laut yang sangat luas. Dimana bulan purnama terlihat jelas di atas lautan. Sinarnya membuat air laut berwarna perak dan bergemerlap.

Eren menarik pinggangnya agar Levi duduk disebelahnya. Keduanya duduk di ujung tebing. Sedikit membuat tubuh Levi merinding karena takut jatuh. Namun, mengingat ada pria brunette disampingnya cukup membuatnya tenang.

" Bagaimana? " tanya Eren

Levi kembali menatap lautan, kedua matanya tidak bisa berbohong.

" Saat aku melihat lautan itu, entah mengapa rasanya sangat bebas. "

Eren memeluknya dari samping, membuat Levi bersandar pada dada bidangnya. Deru nafas Eren yang stabil terdengar bersamaan dengan suara ombak laut. Pria brunette itu mengambil tangan kanan Levi, mengamati setiap jari lentiknya yang begitu cantik.

" Tanganmu sangat cantik namun ada yang kurang..."

" Mn..." gumamnya, Levi mengucek matanya menggunakan tangan kirinya. Matanya mulai memberat kala merasa kantuk.

Hati Eren menghangat menyadari Levi tertidur di dada bidangnya. Bulu mata lentiknya bergetar karena hembusan angin malam. Eren menyentuh sisi wajahnya, iseng mencubit pelan pipinya dan memainkannya.

" Kau membuatku semakin jatuh cinta..." ucapnya dengan nada berat, wajahnya mendekat kearahnya.

" Aku mencintaimu Levi... jadilah istriku." bisiknya lembut, kemudian mencium bibir ranumnya. Menyesap pelan bibir bawahnya agar tak membangunkan sang empu.

Eren kembali menatap tangan Levi yang masih digenggam. Mengusapnya, tapi usapannya terhenti saat merasakan kulit kasar di bagian telapak tangan. Eren segera melihatnya, luka gores yang ia perbuat dulu masih membekas di tangan Levi. Ia mendekatkan telapak tangan Levi ke wajahnya lalu mengecup ringan luka itu.

" Aku akan memberikan semua yang kumiliki untukmu asalkan kau menjadi milikku seutuhnya."

Tangan Eren mengambil debu kemudian tangannya mengepal.

Full Of Lust [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang