FOL - 21

4.1K 195 19
                                    

Happy reading (⁠╬⁠☉⁠д⁠⊙⁠)⁠⊰⁠⊹ฺ





*Warning disturbing

" ugh..."

" Kau tak apa!? " tanya Eren khawatir, reflek terbangun dari tidurnya dan menatap Levi.

Levi memegangi perutnya. Menyadari bagian mana yang sakit Eren segera mengambil obatnya. Pria brunette itu membuka laci, berniat mencarinya. Setelah beberapa detik akhirnya ketemu, namun Eren tak sengaja melihat ada obat lain selain obat pereda nyeri.

Ia mengambilnya dan membacanya. Sedetik kemudian matanya membulat tak percaya, ini adalah obat pencegah kehamilan. Eren menoleh kearahnya dan mendekatinya. Sebelum itu, ia mengambil segelas air untuknya.

" Dimana obatnya? "

" Ini..."

Levi menerimanya kemudian meminum obatnya dengan perlahan. Ia menarik nafasnya dalam-dalam, mencoba menahan rasa sakit yang semakin menjadi-jadi. Eren duduk di sebelahnya, menatapnya cukup lama hingga Levi merasa risih.

" Berhenti menatapku."

Eren menutup matanya dan tersenyum tipis, " Kau seharusnya tidak perlu meminum obat selain itu."

Mendengar ucapannya membuat Levi bingung. Tetapi ia dengan cepat ia menoleh kearah laci. Jantungnya berdebar kencang setelah mengingat jika ia menyimpan obat pencegah kehamilan di sana.

" E-eren kau mengetahuinya? " Levi menatapnya takut saat emerald mulai terlihat.

" Ya."

" Kau marah..."

Eren mendengus geli, " Tentu saja marah. Obat seperti itu ilegal, kau tidak tahu jika obat itu bisa saja mengganggu kesehatanmu."

" Mau bagaimana lagi. Aku terpaksa harus meminumnya karena kau selalu mengeluarkannya di dalam rahimku." tangan Levi mencengkeram selimutnya erat.

" Dengar Levi, aku melakukan itu karena aku tahu jika kau tidak akan bisa hamil sebelum mens...trasi-"

" Menstruasi! " sahut Levi kesal

" Ya aku tahu aku bodoh, saat itu aku tidak pernah terpikirkan bisa mengalami menstruasi." lanjutnya

Eren mengangguk pelan, " Tidak perlu merasa bodoh. Aku memakluminya, tapi obat ini harus ku musnahkan."

" Ja-jangan."

" Kenapa? Kau ingin meminumnya lagi?" Eren mengangkat satu alisnya

Levi merasa gugup, jari jemarinya saling bertautan. Ia hanya ingin menyimpannya untuk berjaga-jaga jika Eren kembali mengeluarkannya di dalam rahimnya. Mana mungkin dirinya berani membeli obat itu lagi!

Eren mengkerutkan dahinya kesal, ia menaruh obatnya sembarangan.

" Baiklah, aku akan memberikanmu satu kesempatan untuk meminumnya lagi, tetapi setelah ini..." ucap Eren dengan nada berat, ia menarik kaki Levi membuatnya terseret dan tidur terlentang.

" K-kau bercanda?! Aku sedang menstruasi." ucapnya tak percaya

" Aku sudah bertanya kepada dokter. Dan dia memperbolehkanku." tangannya mulai menelusup ke paha bagian dalam.

Bibir Levi terbuka, " Kau benar-benar.... menyebalkan."

Levi menggeliat tak nyaman saat jari tangan Eren menggoda bagian bawahnya seraya melumat leher jenjangnya. Desahan kecil berhasil lolos saat Eren menggigit kulitnya, menciptakan bekas merah disekitarnya.

Kali ini Eren sedikit heran karena tidak ada penolakan dari si raven. Eren meliriknya dari bawah, sial ia menyesal telah melihatnya. Wajah Levi yang sedang menikmati sentuhannya benar-benar merangsangnya.

Full Of Lust [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang