Happy reading (●’3)♡(ε'●)
Lima bulan kemudian....
Tak terasa hari demi hari berlalu begitu cepat hingga telah menginjak bulan kelima, yang dimana kehamilan Mikasa sudah berusia lima bulan. Perutnya yang awalnya datar kini semakin membesar. Wanita bersurai raven itu sedang duduk di pangkuan kakaknya, menikmati suasana pagi hari di balkon istana.
Farlan tak tinggal diam, tangannya setia mengelus perut adiknya dengan lembut. Keduanya sesekali melemparkan candaan yang membuat tawa mereka pecah.
" Aku merindukan ibu..." gumaman Mikasa membuat Farlan reflek menatapnya.
Flashback on
" Ibu...ibu akan pergi kemana? " suara Levi terdengar di aula istana. Menyita perhatian semua orang yang berada di dalam. Termasuk, Mikasa yang tengah sibuk membuat patung.
Levi mengenggam tangan Kuchel, membuat wanita paruh baya itu berhenti berjalan dan menatap putranya yang memasang ekspresi khawatir.
" Sayang...kau tak usah khawatir, ibu akan baik-baik saja." ucapnya halus seraya membelai sisi wajahnya.
Melihat adanya perubahan suasana diantara keduanya, Mikasa memutuskan menghampiri mereka. Ia terkejut karena ibunya yang berpenampilan polos tidak semewah biasanya. Tidak ada riasan di wajahnya, pakaiannya serba putih bahkan perhiasan satupun tidak ada disana.
" Ibu? A-apa yang ingin ibu lakukan? "
" Mikasa...Levi... sebenarnya ibu ingin mengatakan sesuatu kepada kalian..." Kuchel menarik nafasnya dalam-dalam, sangat berat untuk melanjutkan perkataannya.
" Ibu telah memutuskan meninggalkan kerajaan ini, ibu akan pergi ke kuil terpencil untuk melakukan pemujaan terhadap dewa Zeus..."
" Apa?! Be-berapa lama ibu melakukan pemujaan? " ucap Levi terkejut
" Tidak tahu...ibu tidak tahu apakah akan berencana kembali atau tidak...yang pasti ibu akan mendoakan yang terbaik untuk kalian di sana nanti."
" Kenapa ibu melakukan itu?! Apakah ibu marah padaku.."
" Mikasa, ibu tidak pernah marah padamu. Ibu melakukan ini semua adalah sebagai bentuk kesetiaanku kepada ayah kalian." Kuchel menatap kedua anaknya bergantian.
Levi bergegas memeluk ibunya erat, pria raven itu menahan isak tangisannya yang ingin keluar.
" A-aku mengerti, ibu pasti butuh ketenangan setelah kematian ayah...aku akan mendukung keputusan apapun yang telah ibu buat." ucapan Levi menohok hati Kuchel. Tangisan Kuchel seketika tumpah, ia menangis di bahu putranya.
" Maafkan ibu sayang, ibu tidak bermaksud menelantarkan kalian berdua, ibu hanya belum bisa menerima kepergian ayah kalian begitu cepat..." ucapnya dengan serak
" I-ibu...hiks." Mikasa menerjang ke pelukan keduanya lalu mencium pipi ibunya.
" Semoga kalian bisa hidup dengan bahagia dan ibu telah mempercayakan tahta kerajaan Maria kepada kakak kalian." Kuchel perlahan melepaskan pelukannya, kemudian memberi kecupan ringan di dahi Levi dan Mikasa.
" Selamat tinggal sayang, jaga diri kalian baik-baik..."
Levi dan Mikasa mengangguk lesu, mereka berdua hanya bisa diam berdiri sambil menatap ibunya yang perlahan pergi menuju pintu kerajaan.
Flashback off
Melihat adanya titik kesedihan di wajah Mikasa, Farlan segera mendekapnya erat. Membisikkan kata-kata agar menenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Full Of Lust [EreRi]
FanfictionLevi adalah Pangeran dari kerajaan Maria. Dia adalah seorang laki-laki namun memiliki alat kelamin perempuan?! ‼️ SEBELUM MEMBACA tolong perhatikan urutan chapternya, dikarenakan chapter book ini tidak urut karena ada masalah‼️Jadi mohon maaf atas t...