FOL - 17

5.5K 220 38
                                    

Happy reading ᕙ⁠(⁠ ͡⁠°⁠ ͜⁠ʖ⁠ ͡⁠°⁠)⁠ᕗ











" akh ahh hahh ah hahh pelanh heunghhh "

Levi terus mengeluarkan desahan-desahan merdunya. Eren dengan senang hati mendengarnya dan semakin gencar mempermainkan vaginanya agar desahannya semakin mengencang.

Beberapa menit kemudian Eren berhenti menjilati bagian bawahnya. Ia mengangkat sedikit pantatnya Levi agar ia bisa mendudukkan dirinya. Levi membuka matanya yang sayu, menghela nafas kecil dan mengira semuanya akan berakhir. Namun dugaannya salah, ia tersentak kaget saat Eren menggendongnya menuju ke atas piano.

" A-apa yang akan kau lakukan?! " Levi mencengkeram tuts piano hingga menimbulkan bunyi tak beraturan.

" Melanjutkan kegiatan tadi."

" Kita masih di sekolah, Mikasa pasti akan mencariku! " Bentaknya

" Aku tinggal melakukannya dengan cepat."

" J-jangan kumohon hentikan."

Eren tak memperdulikan perkataannya, sebaliknya ia mengangkat kedua kaki jenjang milik Levi dan menaruhnya di pundaknya. Eren memposisikan mulutnya sejajar dengan vagina Levi, kemudian menyedotnya dengan kuat yang membuat sang empu berjengkit kaget dan reflek berteriak seraya menggeliat hebat.

" Milikmu terasa seperti meminum anggur, sangat manis dan juga asam." Ucap Eren disela-sela kegiatannya.

Levi menutup matanya malu mendengar itu, bibirnya bergetar hebat. Sekedar menjawab pun ia tidak bisa. Eren melirik wajah ayu Levi dari bawah, seringaian muncul di bibirnya ketika melihat betapa rapuhnya pria raven itu.

" Aku tidak rela jika pria lain merasakan milikmu ini." Tangan besarnya memegang paha Levi dan mulai menyedotnya lebih kuat daripada sebelumnya.

Kedua mata Levi melebar sempurna menatap atap, air matanya mengalir membasahi wajahnya, tubuhnya gemetaran seperti sedang berada di kutub utara. Eren menggigit kecil klitoris milik Levi dan mengemutnya seperti memakan permen.

" Aahhh♡~ " Tubuh Levi sontak melengkung keatas, timbul imajiner cinta di kedua bola matanya.

Levi menggigit bibir bawahnya, menatap pria tan dengan tatapan sayu yang bisa menggoda siapapun yang menatapnya, termasuk Eren sendiri.

" Lagi...Eren, lagi..." Lirihnya

Jantung Eren berdebar kencang tak karuan mendengar lirihannya. Ia menjauhkan mulutnya dari vaginanya, beralih mendekat ke wajah Levi.

" Katakan sekali lagi."

Levi menutup kedua matanya, otomatis air matanya yang terkumpul di matanya segera menetes.

" Aku... ingin...lagi..."

Eren terkekeh geli, tangannya bergerak mengelus lembut pipi kanannya. Dan mencium bibirnya dengan penuh nafsu.

" Kau mau layanan yang lebih nikmat daripada lidahku? " Manik hijau dan abu-abu saling menatap, yang satu sedang menggoda yang satu sedang memohon.

Levi mengangguk tak sabaran, jemari lentiknya menggerayangi wajah Eren, membuatnya menggeram rendah. Tak ingin menunggu lebih lama lagi Eren segera memasukkan miliknya ke dalam, Levi memekik tertahan seraya memeluk erat tubuhnya.

Di sisi lain...

Erwin berjalan beriringan dengan Armin, setia mendengar ocehannya tentang masalah ekonomi. Sesekali ia meresponnya saat kurang setuju dengan perkataannya dan tak lupa memberinya saran.

Full Of Lust [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang