FOL - 32

4.4K 182 13
                                    

Happy reading (⁠ ⁠/⁠^⁠ω⁠^⁠)⁠/⁠♪⁠♪




Levi melenguh pelan di dalam tidurnya. Alisnya mengkerut ketika merasakan sentuhan ringan di pipinya. Semakin lama sentuhan itu mengganggunya, membuat si raven membuka kedua matanya. Penglihatannya menangkap Eren yang sedang menatapnya sembari memainkan pipinya.

" Selamat pagi." ucap Eren

Levi memegang jari Eren di pipinya lalu memejamkan matanya kembali. Ia masih mengantuk.

" Pagi..."

" Bangunlah Levi." Eren yang sudah mandi dan rapi memakai pakaiannya masih setia menunggu pria mungilnya bangun.

" Aku masih lelah, tadi malam kau bermain kasar."

" Siapa yang menggodaku duluan? "

" Kau..." Levi mendesis kesakitan saat menggerakkan kedua kakinya.

" Hahaha baiklah-baiklah aku mengalah."

Eren lalu membawa Levi ke gendongannya dan pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh Levi dari kegiatan panas yang mereka berdua lakukan semalam. Setelah selesai, pria brunette itu memakaikan pakaian untuknya dan menyuruh pelayan membuatkan sarapan.

Dengan mata kantuk Levi mendudukkan dirinya di pangkuan Eren yang duduk di sofa. Ia memeluk lehernya kedua mata sapphirenya menatap Eren.

" Setelah sarapan aku langsung pergi ke kerajaanku. Aku khawatir kakak akan curiga karena Mikasa tidak ada di sana."

Eren tersenyum, " Kau menaruh Mikasa kembali di tempatnya? "

" Ya. Dia sudah menyelesaikan tugasnya dengan baik." ucap Levi lirih, ia menyenderkan pipinya ke leher pria tan.

" Meskipun kita sudah menggunakan mutiara emas pada tubuh Mikasa tetap saja tidak akan membuatnya hidup kembali. Mutiara emas hanya memberikannya sedikit roh Mikasa namun tidak untuk kesadarannya, sehingga Mikasa terlihat seperti boneka kosong yang hidup." ucap Eren sembari mengelus surai si raven.

" Mnh aku tau, tapi setidaknya aku bisa melihat Mikasa dalam keadaan utuh."

Eren mengangkat wajah Levi. Kemudian mencium bibir kecilnya dengan lumatan lembut. Tangannya bergerilya di pinggangnya lalu turun ke bawah namun segera dihentikan Levi.

" Jangan sekarang. Semalam kita sudah melakukannya." sebelah tangannya menepuk pelan kepala pria brunette itu.

" Baiklah." ucap Eren seperti anak anjing, matanya berbinar-binar ketika menatap Levi.

-

-

-

Farlan berjalan mondar-mandir dari balkon lalu masuk ke dalam kamarnya. Menggigit kukunya karena cemas dengan Mikasa dan Levi yang tidak ada di istana.

" Dimana mereka berdua..."

Tok tok tok

" Siapa? " teriak Farlan sopan

" Ini aku kak, Mikasa."

" Hahh Mikasa, syukurlah." Farlan segera memeluknya saat wanita raven itu masuk. Rasa khawatirnya perlahan menghilang.

" Kau darimana saja? Kenapa tidak ada di istana? "

" Aku hanya bermain di kerajaan Rose bersama Levi saja. Jadi tidak usah khawatir."

" Seharusnya kau bilang terlebih dahulu padaku."

Mikasa menggaruk pipinya, " Um aku lupa soal itu."

" Jangan diulangi lagi, mengerti? "

Full Of Lust [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang