FOL - 10

8.6K 333 20
                                    

Happy reading ୧| ͡ᵔ ﹏ ͡ᵔ |୨



Eren menaikan sebelah alisnya saat Mikasa menatapnya dengan tatapan penuh kekaguman.

" Kau bersekolah di Athena? "

Mikasa mengangguk semangat, " Ya! "

" Aku tidak bertanya padamu."

" Huh? "

" Aku bertanya pada saudara kembarmu."

Levi menarik tangan Mikasa untuk berjalan menjauh, " Kau sudah mendapatkan jawaban dari adikku. Jadi kau tak perlu sebuah jawaban dariku."

" Nona...kau sangat dingin kepadaku."

" ....."

Mikasa tersentak kaget saat Levi menariknya lebih kencang. Ia melambaikan tangannya kearah pria brunette yang membalas senyuman tipis juga.

" Levi, kau tidak memberitahuku jika kau bertemu dengan pria tampan! "

" Sejak kapan kau bertemu dengannya? Bagaimana bisa kalian saling mengenal satu sama lain? " Ia menggembungkan pipinya kesal

" Mikasa dengarkan. Dia bukan pria baik jangan berdekatan dengannya. Kau juga sudah memiliki calon suami bukan."

" Tapi tidak setampan dia, Levi~ "

Levi merotasikan matanya, " Dia tidak tampan sama sekali."

" Oh begitu, baiklah yang satu itu untukku saja...kau tetap bersama Raja Erwin." Mikasa berkata dengan bahagia

" Bagaimana dengan Raja Jean? "

" Tentang itu, biar aku yang mengurusinya." Jari telunjuknya berada di dagu, " Siapa namanya? "

" Eren."

" Gelar? "

" Putra mahkota."

" Dari Kerajaan? "

" Dia berasal dari kalangan penyihir, Kerajaan Rose."

Mikasa membulatkan matanya, " Benarkah?! Lalu mengapa dia sangat tampan? Seharusnya kalangan penyihir itu memiliki wajah jelek."

" Dia memang jelek, apa kau tadi tidak menyadarinya? "

Kembali mengingat, Mikasa sama sekali tidak melihat adanya kekurangan di wajah Eren. Sama sekali tidak! Bahkan wajah pria tan itu sangat bersinar dan menarik, seperti keturunan dewa yang tak sengaja terlahir di dunia.

" Yang ku ingat tadi, dia memiliki wajah tampan."

Levi menaikkan sebelah alisnya, " Mungkin karena kau terlanjur menyukainya."

" Hmm begitu ya."

-

-

-

Levi berjalan menuju perpustakaan kerajaan Maria yang sering ia datangi ketika sedang bosan. Sebenarnya, Mikasa mengajaknya bermain bersama Rōgue, namun ia menolaknya karena membaca lebih menyenangkan daripada bermain-main membuang waktu yang berharga.

Ia membuka pelan pintu perpustakaan, rasa kebebasan menyerbunya setelah melihat deretan rak-rak buku. Kemudian, Levi memilih beberapa buku untuk dibaca.

Salah satu genre buku favoritnya adalah fantasi dan juga misteri. Ia akan membacanya hingga tak menyadari waktu terus berjalan. Lembar per lembar buku ia baca, dari pagi hingga sore akhirnya Levi berhasil menyelesaikan satu buku genre fantasi. Matanya melirik kearah buku yang belum ia baca, saat tangannya bergerak untuk mengambilnya tiba-tiba Mikasa mendatanginya.

Full Of Lust [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang