FOL - 30

4.3K 198 5
                                    

Happy reading ᕦ⁠ᶘ⁠ ⁠ᵒ⁠㉨⁠ᵒ⁠ᶅ⁠ᕤ




Kedua mata Eren terbelalak lebar, ia bergegas bangkit dari kasurnya dan berlari mendekati jendela. Entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang buruk, ia bermimpi seekor burung Phoenix sedang meminta bantuannya.

" Apa ini ada hubungannya dengan Levi." gumamnya, saat teringat jika burung itu akan selalu berada dengan orang yang dipercayainya.

Eren mengambil jubahnya lalu pergi melalui jendela. Merubah wujudnya menjadi burung elang dan terbang menuruti instingnya. Dari jauh Eren dapat melihat burung Phoenix yang terbang berputar-putar di atas danau. Tanpa pikir panjang lagi ia segera terbang menujunya. Merubah wujudnya kembali menjadi manusia saat mendarat.

" Levi dimana kau?! "

Eren memasang wajah khawatir, matanya tertuju pada danau di depannya.

" LEVI...!! "

Dengan cepat Eren menceburkan dirinya ke dalam air, bergegas menarik tangan Levi padanya dan memeluknya erat. Merasakan ada yang menariknya membuat Levi membuka matanya, akibat terkejut ia reflek membuka mulutnya dan lupa jika dirinya masih berada di dalam air.

Levi bergerak panik saat dirasa pasokan udara habis.

Cup

Pergerakan Levi terhenti ketika bibir Eren mengunci mulutnya dengan ciuman. Saling berbagi oksigen di dalam rongga mulut mereka. Tangan mungil Levi berpegangan pada pundak pria tan itu. Keduanya perlahan berenang keatas, masih dengan bibir yang saling bertautan. Hingga akhirnya keduanya berhasil keluar dari danau dan melepaskan ciumannya sambil terengah-engah.

" Jangan lakukan itu lagi, nyawamu bisa terancam." ucap Eren, mengusap poni Levi yang basah ke belakang telinga.

Pria raven itu masih terengah-engah. Manik sapphirenya melirik kearah pria brunette yang sedang menatapnya khawatir. Tangannya terulur menyentuh sisi wajahnya. Membuat Eren terkejut.

" Eren...aku kehilangannya."

" Siapa yang kau maksud? " Eren mengenggam tangannya dan merematnya pelan.

" Mikasa. Jean telah membunuhnya!! Aku kehilangan saudariku Eren! AKU KEHILANGANNYA-ARGHHH"

Tangisan Levi tak terbendung lagi, ia menangis histeris tak peduli lagi dengan harga dirinya. Biarkan Eren mengetahui sisi rapuhnya, biarkan dia melihat bagaimana menyedihkan dirinya saat ini.

Mendengar ucapannya membuat Eren sangat terkejut. Tak menyangka hal itu akan terjadi. Ia menarik lembut Levi ke dalam dekapannya. Dahinya mengernyit saat mendengar tangisan pilu Levi yang menggema.

" Aku kehilangan orang yang aku sayangi, mereka satu persatu meninggalkanku. Aku harus bagaimana Eren, katakan! " teriaknya

Eren menggertakkan giginya, hatinya ikut terasa berat mendengarnya. Yang bisa ia lakukan hanyalah memeluknya erat seraya mengecup surai ravennya.

Levi memukul-mukul dada bidang Eren. Ia menangis kencang hingga urat-uratnya terlihat jelas, wajahnya memerah bahkan suaranya hampir habis. Eren tak sanggup menyaksikan kesedihannya, ia menarik dagu Levi lalu memberikan ciuman hangat di bibirnya.

Membuat si raven seketika terdiam akibat terkejut akan perlakuannya. Ciuman yang dilakukan Eren sangat lembut, seolah-olah memberikannya ketenangan dan kenyamanan. Levi mulai terbuai oleh ciumannya, kedua matanya terpejam menikmatinya.

" Ngh..."

Setelah dirasa cukup tenang. Eren melepaskan tautan bibir mereka. Dengan sorot mata lembut, Eren menatap Levi yang mulai membuka matanya. Eren tersenyum tipis padanya.

Full Of Lust [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang