39 (kesialan danel)

507 45 29
                                    

Saat berada di mall, semua teman Danel memutuskan untuk berpisah dan mencari keperluan masing-masing, meninggalkan Danel sendirian.

"Yah, biarkan saja. Aku akan tunggu di salah satu tempat," ucap Danel, tidak mempersoalkan soal sahabatnya yang berpencar ke mana-mana.

Danel berjalan menuju restoran terdekat untuk duduk santai sambil memainkan ponselnya, karena tidak ingin melihat pemandangan yang menguji imannya.

Danel mengangkat tangannya untuk memanggil salah satu pelayan yang terdekat. Saat pelayan itu mulai mendekat, Danel menghela napas melihat penampilan pelayan tersebut.

"Permisi, kak. Ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan yang dandanannya sedikit seksi.

"Berikan daftar menunya padaku, aku akan memesan sesuatu," jawab Danel.

Danel menundukkan kepalanya dan membaca menu yang tertera di sana dengan tenang.

"Pesan es jeruk dan nasi goreng spesial saja," ucap Danel.

Danel memberikan daftar menu tersebut kepada pelayan dan kembali menundukkan kepalanya setelah pelayan menerima menu tersebut.

"Terima kasih, kak. Tunggu sebentar ya," ucap pelayan.

"Baiklah, aku tunggu," jawab Danel.

Danel menunggu dengan tenang dan berusaha menjaga pandangan matanya, karena di sini kebanyakan wanita berpakaian seksi.

"Astaghfirullah, kuatkan imanku," ucap Danel sambil mengelus dadanya.

"Silakan, kak. Makanannya sudah datang," ucap pelayan yang tadi.

"Baiklah," jawab Danel, menerima makanannya. Namun, tangannya tidak sengaja bersentuhan dengan tangan pelayan tersebut.

"Maaf," ucap Danel refleks, langsung menarik tangannya.

"Tidak masalah, kak," jawab pelayan tersebut.

Pelayan itu pergi, membuat Danel bisa bernapas lega. Dengan cepat, ia mulai makan, dan setelah membayar, Danel buru-buru keluar dari restoran.

"Sulit banget, sumpah," ucap Danel.

Danel yang tidak fokus berjalan karena masih memikirkan kejadian barusan akhirnya menabrak seseorang.

"Lu kenapa sih, Nel?" tanya orang yang ditabrak Danel barusan.

Danel melihat ke arah depan, ternyata itu Fahri bersama Ridho yang kerepotan membawa barang bawaannya.

"Sini, gue bantuin bawa!" pekik Danel, langsung merebut barang bawaan Ridho begitu saja.

"Lu ketemu cewek berpakaian seksi?" tanya Fahri, memastikan, karena gelagat Danel yang tidak seperti biasanya.

"Jangan diingetin soal itu, anggap aja nggak pernah ada," ucap Danel malas mengingat kejadian sebelumnya.

"Yah, lu masih aja Danel yang gue kenal," ucap Fahri.

"Kan bapak gue dulu pernah pesantren, jadi ngajarin ilmu agama juga ke gue," ucap Danel.

"Oi, lu berdua!" pekik Putra, berlarian bersama yang lainnya menyusul mereka bertiga.

Fahri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang