Hai-hai...
Aku bawa cerita baru...
Selamat mengikuti kisah ini sampai akhir dan semoga kalian juga suka❤❤'PHOSPENES'
(n.) Warna atau "Bintang" yang kamu lihat ketika kamu menggosok matamu.
[Titik Cahaya]*
*
*Nggak usah merasa paling menderita. Gue mau pulang malam, besok, atau nggak pulang sekalipun bukan urusan lo, Hanna. Untuk apa lo ngadu ke bokap gue!!" bentak Alif. Laki-laki berambut gondrong itu tidak peduli sedikitpun pada kondisi Hanna yang tiba-tiba lemas, terduduk dalam tangisnya yang menderas.
Perempuan dengan kerudung berwarna mocca itu pun tidak berani lagi menatap wajah sang suami. Senyum yang biasa ia suguhkan untuk menyambut kepulangan Alif malam ini pun tidak ada.
"Saya nggak ngadu, Lif. Papah yang tau sendiri kalau kamu memang sering pulang tengah malam. Saya yang menutupinya dengan berbagai alasan, tapi kamu malah menuduh saya yang mengadu pada Papah," jawab Hanna lirih.
"Bullshit!! Ini semua gara-gara lo. Gara-gara Tuhan lo yang ngasih petunjuk nggak jelas, yang bikin gue harus nikah sama lo, Hanna An Nazwa. Kebebasan gue hilang, kebahagian gue direnggut gara-gara lo. Lo tau, gue masih butuh kebebasan itu, Hanna!!!"
Plak!! Wajah Alif berpaling. Tamparan dari Hanna mendarat, pas mengenai pipi yang sebelumnya terkena tamparan Darka.
"Demi Allah. Saya tidak masalah jika kamu menghina saya, Lif. Tapi jangan pernah kamu menghina takdir Allah di hadapan saya." Sekujur tubuh Hanna tegang menahan gemetar amarah pada suaminya itu, "kamu adalah kepala keluarga. Saya serahkan keputusan tentang kita kepada kamu. Tapi saya mohon, ambil keputusan itu setelah kamu melakukan sholat istikharah, sampai kamu yakin, bahwa jawaban yang diberikan Allah, memang jawaban yang terbaik untuk kita."
"Tetap bersama atau berpisah, saya akan menerimanya dengan lapang," pasrah Hanna dalam tangis yang menderas.
_______________________________________
--PHOSPHENES--
_______________________________________*
*
*"Kali ini saya datang lebih cepat, tapi kenapa tokonya tutup lebih awal. Saya merasa dicurangi, dan mungkin, kamu memang tengah menghindar dari saya?" tanya seorang lelaki mengenakan kaos oblong hitam dibalut dengan jaket jeans. Lelaki itu berpaling muka, membuat wanita yang ada di hadapannya tertawa.
"Untung datang lebih cepat. Terlambat lima menit, tidak akan ada bunga untuk hari ini," jawab perempuan bergamis panjang dengan aksen bunga kecil itu, "kalau saya menghindar, saya harusnya sudah melakukannya dari lama, bukan? Jangan suudzon." lanjutnya dan membuka pintu tokonya yang baru saja ia kunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOSPHENES (END)
Spiritual"Gue, jatuh cinta sama lo? Mustahil!!" --Alif Jenggala Putra "Saya serahkan rumah tangga kita sama kamu. Kamu kepala rumah tangganya, kamu juga yang menentukan kita akan berakhir menjadi seperti apa." --Hanna An Nazwa. "Saya menyesal." --Alif Jengga...