11. Pagi indah yang hilang

3.4K 203 29
                                    

Hai...
Malem gengss...

Malem gengss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hanan
Bawa mobil gue ke kantor sekarang. Gue gak ikhlas, mobil gue jadi tempat zina lo sama Calista!

***

Hanan
Jangan pura-pura gak liat, atau gua kasih tau Hanna kalau lo selingkuh. Lima belas menit, gue tunggu!

"Fuck!" umpat Alif lirih, memejamkan matanya.

"Kenapa, Al?" tanya Calista.

"Nggak, nggak papa. Lanjut aja ngobrolnya." jawab Alif mengusap pipi Calista.

Saga yang duduk di sebelah Alif merasa ada yang aneh. Dia menyenggol kaki Alif ingin tau apa yang terjadi.

Layar yang masih menunjukan notifikasi dari Hanan Alif screenshoot, lantas dikirimkan pada Saga. Dari tanggapan sebelumnya sudah menunjukan bahwa Saga bukanlah teman yang baik. Begitu pula dengan sekarang. Entengnya dia menyuruh Alif mengembalikan mobil tersebut, dan dialah yang akan meminjamkan mobilnya untuk sementara.

Pesan dari Saga itu membuat Alif tenang. "Cal, aku harus nganterin sesuatu ke Bang Abim, dua puluh menit, aku bakal ke sini lagi." katanya mengusap kepala Calista dan langsung pergi.

Dua puluh menit, sepuluh menit untuk mengembalikan mobil tersebut, dan sepuluh menit sisanya untuk kembali dengan mobil Saga yang sekarang sedang di antar ke kantor Hanan, oleh karyawan lelaki itu.

"Loh, Al ...." Calista berteriak, kenapa Alif harus buru-buru seperti itu.

"Biasa, Cal. Namanya orang sibuk. Udah makan dulu, bentar lagi dia juga balik," ujar Gama membuat tenang. Dia sendiri juga bingung, tapi setelah Saga mengirimnya pesan tangkapan layar ponsel Alif, dia akhirnya mengerti.

Tidak perlu heran. Saga dan Gama mengakui dan sadar, kalau hanya Hanan yang waras diantara mereka. Jadi pesan yang dikirim lelaki itu pada Alif sama sekali tidak membuat kaget.

***

Alif yang kesal membanting cukup kencang pintu mobil Hanan. Belum ia masuk ke dalam gedung, seorang satpam menghentikannya.

"Bapak Alif, kan?" tanya satpam tersebut.

"Iya!"

"Mohon maaf, Pak. Kuncinya biar saya saja yang ambil. Soalnya mobilnya mau langsung dibawa ke dealer."

"Ngapain dibawa ke dealer?" tanya Alif mengerutkan dahi.

"Setau saya mobilnya mau dijual."

"Gue nggak tau apa aja yang udah lo lakuin di dalam mobil itu bareng dia. Gue nggak mau ikut kena dosanya, jadi lebih baik gue jual." celetuk Hanan yang datang perlahan dari arah belakang Alif dengan kedua tangan masuk ke dalam celana, meremehkan.

PHOSPHENES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang