41. Kembali, Rujuk

4.4K 283 79
                                    

Selamat malam kamis untuk cerita yang nggak manis
PHOSPHENES balik, ramaikan dengam voment kalian🙆‍♀️🖤

Selamat malam kamis untuk cerita yang nggak manisPHOSPHENES balik, ramaikan dengam voment kalian🙆‍♀️🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku punya rumah, bukan hanya sekedar untuk tinggal sementara, tapi untuk menetap selamanya. Iya, aku punya rumah!

Hanna An Nazwa

*
*
*

Untuk Alif

Alif, sudah dua tahun lebih dan setiap hari Abang rasa waktu Abang udah gak lama lagi. Bahkan Abang nulis surat ini padahal kata dokter Abang masih punya waktu satu tahun.

Ada kabar gembira, Al. Hanna positif hamil. Proses bayi tabung kali ini berhasil. Itu artinya janji Abang buat kamu akan terkabul.

Maaf kalau terlambat. Maaf kalau apa yang Abang lakukan sama kamu membuat kamu sedih. Tapi ini untuk kamu. Dengan kamu yang belum kembali, itu artinya kamu memang masih mencintai Hanna. Dan Abang harap sampai nanti juga akan sama. 

***

Kertas putih yang setengahnya telah tercoret tinta itu dilipat, dimasukkan pada sebuah amplop dan disimpan bersama surat-surat lain pada sebuah kotak. Entah sudah berapa surat, entah sudah ribuan kata dan ratusan maaf yang ditulis, Abim sengaja mengumpulkannya khusus untuk Alif. Adapun kotak lain yang ia juga buat khusus untuk Hanna, Darka dan Thalia. Lelaki itu ingin, semua penjelasan di sana akan membuat keadaan kembali normal selepas ia tiada.

"Kamu bilang Abang sempurna, Abang bisa melakukan semuanya. Tapi ternyata Abang juga punya batasan. Abang nggak bisa bersaing dan melawan penyakit Abang. Yang Abang hadapi adalah waktu. Jadi sempurnanya Abang hanya sia-sia, kan?"

"Andai dokter tidak memvonis penyakit kamu sebagai penyakit seumur hidup, tidak akan Abang tega mengambil dia, Al. Abang sadar, dari dulu sampai sekarang Abang hanya pengganti."

"Al, sampai kapanpun kamu pemenangnya. Abang cuma figuran. Nanti Abang bantu. Abang bakal usahakan."

Abim menutup kotak berwarna coklat itu. Ditempatkan bersama tiga kotak lainnya.

"Maaf, Pak, mengganggu. Saya sudah membuat draft yang Bapak minta. Ini mau dicetak atau disimpan saja sebagai file?"

"Keduanya. Yang dicetak tolong letakkan di meja saya."

"Baik, Pak. Permisi."

"Tunggu."

"Iya, Pak?"

"Tolong sampaikan pada Pak Andika untuk segera menyelesaikan tugasnya. Saya takut tidak cukup waktunya."

"Baik, Pak. Nanti saya sampaikan." Sekretaris muda dengan kemeja putih itu berlalu pergi. Kabarnya membuat Abim lega.

Waktu satu tahun yang tersisa semakin membuatnya cemas. Nyeri di dadanya juga semakin sering terasa. Napasnya kian berat. Aktifitasnya pun tak bisa dilakulan sekeras dulu. Dia menjadi gampang lelah.

PHOSPHENES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang