Hai...
Drapetomania
(n.) Dorongan luar biasa untuk lari.
[Provokasi/Motivasi]///
Bukan kuasaku mencegah sebuah rasa datang.
Bukan kuasaku membuat rasa itu hilang.
Kuasaku hanyalah menentukan, dalam bentuk apa rasa itu diwujudkan.(Hanna An Nazwa)
*
*
*Nongkrong hingga tengah malam tanpa tujuan, inilah yang dilakukan oleh Alif saat dia tidak memiliki pekerjaan. Harap-harap ada ide yang melintas, sehingga hidupnya tidak sia-sia terlalu lama.
Namun sekarang, jangankan berpikir untuk sebuah ide baru, otaknya sudah lebih dulu diisi dan dipenuhi tentang ia yang harus menikahi Hanna. Kalau diterima, dia tidak mencintai wanita itu. Tapi jika tidak diterima, maka hidupnya yang akan terancam masa depannya.
Jangankan modal, dia bahkan sudah diancam tidak akan diperbolehkan, jika ingin bekerja di perusahaan milik keluarga.
Dia bisa saja meminta tolong pada teman satu tongkrongannya sekarang untuk sebuah pekerjaan, tapi apakah mereka akan menerimanya. Alif sudah sesumbar bahwa dia tidak mau menjadi bawahan siapapun. Lagipun, temannya juga paham tabiat Alif yang memang sedikit pemalas.
"Woy, mikir apa lo?" tanya Gama melempar kulit kacang pada wajah pria itu. Gama Meguma adalah salah satu manusia yang masih setia berteman dengan Alif. Pria berbadan tinggi berotot dengan kumis tipis itu merupakan salah satu karyawan di perusahaan besar Jakarta. Dia beberapa kali menawari Alif untuk bekerja dengannya, tapi Alif selalu menolak. Waktunyapun kadang tidak pas, karena setiap kali ada lowongan terbuka, Alif baru saja memulai usahanya.
"Lo masih mikirin usaha lo yang gagal? Santai napa, Al. Bokap lo palingan bakal kasih modal lagi," kata Saga sok tau. Ah, dia memang tahu, karena dialah yang sering kali Alif ajak untuk berdiskusi mengenai usahanya. Saga Raska Bintara adalah cowok yang menjadi tolak ukur kesuksesan Alif. Dia datang dari keluarga pengusaha, tidak heran jika Saga juga menuruni tangan dingin keluarganya itu. Sejauh ini, semua bisnis Saga selalu berhasil. Dari mulai makanan sampai otomotif.
Selain mereka berdua, ada juga Hanan. Hanan Fadhlikal Anam, teman sebangku Alif sewaktu SMA dulu. Dia juga dekat dengan Alif. Seringkali bepergian bersama pula. Hanan bukan dari kalangan orang kaya. Ibunya sudah lama meninggal, dan Ayahnya entah berada di mana. Namun berkat kegigihannya, Hanan bisa mensukseskan bisnisnya sendiri. Dia mendirikan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang percetakan.
"Makannya itu gue lagi pusing sekarang." kata Alif menjambak rambutnya.
"Dikasih modal bersyukur, Al. Ini malah ngegrutu." ujar Hanan geleng-geleng kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOSPHENES (END)
Spiritual"Gue, jatuh cinta sama lo? Mustahil!!" --Alif Jenggala Putra "Saya serahkan rumah tangga kita sama kamu. Kamu kepala rumah tangganya, kamu juga yang menentukan kita akan berakhir menjadi seperti apa." --Hanna An Nazwa. "Saya menyesal." --Alif Jengga...