30. Otak Geser

3.2K 273 30
                                    

Wohooo, RayFlo.. PHOSPHENES balik lagi, ramein dengan voment kalian ya🙆‍♀️🖤

***

Laju mobil dihentikan, mereka menepi di tepian jalan. Alif memutar badan menghadap Hanna. "Selama sidang itu belum diputuskan, saya mau berusaha membuat kamu kembali ke saya lagi dengan cara saya. Cara yang lebih baik tanpa menyakiti kamu atau siapapun. Saya tetap tidak akan mengganggu proses sidang, saya cuma mau memanfaatkan kesempatan yang ada. Boleh kan, Na?"

Hanna yang sempat termangu menorehkan senyum tipisnya. "Silahkan. Tapi jangan marah dan menyalahkan siapapun jika nantinya usaha kamu tidak berhasil."

"Serius. Beneran, Na?!"

"Hmm. Tapi kamu juga nggak boleh menyentuh saya sembarangan. Anggap saja kita masih dalam tahap pendekatan."

"Lif!!" peringat Hanna. Belum apa-apa Alif sudah melanggar apa yang barusan ia katakan dengan cara menyentuh tangannya. Mengangkatnya tinggi-tinggi hanya untuk bersorak.

"Maaf, Na. Terlalu seneng." ujar Alif nyengir, "sekarang mau ke mana. Biar saya antar. Pokoknya mulai hari ini, saya yang bakal antar kamu ke mana-mana. Kalaupun ada orderan, bakal saya cancel!"

"Orderan? Kamu??"

Alif mengangguk semangat. "Sewa mobil Hanan buat kerja jadi driver taxi online."

"Jadi saya harus banyar dong," ledek Hanna.

"Gratis kalau buat kamu. Jadi sekarang mau ke mana. Toko?"

"Pulang. Saya nggak ke toko hari ini."

"Ish... ish... males banget kamu, Na."

"Baru juga jadi driver sehari, lagaknya kaya sudah jadi yang paling rajin. Dasar kamu, Lif. Aturan sembuhin lukanya dulu. Kalau penumpang liat wajah kamu yang babak belur begitu, mana mau mereka naik."

"Makannya kamu obatin biar cepet sembuh. Gini-gini saya masih suami kamu, loh."

"Tangan kamu masih berfungsi. Kaki kamu masih bisa buat jalan ke apotek. Giliran sakit aja larinya ke saya. Mandiri lah. Lagian itu lukanya dari ulah kamu sendiri juga."

Alif mengusap dada, menarik napas panjang, tahan lima detik, barulah ia hembuskan seluruhnya. "Harus tetap senyum. Ramah. Nggak boleh nyangkal. Iyain aja. Sabar, sadar, dan tawakal. Biar dapet bintang lima. Biar bisa balikan lagi. Biar bisa naik haji sekalian."

"Apasih, Lif. Kamu nggak sakit, kan. Takutnya otak kamu sedikit geser." kata Hanna disertai tawa.

"Emang udah. Berat banget cobaan hidup saya. Untung nggak gila. Untung nggak bunuh diri. Kalo iya, beuh... nggak tau sampai kapan Mamah nangis."

"Kalo ngomong yang bener. Belum kapok sama yang udah-udah."

"Iya, Na, iya. Bercanda. Minta maaf, ya. Sekarang pulang, kan. Saya jalanin mobilnya, ya. Jangan sinis, hadap depan. Saya salting kalau kamu liatin terus."

PHOSPHENES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang