Tolong tandai kalo ada typo ditengah perjalanan😅
Happy reading ~~
🦕🦕🦕
Sunoo sudah siap menyambut Sunghoon yang baru saja terdengar memarkirkan mobilnya. Batita itu berdiri didepan pintu utama dengan membawa jaket lengkap dengan sebuah scarf berwarna merah.
"Papa!" Pekiknya begitu melihat Sunghoon muncul dari balik pintu besar di hadapannya.
"Astaga saya kaget Sunoo." Ucap Sunghoon seraya mengelus dadanya. "Ngapain disini?"
"Mu jayan-jayan pa."
"Sekarang?"
Sunoo mengangguk.
"Udah sore, bentar lagi malem. Udaranya dingin banget kalo malem."
"Bawa jaket. Cuctel Wa cudah ciapin bial Cunu ndak dinin."
Sunghoon diam menatap Sunoo bingung, "Besok aja ya? Nanti saya pulang siang, kita langsung berangkat. Biar sore udah dirumah lagi."
"Ndak mu." Sunoo menggeleng keras.
"Mau jalan-jalan kemana emangnya?" Sunghoon menundukkan tubuhnya, menyamakan tingginya dengan Sunoo.
"Mana caja. Cunu bocan di rumah teyuc. Ndak ada teman main."
"Tapi sebentar aja ya? Jam 7 kita pulang."
Walaupun tidak tahu maksud perkataan Sunghoon tentang jam pulang, Sunoo tetap mengangguk. "Jam tuju puyang."
Sunghoon kembali berdiri, lalu mencari keberadaan Aehwa.
"Baby car seat untuk Sunoo ada?" Tanyanya begitu melihat Aehwa datang.
"Ada tuan. Waktu itu disimpan oleh pak Yoon saat tuan muda diantar kesini." Jawab suster Aehwa, merujuk pada supir keluarga Park yang sangat jarang Sunghoon pekerjaan karena ia memilih untuk mengendarai mobilnya sendiri.
"Suruh dia siapkan semuanya. Saya mau ganti baju dulu." Perintah Sunghoon.
"Baik tuan."
"Janan lama-lama, pa. Cunu tunggu di mobil ya?"
"Iya."
🦕🦕🦕
"Hatcyuuu!"
Sunghoon mengusap hidung Sunoo yang berair dengan lengan bajunya.
"Dingin?"
Sunoo mengangguk, "Idung Cunu kayak eitc, beku."
Sunghoon merapatkan scarf Sunoo sampai menutupi setengah wajah anak itu sendiri. Kini mereka tengah berjalan menyusuri trotoar yang mengarah pada taman kota.
"Udah dibilang jalan-jalannya besok aja. Kalo malem gini kan dingin."
"Tapi Cunu cuka dinin kok."
"Kamu suka. Tapi badan kamu gak kuat. Nih pipi kamu sampe merah gini." Sunghoon mencubit gemas kedua pipi bulat bak bakpao itu yang memerah karena kedinginan.
"Nanti udah becal, Cunu kuat. Kayak papa. Kayak dinouyuc."
"Terserah kamu aja bilang apa."
Tangan Sunoo menggenggam erat jari telunjuk Sunghoon, mengayunkannya pelan sambil bersenandung dengan nada yang hanya dimengerti dirinya sendiri.
Langkahnya terhenti tepat didepan sebuah toko cokelat. Ia melepas genggamannya pada jari Sunghoon, lalu menempelkan kedua telapak tangannya pada kaca besar depan toko.

KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA HUG ME
Fanfiction"Pa, yayam hacil metalmolpocic na dinocaculuc?" Park Sunghoon harus menyesuaikan diri dengan kedatangan si kecil Sunoo yang tiba-tiba. Rumah yang biasanya hanya terisi ketenangan, menjadi ramai dengan celotehan penasaran anak berusia tiga tahun itu...