21. TANTRUM

4.5K 506 22
                                        

Tolong tandai kalo ada typo ditengah perjalanan😅

Happy reading~~

🦕🦕🦕

Sepenurutnya Sunoo, pasti tetap ada kalanya naluri anak kecilnya membuat Sunghoon kewalahan. Seperti saat ini, Sunoo tengah menangis histeris di depan kasir seraya menggulingkan tubuhnya tanpa mau mendengar apa yang di ucapkan oleh sang papa.

Permasalahan awal di mulai dari Sunghoon yang mampir di sebuah mini market pinggir jalan untuk membeli susu kotak permintaan Sunoo. Anak itu tentu saja meminta untuk ikut turun dari mobil. Ketika sedang mencari susu kotak yang biasanya di minum Sunoo, mata anak itu tak sengaja melihat jajanan ringan yang tadi dibawa oleh temannya. Sunoo sudah mencicipi rasanya, dan dia suka. Karena itu dia meminta Sunghoon membelikannya.

Sebenarnya bukan masalah kalau Sunoo meminta jajanan, tapi yang jadi masalah adalah tidak ada tulisan aman untuk anak kecil di bungkus kemasan jajanan itu. Selama ini semua snack yang Sunoo konsumsi selalu dalam pantauan Sunghoon, bukan sembarang snack yang terkadang tidak bagus jika di konsumsi oleh anak kecil.

Namun sepertinya mood Sunoo langsung hancur setelah mendengar larangan Sunghoon. Anak itu berguling di lantai membuat beberapa pembeli merasa iba padanya.

"Sunoo tuh mau jajanan itu, Papa! Mau itu!"

"Bayi, dengerin Papa. Beli yang lain aja ya?"

"Gak mau! Huhuhuhu mau yang itu ajaaaaa!!"

Sunghoon pun sudah berusaha mengangkat badan Sunoo, tetapi tubuh mungil yang memberontak ternyata menyulitkan Sunghoon juga.

"Papa itu kenapa sih? Sunoo mau jajanan itu. Papa nakal! Sunoo tuh gak mau punya papa kayak Papa!"

Jantung Sunghoon berdegup cepat ketika mendengar ucapan Sunoo barusan. Walaupun dia tahu Sunoo mengatakan itu karena sedang emosi saja, tetap rasanya sedih mendengarnya.

"Sayang, Papa kan bilang beli yang lain aja. Kan ada tuh snack yang biasanya kamu makan sama uncle Jungwon."

"N-ndak mau. Mau yang itu aja, Papa. Huhuhuhu...."

Tidak bisa seperti ini. Sunghoon harus segera menghentikan tangis Sunoo karena anak itu sudah lumayan lama menangis histeris.

"Bayi mau apa? Selain snack itu, apa aja papa beliin."

"Tidak mau! Tidak mau, Papa! Tidak mau! Sunoo bilang tidak mau! Tidak mau! Papa dengal tidak? Sunoo tidak mau yang lain."

Sunghoon memijit pelipisnya pusing, dirinya baru kali ini menghadapi emosi Sunoo yang meledak seperti ini hanya karena sebuah snack.

Akhirnya ia memutuskan untuk membayar susu kotak yang sudah diambil tadi, lalu langsung menggendong Sunoo keluar dengan sudah payah. Bahkan setelah masuk di dalam mobil pun, Sunoo masih terus menangis meski tidak memberontak lagi.

Ketika sampai di rumah, Sunghoon kembali menggendong Sunoo yang kembali memberontak hingga Sunghoon harus kembali menurunkan Sunoo di lantai. Beruntung ia sudah sampai di ruang tamu, jadi Sunoo hanya berguling diatas karpet bulu tebal.

Tidak ada lagi omelan yang keluar dari mulut anak itu, hanya tangisan juga teriakan yang sepertiya akan membuat tenggorakan sakit nanti.

"Sunoo kenapa?"

Jay yang ternyata sedang berada di rumah Sunghoon segera keluar dari kamarnya ketika mendengar suara Sunoo. Ia menatap bingung Sunghoon yang hanya berdiri memperhatikan Sunoo.

"Tantrum kayaknya. Dari tadi udah coba dibujuk, tapi masih terus begini."

Jay mengangguk paham. Anak kecil memang terkadang melampiaskan perubahan emosional dalam diri mereka dengan menangis. Tapi pasti ada hal yang menjadi pemicu anak itu menjadi emosional.

PAPA HUG METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang