Tolong tandai kalo ada typo ditengah perjalanan😅
Happy reading~~
🦕🦕🦕
Sunoo bermimpi. Dalam mimpi itu dirinya bersama bunda, tante, dan Dane tengah bermain bersama di pantai yang tak jauh dari rumah mereka dulu. Deburan ombak serta suara tawa penuh bahagia membuat Sunoo merasa senang. Kapan tepatnya terakhir kali mereka berkumpul bersama begini?
Saking bahagianya, Sunoo rasa ia tidak mau bangun dari mimpi itu sekarang. Kebahagiaan yang ia lihat, terlalu menyedihkan untuk ditinggalkan.
'Hey jagoannya papa! Kamu udah sebulan tidur terus. Gak capek apa? Gak mau lihat Ttori yang makin gembul?'
Sunoo terdiam ditempat. Matanya mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru pantai itu, lalu tiba-tiba ia berada didalam ruang gelap seorang diri.
'Jungwon udah rindu banget sama kamu. Papa juga.'
"Papa? Papa dimana? Dicini geyap." Sunoo menunduk, takut karena tak dapat melihat apapun.
Ruangan tanpa cahaya itu, terlalu sunyi untuknya.
'Cil, udah beliin jelly yang banyak. Ayo bangun! Gue---gue kangen.'
Sunoo menangis. Ditempatnya sekarang, jangankan jelly, ia bahkan tidak bisa melihat tangannya sendiri.
'Sayang, masih betah tidur ya? Grandma udah kangen banget loh mau liat senyum kamu lagi.'
"Gwandma, Cunu juga lindu." Sunoo mencoba melangkah ke depan. Tangannya meraba mencoba menggapai sesuatu meski tidak menemukan apapun.
'Sunoo, rumah sepi sekali. Papa kangen liat kamu main puzzle atau mewarnai. Papa udah beli banyak mainan baru buat kamu. Bangun ya? Udah mau dua bulan. Badan kamu nanti capek kalo tiduran terus.'
"Papa, Cunu mu banun."
Lelah karena terus berjalan dalam kegelapan tiada akhir, akhirnya Sunoo menjatuhkan tubuhnya. Ia menangis keras berharap tangisannya dapat didengar oleh suara-suara yang ia dengar itu.
Tiba-tiba Sunoo merasa tubuhnya sangat sakit sekali. Ia meringkuk, merintih menahan sakit yang menderanya.
"Sunoo...Sunoo, kamu bisa liat papa sayang?"
'Cuala papa dekat...'
"Sunoo, kamu denger papa kan, nak? Sunoo, hey!"
Sunoo mengerjapkan mata berulang kali ketika cahaya berebut masuk dalam netranya. Kepalanya terasa berdenyut, namun tak lama kemudian rasa sakit itu hilang.
Perlahan, bayangan yang semula ia lihat samar-samar mulai terlihat jelas. Wajah tampan dengan raut wajah khawatir yang pertama menyapanya.
"Papa.." panggilnya lirih.
"Iya sayang. Ini papa. Ya Tuhan puji syukur.." Sunghoon mengecup kening Sunoo berulang kali, tanpa sadar menangis karena terlalu bahagia. "Sebentar ya, papa panggil dokter dulu. Tunggu sebentar ya sayang?"
Sunghoon berlari keluar mencari dokter, melupakan tombol merah di samping ranjang yang seharusnya digunakan untuk memanggil dokter jika diperlukan.
Tak lama, Sunghoon kembali datang dengan diikuti seorang dokter.
"Park Sunoo, bisa dengar suara dokter?" Tanyanya untuk memeriksa keadaan Sunoo.
"Bica."
"Apa Sunoo merasa sulit untuk berbicara?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA HUG ME
Fanfiction"Pa, yayam hacil metalmolpocic na dinocaculuc?" Park Sunghoon harus menyesuaikan diri dengan kedatangan si kecil Sunoo yang tiba-tiba. Rumah yang biasanya hanya terisi ketenangan, menjadi ramai dengan celotehan penasaran anak berusia tiga tahun itu...