8. ANAK PAPA CUNGUN

6.3K 715 49
                                        

Tolong tandai kalo ada typo ditengah perjalanan😅

Happy reading~~

🦕🦕🦕

"Yang Jungwon, dari mana saja kamu?"

Seluruh pandangan kini mengarah pada Jungwon, mahasiswa yang baru saja datang setelah kelas di mulai satu jam yang lalu. Terlebih, dosen yang mengajar saat itu terkenal akan kedisplinan mengenai waktu.

"Maaf, tadi ada masalah di parkiran." Ucap Jungwon santai seraya duduk di tempat kosong yang tersisa.

"Kamu meremehkan saya? Siapa yang bilang kamu boleh duduk?"

Jungwon kembali berdiri setelah mendengar itu. Lalu tanpa perlu mendengar perintah yang sudah pasti akan dikatakan selanjutnya, Jungwon langsung berjalan ke bagian belakang dan berdiri disana.

"Bagus. Kamu sepertinya sudah paham sekali dengan saya. Tapi habis ini, temui saya di ruangan saya."

Jungwon hanya sedikit membungkukkan tubuhnya sebagai jawaban akan perasaan bersalah. Matanya melirik ke arah ujung bagian depan, dimana seorang wanita kini tengah menatapnya juga.

Bibirnya membentuk seutas senyum yang dilihat dari sisi manapun, itu adalah senyum yang mencurigakan.

Perhatian kembali terfokus pada dosen didepan, sedangkan Jungwon malah santai mengeluarkan ponselnya untuk mengabari si manusia kecil bulat dan menggemaskan tentang sesuatu.

🦕🦕🦕


"Cecuatu yang celu? Kila-kila apa cuctel Wa?" Tanya Sunoo setelah mendengar pesan suara yang barusan dikirim oleh Jungwon.

"Eum...apa ya? Suster juga gak tau. Tapi kalo yang ngomong tuan Jungwon, kayaknya bakalan sedikit--aneh?"

Sunoo menggantungkan kembali ponsel di lehernya, lalu lompat dari kursi meja rias setelah setelah di pakaikan bedak di wajahnya.

"Jangan lompat begitu, Sunoo. Kaki Sunoo kan masih sakit." Tegur suster Aehwa yang khawatir akan kaki Sunoo yang masih dibalut perban.

"Cuctel Wa ndak ikut ya?"

"Suster ada keperluan di tempat lain selama dua hari. Nanti kalo urusannya udah selesai, suster bakal temenin Sunoo kemanapun Sunoo pergi. Semua keperluan Sunoo juga udah suster siapin di tas itu." Suster Aehwa menunjuk tas yang berada diatas kasur, "Sunoo juga gak akan bikin susah papa Sunoo, kan?"

Dengan semangat Sunoo mengangguk dia kali, "Iya! Cunu ndak buwat papa cucah. Cunu anak pintal."

"Iya. Park Sunoo anak paling pintar." Ucapnya seraya mengelus surai Sunoo lembut. "Ya udah, ayo sekarang kita turun. Paman supir pasti udah nunggu dari tadi."

Tangan Sunoo memeluk leher suster Aehwa dengan erat ketika menuruni tangga karena takut terjatuh. Meski begitu, moodnya sedang bagus sekali hari ini. Untuk pertama kalinya Sunghoon memintanya untuk datang ke kantor karena suster Aehwa sedang ada urusan sehingga tidak bisa menjaga Sunoo selama dua hari kedepan.

Sebenarnya bisa saja Sunoo dititipkan pada pekerja di rumah, namun mengingat anak itu baru jatuh kemarin dan pasti akan rewel seharian ini, jadi Sunghoon memutuskan untuk menyuruhnya menyusul ke kantor sekalian membawanya ke rumah sakit sepulang kerja nanti.

Tentu saja alasan yang terakhir tidak ia katakan. Kalau Sunoo tau dirinya akan di bawa ke tempat yang menakutkan bagi anak kecil itu, sudah pasti anak itu akan langsung menolaknya.

"Selamat bersenang-senang tuan muda Sunoo." Ucap suster Aehwa saat Sunoo sudah duduk dengan nyaman di dalam mobil.

"Cuctel juga ya, ulucannya cepet celecai bial ndak yama-yama tinggalin Cunu." Balas Sunoo dengan senyuman lebar.

PAPA HUG METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang