7. KEPONAKAN GUE, BANGSAT!

5.3K 628 91
                                    

Tolong tandai kalo ada typo ditengah perjalanan😅

Happy reading~~

🦕🦕🦕

Sunoo melempar puzzlenya sembarang ketika mendengar suara motor yang tak asing didepan gerbang. Suster Aehwa yang melihatnya segera mengikuti Sunoo, takut terjadi sesuatu yang tak di inginkan kalo anak itu lepas pengawasan sebentar saja.

"Tuan muda mau kemana?" Tanya suster Aehwa membuat langkah Sunoo berhenti.

"Uwon datang, Cunu mu ke depan. Cuctel Wa tunggu cini caja, jaga mainan Cunu." Jawab Sunoo seraya mendorong suster Aehwa agar kembali masuk kedalam.

"Biar suster temani ya? Kita liat Jungwon bareng-bareng."

Sunoo menggeleng, membuat tanda silang dengan kedua tangan mungilnya. "Ndak. Cunu keyual cendili caja. Ada pak catpam dicana."

Helaan nafas panjang terdengar, suster Aehwa akhirnya memilih mengikuti keinginan Sunoo untuk tidak mengikutinya. Lagian benar kata anak itu, didepan sana ada satpam yang menjaga. Dia tidak mungkin membiarkan Sunoo keluar seorang diri kan?

"Uwon mana?" Tanya Sunoo setelah sampai di gerbang dan hanya menemukan motor Jungwon yang terparkir disana.

"Tadi kayaknya lagi di panggil sama temen-temennya. Ada apa tuan muda? Tuan muda ada perlu dengan tuan Jungwon?" Tanya pak satpam balik.

"Uwon biyang mu bawa jelly untuk Cunu kemalen." Sunoo mengintip ke arah luar gerbang yang masih dibiarkan terbuka. Ia lihat Jungwon yang berada di ujung jalan dengan beberapa orang lainnya.

"Uwon mu kemana? Tunggu Cunu! Pak catpam Cunu cucul Uwon duyu."

Karena memang Jungwon belum lama pergi, maka pak satpam pikir kalau Sunoo benar-benar pergi bersama Jungwon. Sedangkan Sunoo berlari sekuat tenaga agar tidak ketinggalan jejak Jungwon dan teman-temannya.

🦕🦕🦕

"Balikin uang 10 juta kemaren!"

Tubuh Jungwon di dorong sampai membentur dinding dibelakangnya. Bukannya membalas, sebuah smirk malah tercipta di bibirnya.

"Apaan? Kan gue yang menang tanding kemaren. Yang berantem gue, yang bonyok gue, enak aja lo rang mau duitnya."

"Kan perjanjiannya bagi rata hasil. Lo gak usah gini Won!"

"Lo kemana waktu harusnya nemenin gue disana, Hansa?" Tanya Jungwon seraya menunjuk seorang pria yang kini memegang kerahnya. Tangannya menyentak tangan pria itu sampai terlepas, lalu beralih menunjuk semua yang disana satu persatu. "Gue sendirian kemaren disana. Pulang bonyok gak ada yang bantu. Terus apa? Uang yang gue dapet harus dibagi sama kalian? Gila aja kali! Ogah! Kalian cuma manfaatin gue doang kan? Dikira gue bego apa ya? Jauh-jauh sana, gue gak butuh orang-orang kayak kalian deket gue!"

Semuanya terdiam, tak ada yang berani menyahut lagi. Satu-satunya perempuan diantara mereka, Yera, mendekat. Berusaha meraih Jungwon untuk ditenangkan, sekalian dibujuk agar mau membagi hasil pertarungan liar kemaren pada mereka.

"Jungwon, maaf. Kita gak mak--"

"Janan ganggu Uwon!"

Bak super hero, Sunoo kini berdiri di antara 5 orang dewasa itu dengan tangan direntangkan seakan melindungi Jungwon. Tatapannya tajam menatap orang-orang yang dikiranya akan menyakiti Jungwon lagi.

"Ah elah bocil! Lo ngapain kesini sih?!" Gerutu Jungwon. Tambah ribet urusan kalo ada Sunoo, menurutnya.

"Lo siapa? Minggir anak kecil." Ucap Hansa songong, membuat Sunoo mendengus namun tidak membuat posisinya bergeser sedikitpun.

PAPA HUG METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang