Tolong tandai kalo ada typo ditengah perjalanan😅
Happy reading~~
🦕🦕🦕
"Pa, janan peygi. Di lumah caja cama Cunu.." rengek Sunoo saat Sunghoon hendak berangkat ke kantor. Sebenarnya, sejak bangun tidur tadi anak itu sudah rewel. Hanya mau di mandikan oleh Sunghoon yang notabenenya gak pernah ngurusin anak kecil. Meski akhirnya Sunghoon tetap memandikan Sunoo dengan penuh was-was takut anak itu terpeleset.
Kali ini Sunoo kembali berulah. Sudah hampir 10 menit ia memeluk kaki Sunghoon erat, menahannya untuk melangkah.
"Sunoo, saya udah telat. Jangan bandel kayak gini."
"Janan tinggal Cunu, papa. Main caja cini temenin Cunu biyal Uwon ndak nakal agi."
"Sunoo..." Sunghoon mengangkat tubuh Sunoo, " Jungwon udah saya marahin. Dia gak bakal berani gangguin kamu lagi, okay?"
Dipeluknya Sunoo erat sebentar seraya memberi aba-aba pada suster Aehwa agar mengambil alih tubuh Sunoo dengan cepat.
Hap!
Berhasil. Tubuh Sunoo kini tengah memberontak dalam gendongan suster Aehwa.
"Papa janan peygiii! Papaaaa~"
Sunghoon menatap tak enak pada suster Aehwa, "Saya bakalan pulang cepet kalo dia masih rewel terus gini. Kabari saja nanti."
Suster Aehwa mengangguk, "Tuan pergi saja. Biar nanti saja bujuk tuan muda Sunoo agar berhenti nangis."
Sekali lagi ia menatap Sunoo, pipi chubby itu memerah dengan mata yang terpejam menangis. Teriakannya menampilkan sederet giginya yang belum tumbuh semua.
"Jangan pelgi paa~"
"Tuan muda Sunoo, sudah ya? Papanya hanya pergi sebentar. Nanti jam makan siang, papa sudah pulang lagi kok."
"Ndaak~ mu na kecalang. Papa janan peygii.."
🦕🦕🦕
Sunghoon terus memeriksa berkas yang akan di bahas hari ini pada rapat dengan perusahaan yang ingin bekerja sama dengan perusahaannya. Ia lirik arlogi di pergelangan tangan kirinya, lalu menatap seseorang yang tengah sibuk mengemudi.
"Sudah beritahu pihak mereka kalau rapat akan di undur setengah jam?" Tanya Sunghoon.
"Sudah. Mereka bilang tidak masalah."
Sedikit info tentang Choi Seongyoon, sang pengemudi yang berusia empat tahun lebih tua dari Sunghoon itu adalah asisten pribadinya yang sudah bersama dengannya selama lebih dari 5 tahun. Pagi ini, ia harus menjadi supir pribadi di karenakan Sunghoon bilang kalau ia sedang malas membawa mobil sendiri.
Ditambah rengekan Sunoo yang entah kenapa terus menganggunya, dengan suasana hati seperti itu sangat tidak dianjurkan untuk mengemudi seorang diri.
"Lebih cepat lagi. Mereka termasuk yang paling susah diajak bekerja sama. Kita tidak boleh kehilangan kesempatan ini."
"Keselamatan juga penting, Sunghoon. Jalanan sedang ramai, tidak mungkin untuk--"
"Kak, kalau sampai kehilangan mereka, tidak akan ada bonus untuk bulan ini."
"Baik siap laksanakan, bos Sunghoon!"
Seongyoon mempercepat laju mobil, melewati beberapa mobil besar dengan lincah tanpa halangan.
"Omong-omong, bayi yang ada di rumah tadi pagi itu...bayi siapa?"
Sunghoon menutup berkas di tangannya. Mendengar pertanyaan tentang Sunoo membuatnya kembali berfikir tentang siapa Sunoo sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA HUG ME
Fanfiction"Pa, yayam hacil metalmolpocic na dinocaculuc?" Park Sunghoon harus menyesuaikan diri dengan kedatangan si kecil Sunoo yang tiba-tiba. Rumah yang biasanya hanya terisi ketenangan, menjadi ramai dengan celotehan penasaran anak berusia tiga tahun itu...