Bab 39

321 31 4
                                    

Pagi ini terbangun dengan keadaan yang lebih baik dari sebelumnya, melihat lengan yang ditumbuhi bulu-bulu seksi itu memelukku erat membuatku tersenyum. Aku bergerak sedikit mencoba melonggarkan pelukannya di tubuhku.

Kulihat dia menggeliat sambil mengerang merasa terganggu tidur nyenyaknya.

" Wake up harr.. , udah jam 8 pagi ini loh, kamu nggak kerja apa?"

" Hmmmm..."

"Harr.. !!"

" Ren, kamu mau nikah sama aku?" tanyanya tiba-tiba sambil menatapku dan posisi masih tiduran.

Lamaran macam apa ini, nggak ada romantis-romantisnya, eh tapi ini Harry beneran lagi nglamar aku kan, nggak lagi ngigau.

" Kamu udah bangun belum sih, sadar nggak? Lagi ngigo ya?" tanyaku bergegas duduk dan balas menatapnya.

Dia tersenyum, senyum yang bisa bikin hati meleleh, senyum yang teramat sangat menawan dengan keadaanya yang baru bangun tidur, suara berat dan seraknya yang bikin candu, rambutnya yang masih acak-acakan dan terlihat tanpa cela sama sekali karena tidak terdeteksi adanya belek dan Iler di wajahnya.

"Aku tanya kamu sekali lagi, aku nggak bakal maksa kamu kalau kamu nggak mau atau nggak yakin sama aku, kamu mau nikah sama aku?" tanyanya lagi dengan serius.

"Kamu cinta sama aku?" tanyaku dengan konyol karena aku butuh kepastian perasaannya sebelum aku memutuskan menjawab pertanyaan yang dia ajukan.

" Serius kamu masih butuh bukti tentang perasaanku buat kamu? Setelah semua yang sudah dilewatin?"

" Ngg.. nggak gitu harr, tinggal jawab aja sih, cewek itu kadang butuh validasi untuk hal-..."

"I love you..i love you Ren, i love you Karen Flynn Soebrata, aku cinta kamu, aku sayang banget sama kamu dari sejak 10 tahun lalu, aku cuma pengen kamu jadi satu-satunya perempuan yang ada disaat aku bangun tidur kaya gini, pengen kamu jadi satu-satunya orang yang bakalan mengisi hari-hariku dengan kebawelanmu, aku pengen kamu yang jadi ibu dari anak-anakku nanti, aku pengen mengabiskan seluruh hidupku sama kamu, nggak peduli kamu orangnya cemburuan, kamu selalu overthinking, kamu labil.. thats it, aku cuma pengen kamu, nggak yang lain.. so, how? Kamu mau nikah sama aku?" tanyanya lagi.

Aku menatapnya, "I don't know Harr.. but Yes, yes i do, ya aku mau" rasanya luar biasa ringan setelah menjawab pertanyaan Harry.

"Thanks ren, thanks.. " katanya seraya menarikku kedalam pelukannya. "Hari ini rencanaku kita bisa langsung ke WO dan mempersiapkan semuanya, aku pengen pernikahan kita bisa dilaksanakan secepat mungkin" lanjutnya.

"Wait.. wait harr.. ada baiknya kita ngasih tau orang tua atau kerabat dulu sebelum melangkah ke WO"

"oke, terserah kamu sayang, kamu bisa atur untuk urusan keluarga, aku ngikut"

"Emm tapi Harr, orang tua kamu.., selama ini aku belum pernah dengar langsung tentang orang tua kamu" tanyaku, walaupun sebelumnya aku pernah mendengar sedikit cerita dari adrienne tentang orang tua Harry, tapi aku ingin Harry yang menceritakan sendiri.

" Ah.. ya..ibuku sudah meninggal sejak aku sekolah di tingkat lanjutan, ayahku.. well.. bisa dikatakan sudah meninggal juga sekitar 5 tahun lalu, tapi aku punya mama tiri yang kasih sayangnya kepadaku hampir sama besarnya seperti ibu kandungku. Dia sekarang berada di Jogja dengan keponakanku, for your information ren, ada beberapa hal yang akan kusampaikan yang mungkin bakal membuatmu terkejut"

Aku terdiam, mengangguk dan menghela nafas. " Oke, lanjutin Harr.."

" Aku dan Adrie adalah kakak adik, dia adik tiriku, aku bertemu dengannya saat kamu ninggalin aku dulu, jauh sebelum ibuku meninggal, dia memberi informasi padaku bahwa ayahku adalah salah satu pengusaha hebat dan sukses di negri ini, aku dan ibuku pernah bertemu dengannya saat itu aku masih SMP, ayah bilang kami mirip dan dia menawariku untuk hidup dengannya, dengan semua fasilitas kemewahan yang dia punya, dengan syarat ibuku tidak di ikut sertakan atau dengan kata lain ibuku tidak boleh ikut, aku nggak tau alasannya apa pada saat itu, kenapa ibuku nggak di bolehin ikut, yang aku tau saat itu aku menolak permintaanya dan memilih menetap dengan ibu, aku menganggap ayahku hanyalah orang asing yang mau memisahkanku dengan ibu, tapi kejadiannya berbalik drastis setelah kamu ninggalin aku 10 tahun lalu ren, ibuku meninggal dan aku seperti kehilangan arah, rasanya buat apalagi menjalani hidup, orang-orang yang aku sayang semuanya pergi meninggalkanku. Setelah kejadian itu aku menemui ayahku dan singkat cerita aku menerima tawarannya yang diajukan padaku dulu. Di situ aku bertemu dengan Adrienne, seorang anak perempuan yang terlihat sangat membenciku, karena anggapannya aku hanyalah sampah yang merusak kedamaian rumah tangga ayah ibunya. Tapi seiring berjalannya waktu, kami bisa berhubungan dengan baik, layaknya kakak dan adik sesungguhnya. Mama tiriku yang bisa kusebut malaikatku karena dia tidak pernah membedakan kasih sayangnya antara aku dan Adrie, dia mengingatkanku dengan ibu. Sekitar 5 tahun lalu ayah meninggal dan karena beliau tidak ada anak laki-laki selain aku, akhirnya para pemegang saham menunjukku untuk melanjutkan kiprah ayah di perusahaan yang sekarang ini kupegang. Yaps, kira-kira seperti itu ceritanya ren, ah ya mama sedang berada di Jogja dengan anak Adrienne sekarang, beliau ingin menikmati masa tuanya di sana, kapan-kapan aku ajak kamu ke sana ya"

Aku tertegun, ada rasa sesak di dada yang nggak bisa di gambarkan, sepahit itu kah kehidupan Harry, gimana bisa selama ini aku malah menambah goresan luka di hati dan hidupnya. Akhirnya air mataku luruh juga. " Sorry Harr.. im so sorry" kataku sambil menarik Harry ke pelukanku.

" its okay dear, i'm fine.. tau gitu aku nggak bakal cerita panjang lebar ya" godanya lagi.

Aku masih terisak, menghilangkan perasaan bersalah yang masih bercokol di hatiku. " Sekarang, ijinin aku buat kamu bahagia ya Harr.." bisikku di sela-sela isakan tangisku.

Harry mengeratkan pelukannya padaku sebagai jawabannya. Tiba-tiba nada dering telpon Harry berbunyi, yang ternyata dari Adrie.

" Hallo sis, pagi-pagi ganggu aja, what happen? Tumben-tumbenan" jawab Harry dengan satu tangannya memelukku dan satunya memegang Hp.

Harry me-loud speaker percakapannua dengan adrie,supaya aku bisa mendengarkan.

Adrie : Lo mesti gak percaya apa yang gue lihat barusan? But jangan kasih tau Karen..

Aku mengernyit heran, kenapa ada namaku disebut-sebut. Ada apa sih?

Harry :" apa sih? Ada apa emang?"

Adrie :"check photo and video yang gue kirim , Lo bakalan kaget, gue tutup telponnya mau check in hotel dulu"

Setelah Adrie menutup telponnya aku dan Harry melihat apa yang dikirim Adrie.

Di situ terlihat seoarang laki-laki dengan postur tubuh yang sangat aku kenal dan seorang perempuan yang akhir-akhir ini tampak menjadi pendiam. Ada beberapa foto yang di kirim Adrie, foto pertama memperlihatkan mereka berdua sedang duduk di salah satu cafe di bandara, foto kedua terlihat si laki-laki sedang mencium pipi si perempuan, foto ketiga terlihat si laki-laki sedang merangkul pundak si perempuan dan video menunjukkan mereka sedang menunggu antrian bagasi, si laki-laki berdiri sembari tangannya memeluk si perempuan dengan amat sangat posesif, layaknya pacaran. Video kedua melihatkan mereka masuk ke dalam hotel secara bersamaan.

Aku ternganga,kaget,shock melihat bukti-bukti yang di kirim adriee. "omaygawd,omaygawd..please Harr tell me,itu bukan Evan sama Kim kan? "

Harry tersengih "ya itu mereka" .

                             °O°

Hai apa kabar semuanya?semoga selalu baik dan sehat yaa.. aku kembali walau nggak ada yang peduli, huhu.. maaf ya readers, udah seabad rasanya nggak up ini cerita, kira-kira ada yang masih baca nggak ya..

Boleh dong minta vote and commentnya biar semangaatt update lagii.. tengkiyuu.. xoxo.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 11, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Forever You Mr. ArrogantWhere stories live. Discover now