Bab 16

9.5K 627 20
                                    

Melihat Harry berjalan menjauh setelah memperlakukanku seenaknya membuatku seperti orang bodoh untuk kesekian kalinya. "Damn you, Harr!!!!" bisikku di sela-sela tangis yang tak kunjung berhenti.

Aku memikirkan Papa-Mama, Orangtua Dharma dan Dharma, apa yang akan mereka katakan seandainya tahu kalau putri satu-satunya, calon menantu kesayangan, calon istri yang entah jadi atau nggak nya ini diperlakukan kurang ajar oleh orang yang aku yakin saat ini sangat ingin mereka hakimi. Aku melihat sisa robekan bajuku di lantai, bekas apa yang dilakukan Harry kepadaku.

Kling! Tanda bahwa ada pesan masuk ke nomorku.

From : Kim
" Ada apa? Harry barusan call aku, Whats wrong dear?"

Brengsek macam apa dia, setelah memperlakukanku seperti itu dan dia menghubungi Kim untuk menanyakanku. Go to hell, Harr!!

From : Me
" Harry bilang apa emang?"

Dan smsku dibalas dengan deringan suara ringtone hp ku yang berarti si Kim sedang menelfonku.

Dddrrtt....ddrrrt Kim calling..drrt..Kim calling.

" Kenapa? Harry barusan nelfon aku nanyain keadaan kamu, ada apa lagi sih?" berondong Kim.

" Nggak ada apa-apa, memangnya dia bilang apa Kim?"

"Karen, what's wrong?"

" Nothing, Kim, apaan sih kim maksa-maksa mulu kaya emak-emak ah kamu, masih sama Evan?"

" Oke, aku kesana 15 menit lagi" jawabnya tiba-tiba.

Klik. Dan telefon dimatikan begitu saja. Bener-bener deh cewek satu ini, sepertinya cenayang - to be nya sedang kambuh setelah beberapa hari ini menghilang.

Aku bergegas berdiri membereskan kekacauan yang di timbulkan oleh Harry tadi, dan teringat kembali apa yang dia lakukan kepadaku. Tangan besarnya yang tiba-tiba merobek bajuku dan matanya yang nyalang menatap tubuhku, dan suara terakhirnya sebelum dia pergi, Harr,,harr untuk sekarang kamu sudah terlalu kelewatan.

Kling..

Tanda pesan masuk lagi, ini kenapa tumben banget si Kim pakai acara sms-sms an, biasanya juga langsung telfon. Tapi setelah melihat siapa pengirimnya, aku langsung terdiam, takut untuk membaca isinya

From: Harry

" Sorry for the last, anggap apa yang kita mainkan selama ini selesai, tentang rencana pernikahan bohongan kita, its my responsibilty, biar aku yang ngomong ke orangtuamu dan Dharma, its just a game dan kamu bisa nerusin rencana pernikahanmu dgn Dharma, once again, so sorry and be happy"

Aku terdiam, gamang membaca pesan yang di kirim Harry, sakit, sedih, marah, kecewa campur jadi satu. Entahlah tiba-tiba aku nggak ingin Harry melepasku begitu saja, aku ingin dia berusaha membuatku percaya bahwa dia benar-benar menginginkanku, aku ingin meyakini bahwa apa yang aku lakukan selama ini dengannya bukan hanya permainan. "Oh, Damn, Harr..please jangan jadi pengecut, selesain apa yang sudah kamu mulai" kataku di sela-sela tangisku. What? Untuk keberapa kalinya aku menangis gara-gara dia.

Pintu kamarku terbuka dan Kim si asisten pribadiku plus plus ini dengan sorot mata cenayangnya melihatku.
" Kamu jatuh cinta sama Harry kan Ren? I see in your eyes, in your face" katanya tiba-tiba seraya mendekat ke arahku yang sedang sesenggukan.

" i'm fool"

Kim terdiam. Melihatku. Dan dia tertegun melihat keadaanku dengan baju robek yang tidak bisa menutupi semua tubuhku. " Diapain sama Harry?" tanya Kim masih dengan nada tenangnya.

" Ren..?!?"

Dan aku masih terdiam. Memberikan hp ku ke arah Kim, dan aku tahu dari sorot wajah Kim yang sedang membaca apa yang di kirim Harry, dia jelas sangat shock. " Kalian make out? Kelepasan?! Terus dia mau ninggalin kamu gitu aja?!?!?!" tanyanya dengan nada yang tinggi.

" Nggak, tapi hampir" jawabku akhirnya.

" Terus?"

" i dont know, he make me feel confuse"

Kim hanya diam memperhatikanku.

" I think, like what you say Kim..."

Kim masih terdiam, dan sekarang menatapku dengan pandangan sayang dan menenangkan seperti biasa.

Aku terdiam tidak berani meneruska kata-kataku.

" i think.. I dont know what i feel, you know what i mean, aku nggak ingin Harry nganggep selama ini cuma game" kataku lirih sambil menangis.

" i know dear, i know..."

" and maybe once again... I'm fallin love with him"

"Oh God, Karen Soebrata, aku nggak tau ini bakalan jadi good news atau bad news buat kamu"

Aku terhenyak, diam, bingung memerhatikan kata-kata Kim. "Maksudnya? Aku nggak ngerti Kim"

" Harry sudah ngomong ke Dharma kalau apa yang kalian lakukan cuma bohongan"

Aku terdiam mencerna kata-kata Kim. Apa?!

Kim mengangguk iba. "Sepertinya dia memang sudah berniat nggak akan mengganggu kamu lagi Ren"

Entahlah detik itu juga aku merasakan hatiku nyeri. Gamang. Semudah itu dia menyelesaikan apa yang sudah di mulai.

Ini belum selesai Harr, bahkan jauh dari kata selesai.

Huhuhu maaf ya lama bangt ngepostnya, semoga bisa menikmati ya semuanya,

Thx pembaca-pembaca tersayang. Enjoy yaa.. Xoxo.

See you in next bab :) *)

Forever You Mr. ArrogantWhere stories live. Discover now