Maaf sebelumnya saudara2 pembaca tersayang, di bab ini ada perubahan sedikit, di sini mungkin aku bakal menulis sudut pandang dari Harry. Biar pada tau sebenernya Harry itu gimana sih. Tapi tetep ganti2an kok between Karen POV and Harry POV, Kalau mungkin jadi rada aneh gara2 perubahan ini, maafin yaa.. Love kalian semuaa yang sudah ngasih vommentnya, yg sudah sabar menunggu update an lanjutan cerita, yg sudah ngasih saran kritik via massage, yg sudah baca cerita bin abal-abal ini. Terimakasih terimakasih sekalii :* :)
****
Harry POV
Aku mendengarkan suara perdebatan kecil antara perempuan itu dan suara asistenku di depan pintu masuk ruanganku mencegah seseorang yang sudah aku tau pasti ingin sekali menerobos masuk ke ruanganku, memakiku, mencekikku, bahkan mungkin ingin membunuhku. Aku mempersiapkan diriku setenang mungkin, mencoba tidak terpengaruh keadaan di luar yang masih ribut. Melihat wanita cantik berdiri di depanku, Elle, teman kuliahku semasa di London, teman gilaku, partner in crime semasa kuliah, dia baru saja datang dari London berlibur ke Indonesia untuk menyambangi keluarganya yang notabene masih berdomisili di sini.
" Aku pamit deh, Harr, lagi sibuk banget kayanya, kapan-kapan aku mampir lagi sama David juga ya" katanya seraya berdiri dan memelukku mencium pipi kanan kiriku. Dan saat itulah aku tahu, si perempuan itu sudah berhasil menerobos masuk ke ruanganku, melihatku berdiri memeluk wanita secantik Elle. Sengaja ku manfaatkan momen ini, aku balas memeluk Elle, yang aku yakin dia juga terkejut dengan apa yang aku lakukan. Please forgive me, David.
Lalu aku menoleh ke arahnya, ke arah Karen Flynn Soebrata. Perempuan itu tetap cantik walaupun dalam keadaan marah. Ingin rasanya aku memanggil 'hai sayang' menyapanya, menghampirinya, memeluknya, tapi egoku sebagai laki-laki tidak mengijinkannya. Aku malu pada diriku sendiri atas apa yang sudah aku perbuat pada Karen malam kemarin, Oh God! Aku tidak tahu apa jadinya seandainya malam itu tangisan karen tidak menyadarkanku. Aku tidak mau memikirkan akibatnya. Mungkin yah mungkin yang terjadi aku hanya akan menyakitinya. Dan lebih baik seperti ini, melihatnya marah kepadaku, membenciku, dan mengembalikannya lagi ke Dharma. Shit!! Oh Damn!!! Aku benci melakukan hal yang terakhir.
Dia jelas sekali terlihat shock, melihatku dalam keadaan seperti ini. Apa yang ada di matanya? Cemburu? Nggak mungkin.
Lalu aku melihatnya terdiam, meminta maaf karena telah menggangguku. Ya Tuhan, Sayang, justru aku pengen kamu di sini, yah di sini, denganku,. Yah seandainya aku bisa mengatakan semua itu. Tapi yang keluar malah " Kalau sudah tidak ada apa-apa lagi kamu bisa keluar dari kantor saya" kataku yang membuatnya dua kali lipat shock.
Dia melihatku dan Elle bergantian, lalu berbalik berjalan keluat ruanganku. Rasanya ingin aku kejar dia, aku tarik ke pelukanku, meminta maaf atas semua yang sudah aku lakukan padanya, tapi sekali lagi, egoku tidak mengijinkan aku melakukan semua itu.
" Harr, are you okay?" tanya Elle, yang perlahan melepaskan diri dari pelukanku.
" Im okay, so sorry Elle please dont say to David" jawabku sambil tersenyum yang membuatnya ikut tertawa.
" Masih gila juga ternyata kamu ya, Harr, perempuan mana lagi sekarang yang jadi korbannya?" tanyanya.
Aku hanya diam menanggapi pertanyaannya.
" Sudah bukan waktunya lagi, kamu main-main beginian Harr, playing with different woman every night, everyday, nggak capek? Cari perempuan yang bener-bener, Harr, nikahin, punya anak, punya keluarga kecil sendiri, nggak pengen?"
Aku tertawa mendengar nasihat dari Elle, yang notabene dulu perempuan urakan, yang kalau di gambarkam sangat bertolak belakang dengan sekarang. Sisi feminim pada dirinya sudah terlihat. Calon istri David Wibisana. Elle dan David, dua orang dengan kepribadian yang sangat berbeda akan di satukan dengan ikatan sakral pernikahan 1 minggu lagi.
Aku berharap juga bisa seperti itu denganmu, iya denganmu sayang.
Gimana gaes, adakah yang aneh? Hihi, maaf yaa.. By the way, see you lagi di next bab yaa..
YOU ARE READING
Forever You Mr. Arrogant
RomanceHarry Abraham, Dia menantikan saat -saat ini, saat seorang dari masa lalunya yang telah meninggalkannya bertahun-tahun lalu tiba-tiba datang kepadanya lagi, dalam wujud seorang wanita yang sangat cantik, seksi dan matang bukan gadis manja yang hidup...