Bab 17

9.4K 617 14
                                    

But you didn't have to cut me off
Make it like it never happened and that we were nothing

And I don't even need your love
But you treat me like a stranger and that feels so rough

No you didn't have to stoop so low
Have your friends collect your records and then change your number

I guess that I don't need that though
Now you're just somebody that I used to know

-Somebody that i used to know by Gotye feat Kimbra -

" Ren, pagi ini Adrienne ngajak ketemu di office" kata Kim seraya membuka kamarku pagi ini dan membiarkan cahaya matahari masuk melalui jendela. Aku yang masih males-malesan menyerap informasi itu dengan setengah hati. " Ngapain si adrie ngajak ketemu lagi? Bukannya perjanjian segala macem udah kamu handle ya Kim?" tanyaku pada Kim yang sekarang duduk di sofa kamar tidurku dalam keadaan yang sudah rapi. Yah Kim semalam tidur di apartmentku, nggak berani ninggalin aku sendirian katanya gara-gara case dengan Harry kemarin.

" Berantakan banget ya kamu ren, nggak nyangka sebegininya efek yang Harry buat ke kamu, mandi sana, buruk banget, sumpah!" cerocos Kim lagi yang membuat gulingku terbang ke arahnya. " Sialan!! Yaudah by the way ngapain sih Adrie minta ketemu lagi? Males banget ah ke Abraham Building" balasku.

" Males ke Abraham Building apa males ketemu yang punya Abraham Building? Kemarin bilang katanya kamu punya perasaan ke Harry, you know, Ren, finished it, just tell him and let your story begin, gampang kan?" kata Kim dengan polosnya yang membuatku ingin berlari ke arahnya dan mengguncang-guncangkan tubuhnya, nggak semudah itu kali Kim. Hih! rasanya pengen ku tujes-tujes juga dia. Ini kenapa Kim sama Evan nyebelinnya jadi sebelas dua belas ya.

"Udah mandi sana, be profesional Kim, ini kerjaan kamu, kerjaan kita berdua" kata Kim lagi yang mau tak mau membuatku turun dari tempat tidur nyamanku. " Iya, iya nona Kim, minta naik gaji ya?" candaku kepadanya yang membuatnya diam seketika, berpikir, dan akhirnya melempar balik guling ke arahku sambil memaki-makiku yang berlari ke kamar mandi.

*****

1 jam kemudian aku dan Kim sudah memasuki Abraham Building, berharap dengan sangat tidak bertemu Harry di sini, aku belum sanggup setelah kejadian itu dan sms yang dia kirimkan kepadaku malam sebelumnya.

" Are you ready, Ren? Take deep breath before you entrance adrienne's room and calm down, okay?" jelas Kim menenangkanku yang hanya ku jawab dengan anggukan kepala karena jujur aku belum siap apabila melihat ada Harry di dalam. Oh damn!! Ini perusahaanya dan dia bisa ada dimana saja sekarang. Aku memejamkan mata membuang semua kemungkinan yang ada di kepalaku.

Setelah sekretaris Adrienne yang super duper bohay dengan style wanita karir yang kekinian mempersilahkan kami masuk, otakku langsung berhenti bekerja, tidak bisa fokus pada apapun, ini kenapa jadi deg-deg an banget ya. God please lancarkan semuanya.

" Hai, Kim and Karen, so sorry ya pemberitahuannya mendadak banget nyuruh kalian ke sini, make sure you enjoy here ya" sapa suara elegan nan seksi milik Adrienne.

Aku melabuhkan diriku ke sofa putih yang empuk dan nyaman, berusaha membuat diriku setenang dan se enjoy mungkin. " So, why you call us here? " tanyaku. "Emmm, tentang surat kontrak kerja kita, I dont know what happened with you two, i mean my Boss and you, Karen, but last night he's tell me for cancel this contract with you" jelas Adrienne kepadaku yang membuatku shock, kaget, sesak, sakit, merasa di khianati, aku menelan ludah dengan susah payah, jadi Harry memutuskan kontrak kerja denganku dan dia benar-benar nggak mau lagi berurusan denganku, aku menahan rasa ingin menangis yang sudah tidak bisa di tahan lagi.

"Ren, are you okay?" tanya Kim di ikuti dengan pandangan penuh tanya Adrienne ke arahku.

" Bukannya di situ sudah tertulis dengan jelas, apabila salah satu pihak ada yang dirugikan, maka kontrak ini bisa berakhir, dan tentunya ada ganti rugi di sini" jelasku tanpa memedulikan pertanyaan Kim. Adrienne tersenyum menenangkan
"Aku nggak tau ya ren, tapi aku melihat Harry sudah mempersiapkan semuanya, dia sudah mempersiapkan ganti rugi untuk ini" Adrienne berkata sambil menyerahkan check yang bertuliskan nominal uang yang aku yakin itu jelas sangat memenuhi kebutuhanku beberapa tahun kedepan. Tolong di garis bawahi, untuk beberapa tahun ke depan, jelas ini tidak sesuai dengan kontrak kerja yang kami sepakati, lebih malah.

" Harry gila" gumamku.

" Emm... dan ren, semua fotomu yang harusnya naik cetak untuk majalah special wedding bulan ini, batal semua" lanjut Adrienne lagi dengan mimik wajah yang prihatin.

Wajahku pias, antara marah dan sedih, yang bisa ku rasakan adalah tangan hangat Kim yang menggenggam erat tanganku, menenangkanku. Aku tau ini juga berat untuknya, tapi ini semua bukan kesalahan Kim, ini salahku.

" Dimana Harry?" tanyaku ke adrienne.

" In his room, i think" jawab Adrienne
yang membuatku langsung beranjak dan berjalan keluar menuju ke ruangan si Bos Besar yang super arrogant.

" good luck sis" kata Adrienne sambil mengedipkan matanya ke arahku.
Sis? She's calling me 'sis'? Apa maksudnya? Tapi pertanyaan itu hilang saat aku berada di depan pintu ruangan si Mr. arrogant yang dungu dan bodoh, yang pengen ku lempar dari ruangannya, yang pengen ku tujes-tujes dengan high heels 15 cm ku.

Tanpa memedulikan sekretarisnya yang mencegahku masuk, aku langsung menerobos ke dalam ruangannya. Aku melihat Harry berdiri sedang memeluk seorang perempuan dan tersenyum. Dia melihat ke arahku, tampak terkejut dengan kedatanganku, tapi akhirnya wajah yang angkuh itu kembali lagi.
" whats wrong?" tanyanya santai melihatku tanpa melepas pelukannya pada perempuan cantik berambut hitam dan tinggi semampai itu.

Aku kehilangan kata-kata. Hancur. Cuma kata itu yang menggambarkan perasaanku sekarang. Sakit melihat ada seorang perempuan lain yang ada di pelukannya. Sekuat tenaga aku menahan rasa ingin menangis.

" Ya? Excuse me, miss Karen Soebrata, kenapa tiba-tiba ada di ruanganku, something happen? tanyannya lagi yang membuatku tak bisa lagi menahan rasa sebak. Kenapa Harry pura-pura tidak terjadi apa-apa antara kami. " Sorry, aku nggak tau kalau sedang ada tamu, so sorry" jawabku dengan suara parau menahan tangis yang ingin pecah.

" Okay, kalau tidak ada apa-apa kamu bisa keluar dari ruangan saya sekarang, saya mau melanjutkan business dengan Elle" kata Harry santai yang membuatku kali itu juga berjalan berbalik keluar pintu dengan tangis yang tidak bisa di tahan lagi.

Oh Tuhan, apa yang ku lakukan barusan, melihat orang yang aku sayangi sedang berpelukan dengan perempuan lain, yang jelas-jelas sudah menolakku. Apa kata Kim tadi pagi? Just tell him, if you know Kim, hatiku sudah hancur. Yah hancur.

Maaf yang sudah menunggu lama lanjutan cerita ini ya, semoga semua pada suka, maaf banget selalu lambat ngepostnya, mohon di maklumi, penulisnya lagi sok2an sibuk.. Hehe. But ketemu lagi di bab selanjutnya yaa... Thx buat pembaca semuanya, Hug and Love. :*




Forever You Mr. ArrogantWhere stories live. Discover now