Bab 5

12.2K 797 4
                                    

Jam 6.30 aku sudah siap menunggu Dharma yang katanya akan menjemputku. Malam ini aku memakai dress panjang warna merah berlengan panjang dengan potongan punggung terbuka.

Tepat jam 7 malam, bel apartmentku berbunyi, Dharma berdiri di depan pintuku dengan porsi tubuhnya yang tinggi, tubuhnya yang proporsional dibalut tuksedo hitam. Dharma, aku akui dia sangat tampan malam ini.

" Wow.." katanya saat melihatku.

" You' re amazing cantik, sooo seksi"

" Thanks, kamu juga kelihatan so amazing"

Dia terkekeh pelan " Come on, nona cantik, kita sudah ditunggu" katanya sambil menyerahkan tanganya untuk menggandengku.

Restoran khas masakan jawa yang sudah bertaraf Internasional ini memang sudah tidak diragukan lagi untuk masalah rasanya.

Terlihat Papa Mama yang sedang asik mengobrol dengan Orangtuanya Dharma. Tanpa menyadari kedatangan kami berdua.

" Ehm.."

Mereka berempat menoleh ke arah kami.

" Ya Ampuunn, wait look how beautiful my daughter" kata mama menghampiriku sunpika sunpiki.

" Jadi gitu ya, datang ke Jakarta anaknya nggak di kabarin, malah ngabarin Dharma" mendengarku sok ngambek begitu mama dan papa cuma tertawa.

" Om dan tante apa kabar? Makin awet muda ya sepertinya" kata Dharma.

" Nak Dharma ini, bisa aja lho, yang justru tambah ganteng itu ya kamu" jawab mama.

" Ayah ibu apa kabar? Maafin Karen belum sempat main kerumah, akhir-akhir ini full kerjaan terus" kataku menyapa orangtua Dharma.

" Ya nggak apa-apa sayang, namanya model cantik, smart kaya kamu mesti kemana-mana, Ayah sama ibu ngerti kok"

Setelah kami bersapa-sapa ria dan memesan makan, akhirnya tiba saatnya topik penting yang menyebabkan kami sekarang bertemu.

" Jadi, nak Dharma, kapan mau lanjut ke pernikahan, Papa sama Mama, Ayah sama Ibu sudah nunggu 4 tahun ini, kalau bisa ya minggu depan atau maksimal, nggak usah lama- lama, kan kalian juga udah lama dekat" kata Papa membuka obrolan yang menurutku sangat horror.

Sumpah, ini horrornya melebihi film Sadako, The Ring, Alone. Tanganku berkeringat dingin. " Pa, kalau minggu depan kayanya nggak mungkin, Dharma kan sibuk, aku juga masih terikat project sama Abraham Co.Ltd" jawabku mendahului Dharma.

" Kamu ini ngeles aja, ya makannya tau kalian berdua sama-sama sibuk, kita ada disini buat mbantuin persiapan kamu nduk" jawab mama lagi nggak mau nyerah.

Dan akhirnya yang di tanya pun memberikan jawabannya. " Serahin masalah pernikahan sama kami berdua saja om, tante, ayah, ibu, kan kami yang bakal menjalani, mungkin kalau untuk waktu dekat belum bisa" jawab Dharma diplomatis dan sok tenang.

" Lha maunya kapan?" tanya Orangtua Dharma.

" Tunggu kalau kami berdua sudah bebas dari tanggung jawab kami dulu di pekerjaan, setelah itu nanti kita bakal pikir tentang masalah ini"

" Ya sudah, terserah kalian saja, yang penting jangan lama-lama, ibu pengen cepet gendong cucu"

Aku permisi mau ke toilet setelah pembicaraan yang sangat horror tadi aku butuh menenangkan diri sebentar.

Toilet adalah tempat paling tepat untuk melarikan dan menenangkan diri di saat genting di Restoran seperti ini.

" Hallo seksi... " sapa suara berat seorang laki-laki yang akhir-akhir ini sangat menggangguku.

" Mr. Harry? What are you doing here?"

" Harry baby, just call me Harry, apa yang aku lakukan di sini?" Harry tersenyum angkuh, "sedang memandangimu dan memikirkan apa yang akan aku lakukan dengan wanita berwajah cantik dan tubuh yang sangat menggiurkan terpampang di depanku"

Ya Tuhan, aku tak bisa membayangkan kejadian yang lebih buruk dari tadi pagi di lift, what he want?

" I miss you" kata Harry singkat.

Menatapku, seperti ingin tahu apa reaksiku setelah dia mengatakan itu.

" Nggak kangen aku?" lanjutnya lagi, dan dia mempersempit jarak di antara kami.

Happy Reading



Forever You Mr. ArrogantWhere stories live. Discover now